Kereta rel listrik seri SFC120-V
KRL SFC120-V | |
---|---|
![]() KRL SFC120-V saat menjalani uji coba di Lintas Bogor–Jakarta Kota, memasuki Stasiun Manggarai. | |
Jenis bakal pelanting | Kereta rel listrik |
Beroperasi | Dalam masa uji coba |
Produsen | CRRC Qingdao Sifang |
Perakitan | Qingdao, Tiongkok |
Konstruksi | 2024–2025 |
Mulai beroperasi | Pertengahan 2025 (rencana) |
Jml. sedang diproduksi | 96 unit |
Jml. sudah diproduksi | 36 unit |
Formasi | 12 kereta per rangkaian |
Operator | KAI Commuter |
Depo | Depok (DP) |
Jalur dilayani | |
Data teknis | |
Konstruksi bodi | Baja nirkarat |
Pintu | 4 pintu di setiap sisi |
Kelajuan maksimum | 120 km/h (75 mph) |
Sistem traksi | CRRC Times Electric tPower-TN30[1] |
Sistem pembangkit | 1.500 V DC (Listrik aliran atas) |
Elektrifikasi | 1.500 V DC |
Penangkap arus | Pantograf |
Bogie | SWM-120C2 (Motor), SWT-120C2 (Trailer) |
Alat perangkai | Shibata Semipermanen |
Konfigurasi tempat duduk | Memanjang |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) Lebar sepur Cape |
Kereta rel listrik seri SFC120-V adalah kereta rel listrik yang yang dirancang dan diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang di Qingdao, Shandong, Tiongkok, dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Pehubungan RI.[2][3] KRL ini memiliki kode model pabrikan SFM138.[4]
KRL ini hampir mirip dengan bakal pelanting yang digunakan pada Zhengzhou Metro Lin 7. Hanya saja pintu dari SFC120-V ketika terbuka tetap berada di dalam dinding kereta, sementara yang digunakan pada Zhengzhou Metro, pintunya terbuka ke bagian luar kereta.[1]
Rencananya, KRL ini akan dioperasikan oleh KAI Commuter di Lin Bogor dan Lin Cikarang.[5]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Latar belakang dan proses produksi
[sunting | sunting sumber]
KRL seri SFC120-V dipesan sebagai buntut dari polemik impor KRL bekas tahun 2023 yang mengakibatkan pembatalan impor KRL bekas dari Jepang. Melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), pemerintah ikut membiayai pembelian KRL seri ini.[6][7]
Alih-alih memproduksi KRL di Jepang, KAI Commuter memilih memesan KRL dari Tiongkok. Anne Purba, yang saat itu menjadi Sekretaris Perusahaan KAI Commuter, menepis rumor yang beredar mengenai tekanan Beijing yang akan dilakukan jika KAI Commuter mengimpor KRL dari Jepang. Menurutnya, pengadaan KRL ini sama sekali bebas dari tekanan siapa pun, dan telah melalui pertimbangan dari BPKP dan LKPP. Klaimnya, secara spesifikasi teknis, desain KRL buatan Tiongkok juga mendekati spesifikasi teknis yang dibutuhkan Indonesia.[8]
Pada awalnya, KAI Commuter hanya memesan sejumlah 3 rangkaian KRL seri ini, namun pada Juli 2024, pemesanan bertambah sebanyak 8 rangkaian. Sehingga secara keseluruhan KAI Commuter memesan KRL seri SFC120-V sebanyak 11 rangkaian dari CRRC Qingdao Sifang, dengan masing-masing rangkaian memiliki formasi 12 kereta. Seluruh unit KRL seri ini diimpor dalam kondisi sepenuhnya terakit dan siap digunakan.[9]
Proses impor
[sunting | sunting sumber]Rangkaian pertama KRL seri SFC120-V tiba di Indonesia sejak 31 Januari 2025 melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, tepat satu tahun setelah penandatanganan kontrak pembelian yaitu pada 31 Januari 2024 di Beijing, Tiongkok.[2][10] Lalu dikirim oleh KAI Commuter menuju Depo KRL Depok melalui Stasiun Pasoso menggunakan lokomotif pada keesokan harinya, Sabtu tanggal 1 Februari 2025.[11]
Pada 11 Maret 2025, kembali tiba di Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 2 rangkaian KRL seri SFC120-V dengan total 24 unit.[1]
Uji coba dan sertifikasi kelaikan
[sunting | sunting sumber]Guna memastikan keandalan sarana untuk operasional serta sertifikasi kelaikan oleh Balai Pengujian Perkeretaapian Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, rangkaian pertama SFC120-V menjalani tahap uji coba sejak 10 Februari 2025. Uji coba tersebut dilakukan di jalur kereta api Bogor–Jakarta Kota dengan target perjalanan 4.000 km.[12]
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal Dengan Penggerak Sendiri.[13] Pengujian tersebut terdiri dari Uji Rancang Bangun dan Rekayasa, Uji Statis dan Uji Dinamis.
Uji Rancang Bangun dan Rekayasa meliputi:
- evaluasi dokumen; dan
- uji daya tahan.
Evaluasi dokumen dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara dokumen rancang bangun dan rekayasa dengan fisik sarana perkeretaapian. Adapun, uji daya tahan merupakan kegiatan pengujian untuk mengetahui fungsi dan kinerja seluruh sistem dan peralatan pada kereta dengan penggerak sendiri secara dinamis tanpa ada kegagalan pada sistem dan peralatan kereta dengan penggerak sendiri.
Sedangkan Uji Statis meliputi pengujian: dimensi, rasio selisih berat statis roda, pengereman, keretakan, sirkulasi udara, temperatur, kelistrikan, kebisingan, intensitas cahaya, peralatan komunikasi, kebocoran, emisi gas buang, pembebanan, dan klakson.
Adapun, Uji Dinamis meliputi pengujian: ruang batas sarana dan panjang selang pneumatik dan kabel, pengereman, temperatur laher, kualitas pengendaraan, pembebanan dan kemampuan tarik, percepatan, kelistrikan, dan kebisingan.
Namun, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 49 Tahun 2023, rangkaian yang baru tiba ini hanya perlu menjalani uji coba sejauh 2000 km, dibandingkan rangkaian pertama yang memerlukan uji coba sejauh 4000 km sebelum dapat dinyatakan layak berdinas.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Hayat, Wiji Nur. "24 Gerbong KRL China Tiba di Pelabuhan Priok, Ini Dia Penampakannya". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2025-03-11.
- ^ a b Adi, Bhaskoro. "Tanda Tangan Kontrak di Beijing, KAI Commuter Gandeng CRRC Sifang untuk Sarana KRL Jabodetabek - Harian Haluan". Tanda Tangan Kontrak di Beijing, KAI Commuter Gandeng CRRC Sifang untuk Sarana KRL Jabodetabek - Harian Haluan. Diakses tanggal 2025-02-24.
- ^ Sundoro, Danang (02 Februari 2024). "Tiga Rangkaian KRL Baru Sudah Sesuai Spesifikasi Teknis". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 25 Februari 2025.
- ^ "SFM138动车组 - 动车组列车 - 记录高速动车组列车及城市轨道交通列车发展历程 —— 慧伊创新科技(北京)有限公司". www.china-emu.cn. Diakses tanggal 2025-02-25.
- ^ Hayat, Wiji Nur. "Penumpang Rute Ini Beruntung, Bisa Jajal KRL Baru Produksi China". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2025-02-27.
- ^ Media, Kompas Cyber (2023-06-23). "Batal Impor KRL Bekas, Luhut Bakal Impor 3 Rangkaian KRL Baru dari Jepang". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-02-24.
- ^ "KAI Terima Suntikan Dana PMN Rp2 Triliun untuk Pengadaan KRL, Animo Penumpang Commuter Line Makin Tinggi". www.tvonenews.com. 2025-02-15. Diakses tanggal 2025-02-24.
- ^ Media, Kompas Cyber (2024-02-06). "KCI Bantah Menolak Impor KRL Jepang karena Diancam China". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2025-02-27.
- ^ Mahardhika, Lorenzo Anugrah (2024-07-01). "RI Impor KRL Asal China, PT KAI Mau Tambah 8 Trainset Lagi". Bisnis.com. Diakses tanggal 2025-02-24.
- ^ Adventy, Artha (2025-01-31). "1 Trainset KRL Impor dari China Tiba di Tanjung Priok Hari Ini". Bisnis.com. Diakses tanggal 2025-02-24.
- ^ Andrean, Joko. "KRL Baru dari China Sudah Tiba di Indonesia! Pengiriman Pertama Sampai di Depo Depok - Timenews". KRL Baru dari China Sudah Tiba di Indonesia! Pengiriman Pertama Sampai di Depo Depok - Timenews. Diakses tanggal 2025-02-24.
- ^ Dwi Purnama, Iqbal (2025-02-10). "KAI Commuter Gelar Uji Dinamis Rangkaian KRL Baru, Berlangsung di Luar Jam Sibuk". iNews Finance. Diakses tanggal 2025-02-13.
- ^ "Permenhub No. 49 Tahun 2023". Database Peraturan | JDIH BPK. Diakses tanggal 2025-03-12.