Lompat ke isi

Keterampilan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keterampilan atau kemahiran adalah daya tampung seorang individu melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.[1]

Keterampilan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.[1]

Keterampilan intelektual

[sunting | sunting sumber]
Albert Einstein, tokoh ilmiah dengan kemampuan intelektual yang sangat tinggi.

Keterampilan intelektual adalah kemahiran yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental -berpikir, menalar, dan memecahkan masalah.[1] Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi.[1] Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok.[1]

Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk keterampilan intelektual adalah:[2]

  1. Kecerdasan angka (Numerical intelligence)
  2. Pemahaman verbal (Verbal understanding)
  3. Kecepatan daya cerap (Speed perception)
  4. Penalaran induktif (Inductive reasoning)
  5. Penalaran deduktif (Deductive reasoning)
  6. Visualisasi spasial (Spacial visualisation)

Keterampilan fisik

[sunting | sunting sumber]

Keterampilan fisik adalah kemahiran tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan ciri khas serupa.[1] Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan keterampilan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik.[3] Setiap individu memiliki keterampilan dasar tersebut berbeda-beda.[3] Keterampilan fisik dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan melalui latihan dan pelatihan yang tepat. Setiap individu dapat bekerja untuk meningkatkan keterampilan dasarnya agar lebih sesuai dengan tuntutan pekerjaan atau kegiatan fisik yang akan dihadapi. Keterampilan fisik memainkan peran krusial dalam mengerjakan tugas-tugas fisik dan berkontribusi pada keberhasilan dalam berbagai pekerjaan.

Kesesuaian keterampilan-pekerjaan

[sunting | sunting sumber]

Keterampilan intelektual atau fisik tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan memadai bergantung pada persyaratan keterampilan dan pekerjaan tersebut.[1] Sebagai contoh, penerbang pesawat terbang membutuhkan keterampilan visualisasi spasial yang kuat; petugas penjaga pantai membutuhkan keterampilan visualisasi spasial yang kuat dan koordinasi tubuh yang baik; eksekutif senior membutuhkan keterampilan verbal; dan pekerja konstruksi yang tinggi membutuhkan keseimbangan.[1]

Ciri-ciri khas biografis

[sunting | sunting sumber]

Ciri khas atau karakteristik biografis adalah ciri perseorangan seperti usia, gender, ras, dan masa jabatan yang diperoleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi seseorang.[1]

Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan akan menjadi masalah yang lebih penting selama dasawarsa mendatang karena terdapat kepercayaan yang luas bahwa kinerja pekerjaan menurun seiring bertambanya usia; kenyataan bahwa angkatan kerja menua; dan perundang-undangan, terutama di AS, yang melarang perintah pensiun.[1]

Bukti menunjukkan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan pengakuan bahwa hanya terdapat sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria dan wanita yang memengaruhi kinerja mereka.[1] Misalnya, tidak terdapat perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam hal keterampilan memecahkan masalah, menganalisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau keterampilan belajar.[4]

Sebagian individu di AS mengidentifikasi diri menurut kelompok rasial.[1] Departemen pendidikan mengklasifikasikan individu berdasarkan lima kategori rasial: Amerika Afrika, Amerika Pribumi, Asia, Hispanik, dan Kulit Putih.[1]

Dalam situasi pekerjaan, terdapat sebuah kecenderungan bagi individu untuk lebih menyukai rekan-rekan dari ras mereka sendiri dalam evaluasi kerja, keputusan promosi, dan kenaikan gaji.[5] Selain itu, terdapat sikap-sikap yang berbeda secara substansial terhadap sikap afirmatif, dengan orang-orang Amerika-Afrika mendapatkan program seperti ini dalam tingkat yang lebih besar dibandingkan dengan orang kulit putih.[6] Hal lain yang dapat dipelajari adalah orang-orang Amerika-Afrika biasanya mengalami perlakuan lebih buruk dibandingkan orang-orang kulit putih dalam keputusan-keputusan pekerjaan.[6]

Masa jabatan

[sunting | sunting sumber]

Tinjauan ekstensif mengenai hubungan senioritas-produktivitas telah dilakukan.[7] Jika mendefinisikan senioritas sebagai waktu pada suatu pekerjaan, maka dapat dikatakan bahwa bukti terbaru menunjukkan adanya hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan.[7] Masa jabatan, bila dinyatakan sebagai pengalaman kerja, tampaknya menjadi sebuah dasar perkiraan yang baik atas produktivitas karyawan.[7]

Contoh keterampilan

[sunting | sunting sumber]

Serbaneka

[sunting | sunting sumber]
  • Kharisma
  • Persepsi
  • Persuasi
  • Memori prosedural, pengetahuan, keahlian, kefasihan
  • Profesi
  • Teori kecerdasan ganda
  • Pemikiran dan kecerdasan, IQ

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.56-66
  2. ^ Dunnette, M. D. (Inggris)"Aptitude, Abilities, and Skills," Handbook of Industrial and Organizational Psychology, Chicago: Rand McNally, 1976, hal. 478-483.
  3. ^ a b Fleishman, E. A. (Inggris)"Evaluating Physical Abilities Required by Jobs," Personnel Administrator, Juni 1979, hal. 82-92.
  4. ^ Eagly, A. H. "Sex Researchers and Sex-Typed Communications as determinants of Sex Difference in Influenceability: A Meta-Analysis of Social Influence Studies," Psychological Bulletin, Agustus 1981, hal. 1-20.
  5. ^ Sacco, J. M. "An Investigation of Race and Sex Similarity Effects in Interview," Journal of Applied Psychology, 2003, hal. 852-865.
  6. ^ a b Kravitz, D. A. "Reactions to Two Version of Affirmative Action Among Whites, Blacks, and Hispanics," Journal of Applied Psychology, 2000, hal. 597-611.
  7. ^ a b c Gordon, M. E. "Empirical Test of the Validity of Seniority as a Factor in Staffing Decisions," Journal of Applied Psychology, Juni 1982, hal. 311-319.


Bu