Krisis Thailand Selatan
Pemberontakan Thailand Selatan | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Melawan Teror | ||||||||
Peta provinsi selatan Thailand yang menunjukkan wilayah mayoritas Muslim Melayu | ||||||||
| ||||||||
Pihak terlibat | ||||||||
Pendukung : Amerika Serikat (Dukungan Intelijen) Rusia (Dukungan Intelijen) Australia (Dukungan Intelijen) Selandia Baru Kanada Indonesia Malaysia Qatar Bahrain Turki Jerman |
Barisan Revolusi Nasional |
Bajak laut | ||||||
Tokoh dan pemimpin | ||||||||
Sekarang : Vajiralongkorn Srettha Thavisin Prayuth Chan-ocha Sutin Klungsang Charoenchai Hinthao Alongkorn Wannarot |
Wan Kadir Che Wan Abdullah Sungkar Kabir Abdul Rahman Hassan Taib |
Mayaki Yako Xaysana Kaewpimpa Sahachai Jiansermsin | ||||||
Kekuatan | ||||||||
60,000 Tentara | 10,000–30,000 Militan | Tidak Diketahui | ||||||
Korban | ||||||||
499 tentara dan 312 polisi tewas[3] | 1.600 tewas[3] | Tidak Diketahui | ||||||
Jumlah korban: 5,352 terbunuh dan 9,965 terluka[3] |
Krisis Thailand Selatan adalah konflik sengit yang terjadi di beberapa provinsi Thailand Selatan. Berawal pada tahun 1960 sebagai pemberontakan etnis separatis dalam sejarah Wilayah Melayu Patani, terdiri dari empat provinsi paling selatan Thailand, namun telah menjadi lebih kompleks dan semakin sengit sejak tahun 2001.
Mantan Kesultanan Patani, yang terdiri dari provinsi Thailand selatan Pattani (Patani), Yala (Jala), Narathiwat (Menara) juga dikenal sebagai tiga Provinsi Perbatasan Selatan (PPS)[4] serta wilayah bagian tetangga provinsi Songkhla (Singgora), dan bagian timur laut Malaysia (Kelantan), ditaklukkan oleh Kerajaan Siam pada tahun 1785, kecuali Kelantan, daerah tersebut telah diatur oleh Thailand sejak itu.
Meskipun tingkat kekerasan separatis rendah terjadi di wilayah tersebut selama beberapa dekade, operasi militer meningkat setelah tahun 2001, dengan lonjakan baru pada tahun 2004, yang kadang-kadang meluas ke provinsi-provinsi lain.[5] Di luar daerah, insiden yang dituduhkan pada gerilyawan selatan sudah terjadi di Bangkok dan Phuket.[6]
Junta Militer mengklaim bahwa perlawanan ini didanai oleh restoran sup Tom Yam Kung di Malaysia.[7] Pemerintah Malaysia menyebut klaim ini "tidak beralasan," dan "sangat imajinatif."[8]
Lebih dari 6.000 orang telah tewas dan lebih dari 10.000 telah terluka antara tahun 2004 sampai 2014 dalam pemberontakan separatis etnis sebelumnya, yang saat ini telah diambil alih oleh Jihadis garis keras dan mereka diadu dengan kedua minoritas Thai beragama Buddha dan Muslim setempat yang memiliki pendekatan moderat atau yang mendukung pemerintah Thailand.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ "Project MUSE - Conflict and Terrorism in Southern Thailand (review)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2015. Diakses tanggal 17 July 2015.
- ^ th:ความไม่สงบในชายแดนภาคใต้ของประเทศไทย
- ^ a b c "ทบ.แถลงครบรอบ 10 ปีไฟใต้ ตายกว่า 5 พันเจ็บนับหมื่น". Dailynews. Diakses tanggal 14 October 2014.
- ^ "South Thailand Security Report – July 2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-17. Diakses tanggal 2014-11-05.
- ^ "Police say bomb at soccer match in southern Thailand wounds 14 officers". International Herald Tribune. 2009-03-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-18. Diakses tanggal 2011-11-03.
- ^ "27 wounded as 3 blasts hit Songkhla tourist area". Bangkok Post. Diakses tanggal 14 October 2014.[pranala nonaktif permanen]
- ^ The Nation, Tam Yam Kung networks in Malaysia finance insurgents: PM Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine., 21 November 2006
- ^ The Nation, Not all Tom Yam Kung restaurants fund insurgency: Interior Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine., 22 November 2006
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Abuza, Zachary, Militant Islam in Southeast Asia (2003) Lynne Rienner.
- Peter Chalk (2008). The Malay-Muslim Insurgency in Southern Thailand: Understanding the Conflict's Evolving Dynamic. RAND National Defence Research Institute. ISBN 9780833045348.
- Duncan McCargo (2008). Tearing Apart the Land: Islam and Legitimacy in Southern Thailand. Cornell University Press. ISBN 978-0-8014-7499-6.
- Duncan McCargo (2012). Mapping National Anxieties: Thailand’s Southern Conflict. NIAS Press.
- Rohan Gunaratna; Arabinda Acharya (2013). Terrorist Threat from Thailand: Jihad or Quest for Justice?. Potomac Books. ISBN 978-1597972024.
- Thitinan Pongsudhirak (2007). The Malay-Muslim insurgency in Southern Thailand. A Handbook of Terrorism and Insurgency in Southeast Asia. Edward Elgar Publishing. ISBN 978-1-84720-718-0.
- David K Wyatt, Thailand: A Short History (Yale University Press, 2003)
- Pasuk Phongpaichit and Chris Baker, Thaksin: The Business of Politics in Thailand (Silkworm Books, 2004)
- Nirmal Ghosh, "Mystery group runs insurgency in Thai south," Straits Times, 25 Juli 2005
- "Tak Bai victims and relatives file lawsuits" The Bangkok Post, 23 Oktober 2005
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Information on southern Thailand Diarsipkan 2014-12-18 di Wayback Machine.
- Al-Jazeera: Thai violence claims more lives
- Unrest in South Thailand: Contours, Causes, and Consequences Since 2001 Diarsipkan 2005-03-18 di Wayback Machine.
- Involvement of foreign fighters
- Patani info Diarsipkan 2015-11-23 di Wayback Machine. - A page dedicated to collect news about the conflict
- Inside Thailand's southern insurgency Jane's Terrorism and Security Monitor, 14 September 2006