Kolaboratif antara Balai TN Babul, Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan & Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX/Sulawesi Selatan dan Tenggara
Leang Lompoa (Makassar: ᨒᨙᨕ ᨒᨚᨄᨕ, translit. Léang Lompoa, har.'Gua Besar') atau Gua Lompoa adalah situs arkeologi berupa gua prasejarah yang terletak di kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Secara administratif, gua ini terletak di wilayah Kampung Belae, Kelurahan Biraeng, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Leang Lompoa memiliki orientasi arah hadap ke selatan dengan tiga mulut gua. Ukuran lebar rata-rata pintu antara 8-16,4 meter dan tinggi pintu rata-rata 6 meter. Tinggi gua dari permukaan tanah di depannya berkisar antara 0-5 meter. Tinggalan arkeologis yang ada pada Leang Lompoa berupa artefak batu, cangkang kerang dan lukisan dinding. Tinggalan yang berupa artefak batu terdiri atas, batu inti, batu pukul, bilah dan serpih. Jenis cangkang kerang yang menumpuk pada pada situs ini terdiri atas filum moluska dan filum Arthropoda. Temuan lain berupa fragmen tulang dan lukisan dinding berupa gambar cap tangan, gambar figuratif maupun nonfiguratif.[2][3][1]
^Pusdatin Kemendikbudristek (2022). "Leang Lompoa". budaya-data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 21 Agustus 2024.
^Ahmad, Amran; A. Siady Hamzah (2016). Database Karst Sulawesi Selatan 2016(PDF). Makassar: Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. hlm. 45.