Malalayang, Manado
Malalayang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Utara | ||||
Kota | Manado | ||||
Kode Kemendagri | 71.71.09 | ||||
Kode BPS | 7171010 | ||||
Desa/kelurahan | 9 | ||||
|
Malalayang adalah sebuah kecamatan di Kota Manado, Sulawesi Utara, Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Desember 2023) |
Malalayang, sebelumnya dikenal dengan nama Minanga, didirikan oleh anak suku Bantik yang tinggal di Gunung Bantik (dekat Pineleng/Warembungan sekarang). Pada masa kepemimpinan Gudangne Kasiaha. Daerah tersebut masih berupa hutan dan belum berpenghuni. Di sepanjang pantai negeri Minanga, mereka menanam semacam pohon kayu yang warna daunnya muda yang disebut Kayu Bulrang atau lazim disebut orang sekarang Kayu Bulan. Pohon kayu ini kelihatannya sangat mencolok bila dipandang dari kejauhan, sebab warna daunnya yang kuning muda sangat kontras dengan warna pohon-pohon kayu lain yang tumbuh di sepanjang pantai Minanga.
Pada masa Gudangne Rombang, sebagian anak-suku Bantik di Gunung Bantik pergi mendirikan negeri Pogidon yang sekarang adalah Kota Manado. Letaknya di sebelah selatan muara Sungai Tondano di mana daerah tersebut sama dengan Minanga yang awalnya masih berupa hutan dan belum berpenghuni. Adapun pusat perkampungannya didirikan tepatnya di lokasi Makorem 131 Santiago sekarang yang bersebelahan dengan Kantor Pos Manado dan sekitarnya dan ditandai dengan penanam tujuh pohon Kayu Dondo. Di halaman samping kiri Makorem 131 tersebut terdapat sebuah selokan bernama Kali Pogidon yang sampai sekarang mengalir ke arah Reklamasi Megamall Teluk Manado di antara gedung Kentucky Fried Chicken dan kantor Asuransi PT Jasindo Manado. Di sekeliling negeri Pogidon banyak ditumbuhi pohon kayu yang daunnya lebar-lebar yang disebut Kayu Benang (Wenang). Kulit batangnya biasa dipakai oleh orang Bantik untuk mencelup pukat penangkap ikan, supaya kuat dan bertahan lama. Oleh karena itu, negeri Pogidon itu disebut juga Benang (Wenang).
Antara negeri Minanga/Malalayang dan Pogidon (Wenang/Manado) pada zaman itu tidak ada berpenghuni, hanya hutan belaka dan tempat-tempat perkebunan orang Bantik. Adapun pohon kayu bulrang yang ditanam oleh mereka yang tinggal di Minanga adalah sebagai tanda kepada keluarga dan sahabat yang tinggal di Pogidon, supaya bilamana mereka di Pogidon itu memandang kesana akan tampak pemandangan indah di tepi pantai, di situlah letaknya negeri Minanga. Biarpun mereka tinggal menetap di dua lokasi yang cukup berjauhan pada waktu itu, tetapi dengan memandang pohon-pohon kayu bulrang tersebut, mereka merasa seolah-olah seperti berdekatan saja. Oleh karena itu pula, kadang-kadang orang Bantik di Minanga disebut juga Orang Bantik Kayu Bulrang oleh orang Bantik yang tinggal di tempat lain.
Selanjutnya Gudangne Rombang yang berkedudukan di Pogidon menjadi pemimpin semua orang Bantik yang menetap di Gunung Bantik, Bukidi, Kaho, Minanga, dan Pogidon, kecuali orang Bantik yang di Somoit, Bolaang Mongondow, dan di Tanamon, Minahasa Selatan. Mereka berdiri sendiri jauh terpisah dari orang-orang Bantik lainnya.
Pembagian administratif dan Agama
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Malalayang terdiri dari sembilan kelurahan. Berikut nama-nama kelurahan dan kode pos[1] masing-masing:
Nama | Kode Pos |
---|---|
Bahu | 95115 |
Batu Kota | 95163 |
Kleak | 95115 |
Malalayang I | 95162 |
Malalayang I Barat | 95163 |
Malalayang I Timur | 95163 |
Malalayang II | 95163 |
Winangun I | 95161 |
Winangun II | 95161 |
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023, penduduk kecamatan Malalayang sangat beragam dalam agama yang dianut. Adapun persentasi penduduk Kecamatan Malalayang berdasarkan agama yang dianut ialah, yang memeluk agama Kristen sebanyak 85,05% dimana Protestan 78,44% dan Katolik 6,61%%, kemudian sebagian lainnya beragama Islam yakni 14,18%. Pemeluk agama Buddha dari keturunan Tionghoa sebanyak 0,36% dan sebagian kecil lainnya adalah Hindu 0,35% dan lainnya 0,06% .Sementara untuk rumah ibadah, terdapat 14 masjid, 97 gereja, 2 vihara, dan 2 pura.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Gunung Tumpa dilihat dari Pantai Malalayang
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Website Resmi Kota Manado Diarsipkan 2020-08-20 di Wayback Machine.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Kode Pos Malalayang". Diakses tanggal 18 Agustus 2018.