Masjid Hasanuddin Madjedie
Masjid Hasanuddin Madjedie | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Lokasi | |
Lokasi | Banjarmasin |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Timur Tengah, Jawa , Modern |
Didirikan | 1986 |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 1000 Jemaah |
Kubah | 1 |
Menara | 4 |
Masjid Hasanuddin Madjedie (atau Masjid Hasanuddin Majedie) adalah salah satu masjid yang terletak di Jalan Brigjen Hassan Basry, Kelurahan Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun untuk mengenang salah satu Pahlawan Amanat Pembelaan Rakyat (AMPERA) dari Kalimantan Selatan, yaitu Hasanuddin Madjedie atau lebih dikenal dengan nama Hasanuddin HM, dimana dia tewas tertembak saat mengikuti demo Tritura pada 10 Februari 1966 di Banjarmasin.[1][2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Awalnya, Rektor Universitas Lambung Mangkurat saat itu, Milono, mengajak beberapa tokoh mahasiswa Eksponen 66 pada 20 Maret 1966 untuk membangun suatu monumen peringatan sebagai bentuk penghargaan Hasanuddin HM sebagai Pahlawan AMPERA, dimana pihak universitas sudah memberi gelar akademik Sarjana Muda Anumerta kepadanya. Mereka sepakat bahwa bentuk monumen peringatannya adalah sebuah musala yang dibangun di atas lahan kafetaria pada tanggal 22 April 1966.[2]
Pada tanggal 17 Juli 1966, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Divisi ALRI IV Kalimantan, status musala diubah menjadi masjid, yang ditandai dengan pelaksanaan salat Jumat perdana. Salat Jumat tersebut dihadari oleh H. Aberani Sulaiman (Gubernur Kalimantan Selatan saat itu), yang saat itu bertindak sebagai khatib. Adapun orang yang menjadi imam salat Jumat tersebut adalah H.M Rafi'ie Hamdie, ulama Kalimantan Selatan dan salah seorang Eksponen 66.[2]
Saat renovasi bangunan kampus Unit-I di Jalan Lambung Mangkurat, pembangunan masjid tersebut mulai dilaksanakan di dalam kampus tersebut yang didesain oleh Ir. Achmad Noe'man, salah satu dosen di Institut Teknoogi Bandung. Pada 5 Februari 1969, Rektor ULM pada saat itu, HA A Malik mengeluarkan SK nomor 041 Bang/1969 untuk mengesahkan Panitia Pembina Masjid Hasanuddin Madjedie.[2]
Awalnya, masjid ini berada di lingkungan kampus Universitas Lambung Mangkurat. Namun pada saat pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK), masjid tersebut tidak boleh ada di lingkungan kampus. Oleh karena itu, H. Nor Adenan Razak dan teman-temannya mewakafkan sebidang tanah seluas 4.912,25 meter persegi untuk pembangunan masjid, yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan PD Bangun Banua. Tanah tersebut kini berada di alan Brigjen H Hasan Basri, Bundaran Kayu Tangi, Kelurahan Pangeran, Banjarmasin Utara, atau lokasi masjid yang sekarang. Selanjutnya, Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila bersedia membangun masjid id lahan tersebut dan selesai dibangun pada tanggal 8 September 1986, dengan ditandai oleh peresmian masjid oleh Presiden Soeharto.[2]
Pada tahun 2013 masjid ini selesai direnovasi dengan penambahan berbagai fasilitas, seperti aula, ATM, Taman Pendidikan Al-Qur'an, Taman Kanak-Kanak, PAUD, dan lain-lain. Sejak saat itu,masjid ini menjadi persinggahan masyarakat untuk beribadah. Bahkan, ketika Ramadan tiba, imam-iman dari Timur Tengah datang ke masjid ini untuk mengimami salat tarawih.[1][2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "KalselPedia: Sejarah Berdirinya Masjid Hasanudin Majedi". Banjarmasinpost.co.id. Diakses tanggal 2024-10-21.
- ^ a b c d e f "Tahulah Pian, Masjid Hasanuddin Madjedie Diambil Dari Nama Mahasiswa yang Tertembak". 18 April 2024. Diakses tanggal 21 Oktober 2024.