Menara Loji
Menara Loji adalah menara lonceng dengan gaya Arsitektur Kebangkitan Gothik yang terletak di Jatinangor, Sumedang. Dibangun pada tahun 1800-an oleh Baron Braud, tuan tanah yang memiliki perkebunan karet seluas kurang lebih 962 hektare. Sejak kawasan perkebunan karet berubah menjadi kawasan perguruan tinggi, menara loji ini dirawat oleh Universitas Winaya Mukti (Unwim). Setelah kepemilikan tanah beralih, menara loji tersebut berada di bawah tanggung jawab Institut Teknologi Bandung (ITB). Kawasan itu pun diubah oleh pihak ITB dan dibangun Taman Loji. Pada tahun 1980-an lonceng Menara Loji ini dicuri dan hingga kini kasusnya masih belum jelas.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menara ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat untuk mengawasi para penyadap karet yang sedang bekerja dan juga sebagai penanda waktu bagi para penyadap karet tersebut. Lonceng yang ada di menara tersebut selalu dibunyikan setiap pukul 05.00 sebagai tanda bagi pekerja untuk memulai pekerjaannya. Kemudian dibunyikan kembali pukul 10.00 sebagai penanda bagi pekerja untuk mengambil mangkuk yang telah terisi oleh getah karet. Terakhir, lonceng tersebut akan dibunyikan kembali pada pukul 14.00 sebagai tanda bagi pekerja untuk pulang.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Yoseph Pencawan (25 September 2016). "Tak Banyak yang Tahu, Ada Menara Tua Legendaris Dekat Arena PON XIX Jabar". Bisnis.com. sumatra.bisnis.com. Diakses tanggal 30 April 2017.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Pamela Fricylia (22 Januari 2014). "ITB Cari Lonceng Pengganti hingga ke Belanda". Tribunnews.com. Tribun Jabar. Diakses tanggal 30 April 2017.