Novi Budianto
Topik artikel ini mungkin tidak memenuhi kriteria kelayakan biografi tokoh. (Agustus 2024) |
Novi Budianto | |
---|---|
Lahir | 30 November 1957 Yogyakarta |
Nama lain | Nevi Budianto |
Situs web | www |
Novi Budianto atau kerap disapa Nevi Budianto lahir di Yogyakarta, 30 November 1957. Selain seniman ia juga dikenal sebagai guru seni rupa di SMP 6 Yogya. Meski begitu, ia mengaku tidak mempunyai karya masterpiece dalam bidang rupa, ia malah lebih aktif berkecimpung di dunia teater.[1]
Pertama kali bergabung dengan Teater Gandrik. Di Gandrik, ia tidak hanya berperan sebagai aktor tetapi juga penata musik. Pengalamannya dalam dunia musik semakin bertambah ketika bergabung dengan Kiai Kanjeng. Tahun 2003 dia pernah mengikuti Konser Kenduri Cinta di Senayan Jakarta. Dia mengakui kalau kesenian yang dia jalani tidak berada di mainstream kesenian pada umumnya, dia adalah pekerja seni saja. Mencintai seni tidak membuatnya ingin diletakkan pada peta kesenian di Yogyakarta, yang penting ia berkarya dan dapat dinikmati masyarakat. Memaksimalkan inovasi dalam berkarya hingga akhir hayat.
Hingga kini, kontribusi terbesarnya adalah sebagai pemusik di Komunitas Kiai Kanjeng pimpinan Emha Ainun Nadjib. Kiai Kanjeng adalah sebuah konsep nada pada alat musik tradisional gamelan yang diciptakan oleh Novi Budianto. Kalau dalam khasanah musik Jawa terutama pada gamelan lazimnya sistem tangga nada yang dipakai adalah laras pentatonis yang terbagi ke dalam dua jenis nada yakni pelog dan slendro, maka gamelan yang digubah oleh Novi ini tidak berada pada jalur salah satunya, bukan pelog bukan slendro.[2]
Disebut demikian karena memang bila ditilik dari konsep tangga nadanya, ia berbeda dengan gamelan-gamelan pentatonis baik yang pelog maupun slendro. Meskipun bila ditinjau dari segi bahan dan bentuknya gamelan Kiai Kanjeng tetaplah sama dengan gamelan Jawa pada umumnya. Perbedaan nada tersebut terletak pada jumlah bilahannya serta kenyataan bahwa gamelan Kiai Kanjeng juga merambah ke wilayah diatonis, meski tidak sepenuhnya. Penyempurnaan terus dilakukan dengan instrumen gamelan (saron, bonang dan sebagainya). Pelarasan nada ini oleh Novi Budianto pada mulanya dipilih berdasarkan pengalamannya menata musik-puisi Emha Ainun Nadjib sejak berproses bersama di Teater Dinasti.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Indonesian Visual Art Archive | Karya-Karya Novi Budianto". archive.ivaa-online.org. Diakses tanggal 2024-08-26.
- ^ "Sesosok Makhluk Bernama Novi Budianto • CakNun.com". CakNun.com. 2022-11-22. Diakses tanggal 2024-08-26.
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada Agustus 2024. |