Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2020
![]()
Pemilihan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2020 | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
6 April 2020 | |||||||||||||||||
100 dari 106 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah | |||||||||||||||||
Jajak pendapat | |||||||||||||||||
Kehadiran pemilih | 100 (94,34%)
| ||||||||||||||||
Kandidat | |||||||||||||||||
Hasil suara
| |||||||||||||||||
|
Pemilihan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2020 (Akronim: Pilwagub DKI Jakarta 2020) adalah pemilihan yang tidak melibatkan masyarakat DKI Jakarta, melainkan pemilihan yang dipilih melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk memilih wakil gubernur di Jakarta sisa masa bakti 2017 hingga 2022. Posisi ini ditinggalkan oleh petahananya, Sandiaga Salahuddin Uno dari Gerindra yang dipilih oleh Prabowo Subianto sebagai pendampingnya di Pemilu Presiden 2019 sejak 18 September 2018, di mana pada tanggal tersebut telah diterima pengunduran diri Sandiaga oleh Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo.[1] Dalam kurun waktu dua tahun, Gubernur saat itu, Anies Baswedan tidak memiliki wakil gubernur selama pertengahan masa jabatannya. Meski adanya penyelenggaraan pemilu presiden, Anies menyangkal kemungkinan tertundanya pemilihan wakil gubernur untuk mengganti posisi Sandiaga.[2] Pemilihan wakil gubernur dilaksanakan kurang lebih 19 bulan pascamundurnya Sandiaga sebagaimana Pasal 176 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.[3] Selain itu, pemilihan dilaksanakan di tengah Pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia dan terkhusus Jakarta.[4]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]
Sandiaga Salahuddin Uno merupakan seorang pejabat yang menduduki posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diangkat sumpah jabatan bersama dengan kolega politiknya, Anies Baswedan pada 16 Oktober 2017.[5] Mereka berhasil unggul atas pasangan petahana, yakni Basuki dan Djarot pada kontestasi politik 2017. Sandiaga diusulkan oleh partainya, Gerindra untuk maju menjadi kandidat gubernur. Setelah dinamika panjang, akhirnya, Sandiaga diputuskan untuk mengambil peranan wakil di pemerintahan mendampingi Anies yang baru saja diakhiri Presiden saat itu, Joko Widodo dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.[6] Keduanya membersamai pemerintahan di DKI Jakarta selama hampir setahun. Tidak lama setelahnya, kebersamaan keduanya harus berakhir karena Sandiaga mengambil langkah besar dalam kipah politiknya, yaitu memutuskan kesediaan maju pada Pemilu Presiden 2019. Majunya Sandiaga mengakhiri dugaan pendamping Prabowo yang awalnya mengarah kepada Salim Segaf Al-Jufri dari PKS.[7] Di sisi lain, isu yang menguat adalah pencalonan Anies sebagai kandidat wakil presidennya Prabowo yang ia tolak.[8]
Setelah menerima pinangan dari Prabowo, Sandiaga tidak mengajukan cuti kepada pemerintah pusat. Namun, ia memutuskan untuk meninggalkan kursi wakil gubernur yang telah diembannya selama 337 hari.[9] Keputusannya untuk mengakhiri jabatan diputuskan setelah mendaftar kandidasi dan sesuai dengan Pasal 78 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Sandiaga diizinkan Presiden saat itu, Joko Widodo yang juga rivalnya di 2019 untuk melepas statusnya sebagai wakil gubernur.[1] Dengan demikian, posisi wakil gubernur pun lowong. Adapun menurut Pasal 176 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 mengatur pedoman dalam memilih wakil gubernur. Partai-partai dan atau koalisinya dapat mengajukan dua kandidat wakil gubernur.[3] Dalam hal ini, partai pengusul Anies Baswedan dan Sandiaga pada 2017 adalah PKS dan Gerindra, tidak termasuk halnya partai pendukung, yaitu PAN, Perindo, dan Idaman.
Fenomena tanpa wakil gubernur pernah terjadi sebelumnya di masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama. Pada 2014, kursi wakil gubernur pernah lowong setelah ditinggalkan oleh petahananya, Basuki yang dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan orang yang melantiknya, Joko Widodo yang menjadi Presiden ke-7 Indonesia.[10] Basuki naik jabatan tidak melalui proses pemilihan, baik secara langsung maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Akan tetapi, keterpilihan Basuki murni akibat pendahulunya mundur sebelum dilantik sebagai presiden. Basuki pun memegang jabatan tanpa didampingi wakil sejak November 2014. Beberapa nama telah digadang-gadang menjadi pendamping Basuki, seperti Sarwo Handayani yang ketika itu memegang jabatan deputi gubernur.[11] Bahkan, Basuki turut mengamini nama tersebut untuk menjadi wakil di pemerintahannya.[12] Di sisi lain, ia tidak memprioritaskan kehadiran wakil gubernur karena terdapat deputi gubernur yang dijabat oleh pegawai negeri sipil.[13]
Mengacu pada Pasal 171 ayat 1 dan 2 Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, Basuki memiliki hak prerogatif dalam menentukan wakilnya sendiri sehingga muncul nama-nama, seperti Boy Sadikin, anak mantan gubernur Ali Sadikin yang diajukan oleh Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Provinsi DKI Jakarta, Jhonny Simanjutak.[14][15] Ia pun menemui langsung pemimpin PDI Perjuangan, Megawati untuk membenarkan usulan tersebut.[16] Justru nama Boy tidak pernah diucapkan Megawati untuk diajukan sebagai kandidat wakil gubernur. Bahkan, Basuki lebih condong kepada Djarot Saiful Hidayat yang kelak menjadi wakil sekaligus penggantinya.[17] Pada akhirnya, nama Djarot dari PDI Perjuangan dipilih Basuki menjadi wakilnya di pemerintahan dan telah disetujui partainya Djarot.[18]
Pada 2017, Basuki yang menjadi gubernur terjerat kasus penistaan agama sehingga ia dipidanakan.[19] Posisinya diganti oleh wakilnya, Djarot yang resmi menjadi gubernur pada Juni 2017. Selama menjabat, Djarot pula tidak memiliki wakil. Ia berkelakar bahwa nasib dirinya sama dengan Anies yang menjabat gubernur tanpa didampingi seorang wakil.[20]
Calon
[sunting | sunting sumber]1 |
2 |
Ahmad Riza Patria | Nurmansjah Lubis |
---|---|
Calon Wakil Gubernur | Calon Wakil Gubernur |
![]() |
|
Anggota DPR RI (2014–2020) | Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta (2004–2013) |
Kandidat dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
[sunting | sunting sumber]Partai Gerindra resmi mengusung Ahmad Riza Patria sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan mendapatkan Nomor Urut 1.
Ahmad Riza Patria mendapat sinyal dukungan dari Fraksi Partai Amanat Nasional dalam pemilihan ini.[21] Kemudian Fraksi Partai Golongan Karya menyatakan dukungannya terhadap Ahmad Riza Patria dengan menyatakan bahwa dia nasionalis.[22]
Kesamaan Ideologi membuat Fraksi PDI-Perjuangan menyatakan dukungannya terhadap Ahmad Riza Patria dalam pemilihan wakil gubernur ini.
Kandidat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
[sunting | sunting sumber]Partai Keadilan Sejahtera sepakat mengusung Nurmansjah Lubis sebagai calon Wakil Gubernur dengan mendapat Nomor Urut 2.
Sebelumnya, PKS mengusung dua nama yang menjadi bakal calon wakil gubernur, yaitu Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
Meski kalah telak dari Ahmad Riza Patria, PKS tetap lapang dada menerimanya.
Survei
[sunting | sunting sumber]Sumber survei | Tanggal | Jumlah responden | Batas kesalahan | Riza Patria Gerindra |
Nurmansyah Lubis PKS |
---|---|---|---|---|---|
Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan[23] | 9–16 Februari 2020 | 400 | ± 4,9% | 16,5% | 55,4% |
Perhitungan suara
[sunting | sunting sumber]Komposisi
[sunting | sunting sumber]
Partai politik | Jumlah | |||
---|---|---|---|---|
Kursi | % | ![]() ![]() | ||
PDI-P | 25 / 106
|
23,58% |
![]() | |
Gerindra | 19 / 106
|
17,92% |
![]() | |
PKS | 16 / 106
|
15,9% |
![]() | |
Demokrat | 10 / 106
|
9,43% |
![]() | |
PAN | 9 / 106
|
8,49% |
![]() | |
PSI | 8 / 106
|
7,55% |
(baru) | |
NasDem | 7 / 106
|
6,60% |
![]() | |
Golkar | 6 / 106
|
5,66% |
![]() | |
PKB | 5 / 106
|
4,72% |
![]() | |
PPP | 1 / 106
|
0,94% |
![]() |
Hasil
[sunting | sunting sumber]Calon | Partai | Suara | % | ||
---|---|---|---|---|---|
Ahmad Riza Patria | Partai Gerakan Indonesia Raya | 81 | 82,65% | ||
Nurmansjah Lubis | Partai Keadilan Sejahtera | 17 | 17,35% | ||
Total | 98 | 100% | |||
Suara sah | 98 | 98,00% | |||
Suara tidak sah | 2 | 2,04% | |||
Pemilih | 100 | 94,34% | |||
Sumber: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
Tidak dapat melakukan pemilihan
[sunting | sunting sumber]Sebanyak enam anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi Partai Solidaritas Indonesia tidak ikut dalam pemilihan ini dikarenakan terlambat datang.[24] Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang memimpin rapat paripurna tersebut mengatakan:
Total pemilihan kali ini jumlahnya 100, apakah disepakati?
Kemudian hal ini disepakati semua peserta sidang sehingga Prasetyo mengetuk palu sidang. Dengan demikian, hanya 100 anggota DPRD DKI Jakarta yang dapat memilih dari keseluruhan 106 anggota dewan.
Pelantikan
[sunting | sunting sumber]Presiden Joko Widodo melakukan pelantikan terhadap Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Ahmad Riza Patria dengan menyesuaikan protokol kesehatan[25] pada tanggal 15 April 2020.[26] Turut hadir dalam pelantikan tersebut, yaitu Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto[27] dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Fitriani, Feni Freycinetia, ed. (2018-09-18). "Dirjen Otonomi Daerah: Disetujui Presiden Jokowi, Sandiaga Uno Resmi Tak Jabat Wagub DKI". Kabar24. Jakarta. Diakses tanggal 2020-04-06.
- ^ "Anies Sebut Wagub DKI Tak Ada Urusannya dengan Pilpres 2019". CNN Indonesia. Jakarta. 2019-03-12. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ a b "Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2016-07-01. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Di Tengah Corona, 100 Anggota DPRD Hadiri Pemilihan Wagub DKI". CNN Indonesia. Jakarta. 2020-04-06. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "A New Jakarta Governor Takes Office, and a Predecessor Sits in a Cell". mytimes.com (dalam bahasa Inggris). 16 Oktober 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
- ^ prima, Erwin, ed. (23 September 2016). "BREAKING NEWS: Anies Baswedan Jadi Calon Gubernur DKI". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
- ^ Pebrianto, Fajar (2018-08-10). "Gagal Jadi Cawapres Prabowo, Salim Segaf Sampaikan Harapannya". CNN Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Iqbal, Muhammad (2018-07-31). Teresia, Ananda, ed. "Saat Anies Baswedan Menolak Jadi Cawapres Prabowo". Kumparan. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Komara, Indra (2018-08-11). "Ini Alasan Sandiaga Mundur dari Wagub DKI Meski Ada Opsi Cuti". Detik News. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Waluyo, Andylala (2014-11-19). "Presiden Jokowi Lantik Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta". VOA Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Maulana, Erikyanri, ed. (2014-08-26). "Masuk Bursa Cawagub, Ini Tanggapan Yani". Berita Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Bogiarto, Widodo, ed. (2014-08-22). "Basuki Pilih Sarwo Handayani Jadi Wagub DKI". Berita Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Maulana, ed. (2014-09-02). "Ahok Tak Masalah Pimpin DKI Tanpa Wagub". Berita Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "PDIP Ngotot Ajukan Nama Boy Sadikin Jadi Pendamping Ahok". Republik Merdeka Online. 2014-11-03. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "PDIP Usulkan Boy Sadikin Jadi Wagub, Ahok: Boleh-boleh Saja". Tribun News. Jakarta. 2014-11-26. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Ahok Temui Megawati, Minta Klarifikasi soal Boy Sadikin". CNN Indonesia. Jakarta. 2014-11-27. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Armenia, Resty (2014-10-15). "Daripada Boy dan Taufik, Ahok Pilih Djarot". CNN Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Samosir, Hanna Azarya (2014-11-03). "PDIP Setujui Djarot Jadi Wagub, Ahok: Saya Hoki". CNN Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ Atriana, Rina (2017-05-09). "Ahok Divonis 2 Tahun Penjara". Detik News. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Senasib dengan Anies, Djarot Ceritakan Sulitnya Jabat Gubernur Tanpa Wagub". Kompas. Sanur. 2019-08-10. Diakses tanggal 2025-02-10.
- ^ Pemilihan Wagub DKI, F-PAN Beri Sinyal Dukung Riza Patria[pranala nonaktif permanen]
- ^ Pilih Riza Patria Jadi Wagub DKI, Golkar: Lebih Nasionalis
- ^ "Survei: Persepsi Publik Dukung Nurmansjah Jadi Wagub DKI". Liputan6. Jakarta. 2020-02-20. Diakses tanggal 2025-02-10.
- ^ Telat Datang, Fraksi PSI Hilang Suara Pilwagub DKI?
- ^ Begini Suasana Pelantikan Wagub DKI Di Tengah Wabah Covid-19Kompas, Rabu (15/4/2020)
- ^ Jokowi Lantik Wagub DKI Terpilih Riza Patria Hari Ini CNN Indonesia, Rabu (15/4/2020)
- ^ Hadir Di Istana, Prabowo Saksikan Kadernya Dilantik Jadi Wagub DKI Kompas, Rabu (15/4/2020)