Perang Banten–Cianjur
Perang Banten–Cianjur adalah serangkaian pertempuran antara Kesultanan Banten dengan Kerajaan Jampang Manggung yang dipicu karena Banten ingin menguasai Sumedang karena Banten merasa bahwa wilayah Priangan adalah hak Banten.
Perang Banten–Cianjur | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Peperangan Banten–Belanda dan Invasi ke Sumedang (1678) | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
![]() | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
![]() ![]() ![]() |
Aria Wira Tanu I Rangga Gempol III Ki Ngabehi Santa Prana † Lurah (?) † | ||||||
Kekuatan | |||||||
700-800 pasukan[3][4] | 100-150 pasukan[3] | ||||||
Korban | |||||||
diketahui: 47 tewas |
diketahui: 100-103 kerbau dan sapi dijarah |
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Pada 1579 Banten menginvasi Pajajaran untuk menyebarkan IsIam di Jawa Barat. Serangan ini berhasil membuat riwayat Kerajaan Pajajaran berakhir. Oleh karena itu, Wilayah-wilayah bekas Pajajaran terbagi menjadi beberapa negara , salah satunya adalah Sumedang Larang. Pada tahun 1680 Banten menginvasi Cianjur karena merasa Cianjur dan wilayah Priangan adalah hak Banten.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pertempuran Cianjur
[sunting | sunting sumber]Dalam Wawacan Jampang Manggung dilukiskan, pasukan Banten sempat sem menguasai Jampang Manggung, namun kemudian Patih Hibar Palimping dan Jayasasana berhasil mengumpulkan kembali kekuatan hingga dapat mengusir pasukan Banten. [5]
Kejadian Dipongpok
[sunting | sunting sumber]Tempat-tempat yang pernah terjadi pertempuran dengan Banten sekarang masih ada, seperti di daerah Cugenang terdapat nama Pongpok. Dalam Wawacan Jampang Manggung dilgambarkan bagaimana pasukan Banten dihadang pasukan Jampang Manggung hingga tidak bisa lagi memasuki pusat kerajaan Jampang Manggung. [6]
Pertempuran Gekbrong
[sunting | sunting sumber]Pasukan Banten yang semula merasa aman dari kejaran pasukan Jampang Manggung sempat beristirahat, namun ternyata tiba-tiba datang pasukan Jampang Manggung maka terjadi kembali pertempuran, Setelah pertempuran itu, sisa-sisa pasukan Banten meloloskan diri namun mereka dapat disergap didaerah Sukabumi yakni Sukaraja. [7]
Penjarahan Cianjur
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1678 Wira Tanu melaporkan kepada Kapten Willem Harsticnk yang berbunyi:
"...Desen brieff komt van Aria Wiratanou aan den capteyn Harsticnk. By desen brieff maack ick uw het verlies van al uw volck bekent. Haere negorie is Tsitanjor geheeten en door den Bantemmens vernielt; het hooft der Bantemmers is Kingwey Jaja di Prana en heeft by sigh 700 gewapende mannen, waeronder 150 zoo Macassaren als Baleyers benen, Kingwey Santaprana is nevens 1 loera ven ons van t geberghte is ontelbaer. De Bantammers hebben daanrentegen 47 verlooren emdit is dat ick bidde: Indien de Sousouhounangh Mankourat noch geholpen wert, dat wy met volck oock mogen geholpen werden: 103 soo buffels als coebeesten hebben se van de coopluyden genomen en buyten eynde. Waar se deselve vergadert hebben, is in Tsianjor en Tsiseroua. Wat buyten dese brieff meer te seggen valt, weet Bagus Soeta Watsiana".
Wira Tanu I melaporkan kepada Kapten W. Hartsinck bahwa wilayah Cianjur sudah dibumihanguskan oleh pasukan Banten, yang terdiri dari 700 tentara, 150 diantaranya oleh Bali dan Makasar. Pimpinan pasukan Banten ini adalah Kiai Ngabehi Jayadiprana. Banyak korban berjatuhan di pihak pasukan Wira Tanu, termasuk salah seorang pimpinan pasukan mereka, Kiai Ngabehi Santaprana dan seorang lurah yang tidak disebutkan namanya. Pasukan Banten juga merampas 103 ekor kerbau dan sapi dari para pedagang di sana. Dampak kerugiannya sangat meluas. Aria Wira Tanu memohon bantuan pasukan dan logistik kepada Kompeni Belanda untuk memperkuat pasukannya agar bisa kembali melawan gempuran pasukan Banten yang ekspansif.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Dag-Register 1678, hlm. 738.
- ^ Dag-Register 1679, hlm. 525.
- ^ a b Dag-Register 1680, hlm. 40.
- ^ a b Luki Muharam 2020, hlm. 59.
- ^ Luki Muharam 2020, hlm. 57.
- ^ Luki Muharam 2020, hlm. 57-58.
- ^ Luki Muharam 2020, hlm. 58.
- ^ Dag-Register 1679, hlm. 563.
- ^ Dag-Register 1680, hlm. 40-41.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- De Haan, Frederick, ed. Dagh-Register Gehouden In ’T Casteel Batavia Van ’T Passerende Daer Ter Plaetse Als Over Geheel Nederlands India Anno 1678.Batavia: Landsdrukkerij, 1912.
- De Haan, Frederick, ed. Dagh-Register Gehouden In ’T Casteel Batavia Van ’T Passerende Daer Ter Plaetse Als Over Geheel Nederlands India Anno 1679. Batavia: Landsdrukkerij, 1912.
- De Haan, Frederick, ed. Dagh-Register Gehouden In ’T Casteel Batavia Van ’T Passerende Daer Ter Plaetse Als Over Geheel Nederlands India Anno 1679. Batavia: Landsdrukkerij, 1912.
- Yudi Himawan Ependi. 2017. Raden Aria Wira Tanu I Islamisasi dan Transformasi sosial di Cianjur abad XVII. Yayasan omah aksoro Indonesia.
- R. Luki Muharam. SST. 2020. Cianjur dari masa ke masa. Yayasan Dalem Aria Cikondang Cianjur.