Portal:Pertanian/Berita terkini/Mei/2016
Tampilan
- 31 Mei 2016
- "UNEP merilis laporan yang menyebutkan bahwa perubahan iklim akan menyebabkan hasil tani yang diproduksi manusia menjadi beracun. Mekanisme yang terlibat adalah respon alami tanaman terhadap kekeringan dan temperatur tinggi yang menyebabkan tanaman menimbun zat tertentu di dalam sel-selnya, entah karena minimnya air yang diserap sel atau demi mempertahankan kehidupan sel tanaman. Gandum dan serealia lainnya termasuk dari hit list tersebut karena kekeringan dapat menyebabkan penumpukan nitrat di dalam sel tanaman. Cuaca yang tidak menentu juga dapat menyebabkan tingginya infeksi jamur yang membuat mikotoksin semakin menumpuk di dalam hasil tani." (Progress) (NHV)
- 28 Mei 2016
- "Ikan lepu yang merupakan spesies invasif di perairan Florida kini menjadi komoditas dagang. Whole Foods kini menjual ikan lepu dalam kaleng yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi keberadaan ikan yang jumlahnya semakin tidak terkendali ini, karena di perairan Florida, ikan lepu tidak memiliki predator alami. Tulang vertebrae dari ikan lepu dapat menyebabkan keracunan parah, namun Whole Foods mengaku dapat menyingkirkan seluruh racun dari ikan lepu sehingga aman dikonsumsi manusia." (CNN) (Motherboard)
- 27 Mei 2016
- "Penggunaan antibiotik pada hewan ternak dapat memperparah perubahan iklim. Sebuah studi menunjukan bahwa penggunaan antibiotik membunuh bakteri yang berkompetisi dengan bakteri penghasil gas metana, sehingga kotoran yang dikeluarkan hewan ternak melepaskan gas metana lebih banyak. Sedangkan gas metana merupakan gas rumah kaca yang mampu menahan panas lebih dari karbon dioksida. Riset ini semakin menguatkan alasan untuk mengurangi penggunaan antibiotik pada peternakan, selain alasan bahwa hal tersebut meningkatkan risiko terbentuknya mikroba yang resistan terhadap antibiotik." (NBC News) (Huffington Post)
- 26 Mei 2016
- "Sebuah studi yang dilakukan oleh Pennsylvania State University atas permintaan Organic Trade Association menemukan bahwa pertanian organik menyehatkan perekonomian lokal. Mereka menemukan kawasan sentra pertanian organik mengalami peningkatan pendapatan rumah tangga rata-rata 2000 USD dan mengurangi kemiskinan sampai 1.3 persen. Direktur Eksekutif Organic trade Association selama ini mengamati perubahan positif pada desa penghasil bahan pangan organik, namun belum memiliki data yang nyata hingga saat ini." (Des Moines Register) (AG Week)
- 25 Mei 2016
- "Meski harga susu turun sangat drastis (hingga mencapai 20%), namun di Irlandia penghasilan peternakan kecil meningkat. Mereka mendapatkan peningkatan sebesar rata-rata 6% atau 26 ribu Euro. Teagasc National Farm Survey memperkirakan bahwa peningkatan terjadi karena peningkatan produksi, harga jual sapi yang tinggi, cuaca yang baik, dan pengeluaran yang menurun karena harga bahan bakar dan pakan sapi yang turun." (Irish Times) (Irish Examiner)
- 21 Mei 2016
- "Rencana Bayer untuk membeli Monsanto akan mendapat beberapa hambatan dari masyarakat maupun pembuat kebijakan di negara Jerman. Monsanto menghasilkan dua produk utama yang 'tidak disukai' di Eropa, yaitu pestisida Roundup dan benih hasil modifikasi genetika. Setidaknya 75 persen warga Jerman menentang modifikasi genetika pada hewan dan tumbuhan. Angela Merkel juga telah mengeluarkan reaksi menentang proses buy out tersebut, sekalipun persetujuan tersebut akan menjadikan Bayer perusahaan manufaktur kimia terbesar di dunia." (Chicago Tribune) (STL Today)
- 19 Mei 2016
- "Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015 fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor energi dan transportasi. Namun peneliti dari University of Vermont memprediksi bahwa target batas peningkatan temperatur sampai 2 derajat celcius tidak akan tercapai tanpa mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor pertanian. Gas rumah kaca utama di sektor ini bukanlah karbon dioksida, melainkan gas metana dan nitro oksida. Namun intervensi di sektor ini pasti mempengaruhi produksi pangan sehingga titik optimasi harus ditemukan. Proses ini membutuhkan investasi yang tinggi, kebersamaan informasi, dan dukungan teknologi pada skala global." (Daily News Analysis) (BBC)
- 19 Mei 2016
- "Amerika Serikat sedang mengalami kelebihan suplai keju. Sebanyak 539.8 juta kg keju di seluruh Amerika Serikat masih menumpuk di gudang dan belum dibeli oleh konsumen. Tingginya suplai susu nasional, rendahnya harga susu dunia, dan menguatnya mata uang dollar yang melemahkan ekspor menjadi penyebab penumpukan keju tersebut. Produsen lebih memilih mengolah kelebihan susu menjadi keju karena keju lebih tahan lama dibandingkan susu." (Quartz) (The Epoch Times)
- 18 Mei 2016
- "National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine mengeluarkan laporan sebanyak 400 halaman yang berisi tentang tanaman yang telah dimodifikasi kode genetikanya atau GMO. Mereka menyimpulkan bahwa GMO aman dikonsumsi bagi manusia, namun tidak menyediakan sejumlah besar peningkatan hasil pertanian seperti yang dijanjikan pendukungnya. Masalah pada GMO ada pada resistansi pestisida yang didapatkan hama akibat penanaman GMO secara besar-besaran. Selain itu, residu pestisida juga menjadi isu, karena salah satu GMO andalan yang mampu tumbuh di bawah semprotan herbisida ampuh glifosat diklaim dapat menyebabkan kanker pada manusia." (Chicago Tribune) (AC Daily Sun)
- 17 Mei 2016
- "Para pakar biologi kelautan mengharapkan pasca ditayangkannya film Finding Dory, tercipta diskusi antara orangtua dan anak tentang konservasi kelautan dan mencegah upaya koleksi ikan spesies Paracanthurus yang menjadi tokoh utama dalam film tersebut. Ikan dari genus ini tergolong langka di alam dan belum dapat dikembangbiakkan di penangkaran. Selain itu, Indonesia dan Filipina yang memiliki regulasi penangkapan ikan yang lemah dapat menjadi target kolektor dalam mendapatkan Paracanthurus, jika terbukti permintaan terhadap spesies ikan ini meningkat pascar pemutaran film tersebut. Pasca pemutaran film Finding Nemo, tingkat permintaan terhadap ikan badut hidup pun mengalami peningkatan." (TheWrap) (NY Post)
- 16 Mei 2016
- "Ilmuwan Selandia Baru telah mendapatkan hibah dana penelitian untuk mencari pengganti kornea berbasis protein yang diambil dari mata ikan. Riset ini didasari langkanya donor kornea di seluruh dunia, dan seringnya kornea sintetis ditolak oleh tubuh pasien. Ikan yang menjadi subjek adalah ikan Macruronus novaezelandiae, ikan asli perairan Selandia Baru." (Stuff.co.nz) (Voxy)
- 15 Mei 2016
- "Sejarah manusia di benua Amerika mungkin harus ditulis ulang. Sebuah situs arkeologi di pinggir sungai Aucilla, Florida menemukan bukti bahwa manusia telah mendiami tempat tersebut pada 14500 tahun yang lalu. Mereka menemukan pisau dan kapak batu, tulang mastodon, dan pecahan gading dan tulang yang diduga dibuka secara sengaja untuk diambil isinya. Mereka juga menemukan tulang belulang dari caninae, menyiratkan bahwa manusia telah mendomestikasi anjing ketika itu atau anjing-anjing tersebut mengikuti manusia untuk mendapatkan sisa hasil buruan." (The Guardian) (Discovery News)
- 14 Mei 2016
- "Di akhir masa jabatannya, Barack Obama masih menunjukkan kepedulian di bidang ilmiah dengan meresmikan National Microbiome Initiative, yang bertujuan untuk mempelajarai dan menerapkan teknik dalam mendayagunakan bioma mikro untuk berbagai hal, seperti peningkatan hasil pertanian, mencegah malnutrisi, pembersihan tumpahan minyak, hingga terapi penyakit manusia. Bioma mikro merupakan organisme yang mendiami tanah dan perut hewan, dengan jumlah varian dan batas potensi yang belum diketahui. Bill and Melinda Gates Foundation dan University of Pittsburgh menyatakan dukungannya dengan bantuan dana dan fasilitas." (The Scientist) (New York Times)
- 12 Mei 2016
- "Royal Botanic Garden, Kew telah melakukan pengkajian dan menyimpulkan bahwa 390ribu lebih spesies tumbuhan telah tercatat oleh sains, dengan 369 ribu diantaranya merupakan tumbuhan berbunga. Dan pada lembar yang sama, dikatakan bahwa 21 persen dari seluruh spesies tumbuhan terancam kepunahan. Pertanian, deforestasi, dan perkembangan peradaban manusia menjadi penyebab utama. Bakau merupakan kelompok tumbuhan yang paling terancam karena kalah dari usaha perluasan tambak udang di wilayah tropis." (Discovery News) (Vice News)
- 11 Mei 2016
- "Sebuah festival makanan di New York menyajikan olahan hasil tani yang "tidak diinginkan supermarket". Hasil tani tersebut memiliki kemungkinan berakhir di tempat sampah hanya karena masalah estetika, misal wortel yang bengkok. Festival tersebut mampu menyajikan makanan gratis untuk 5000 orang sebagai bagian dari kampanye untuk mencegah semakin meluasnya makanan yang menjadi sampah." (National Geographic) (New York Daily News)
- 10 Mei 2016
- "Wortel mengekor kentang, mentimun, tomat, dan paprika sebagai hasil tani yang telah diurutkan gennya. Pengurutan gen oleh USDA ini bertujuan untuk memudahkan riset terhadap sifat makhluk hidup dan rekayasa genetika di masa depan. Pada wortel, yang ingin dicari oleh peneliti adalah kemampuannya mensintesa dan mengakumulasi karotenoida secara efisien sehingga mampu menjadi sumber vitamin A utama bagi seluruh masyarakat di bumi." (Discovery News) (Science Daily)
- 8 Mei 2016
- "Sebuah kasus kebinasaan ikan terjadi di provinsi Hainan, China. Ikan yang belum diketahui spesiesnya tersebut merupakan ikan laut yang terdorong arus pasang sehingga masuk ke sungai di kota Haikou. 35 ton ikan laut tersebut tidak mampu beradaptasi dengan air tawar, sehingga mati dan membanjiri delta sungai. Para pekerja segera membersihkan ikan tersebut untuk mencegahnya menjadi konsumsi warga." (Tech Times) (MyFox8)
- 7 Mei 2016
- "Sebuah paper hasil karya dokter dari Mayo Clinic menegaskan bahwa konsumsi daging olahan seperti sosis, bacon, dan sebagainya meningkatkan risiko penyakit kronis apapun, terutama penyakit jantung dan diabetes. Besar peningkatan risiko bervariasi pada berbagai hasil riset, namun mayoritas menyatakan ada kaitan erat. Di sisi lain, diet vegetarian diklaim dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, dan efek positif lainnya yang berkebalikan dengan dampak buruk konsumsi daging olahan." (Independent.co.uk) (Daily Mail)
- 6 Mei 2016
- "Dengan menganalisa data iklim dari tahun 1986, peneliti dari Max Planck Institute dan Cyprus Insitute menyimpulkan bahwa perubahan iklim dapat memicu gelombang pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika Utara di masa depan. Temperatur tertinggi yang pernah terukur adalah 42.8 derajat Celcius, namun di tahun 2100 diperkirakan dapat mencapai 45-50 derajat Celcius. Tingginya temperatur akan menyebabkan kawasan tersebut tidak lagi dapat dihuni manusia." (Huffington Post) (CNBC)
- "Nestlé Amerika Serikat mengungkapkan akan memotong kandungan natrium di dalam produknya demi kesehatan konsumennya. Kebijakan ini sejalan dengan saran dari FDA, namun tidak dengan perusahaan makanan raksasa lainnya yang menyatakan bahwa saran dari FDA banyak mengandung kesalahan. Kesehatan dan keinginan konsumen telah menjadi prioritas Nestlé, setelah sebelumnya mereka mengurangi bahan sintetik, sirup jagung fruktosa tinggi, dan GMO dalam bahan bakunya." (Quartz) (Food Dive)
- 5 Mei 2016
- "Fonterra menurunkan harga beli susu dari peternak sapi, menanggapi kondisi global terhadap tingkat permintaan dan penawaran susu yang tidak seimbang. Namun sebagai gantinya, Fonterra menawarkan kredit lunak kepada peternak dengan jumlah yang didasarkan pada seberapa banyak susu yang telah mereka setorkan, dan bisa dibayar mulai tahun 2018. Harga semakin tidak stabil berkat kebijakan kuota Uni Eropa dan embargo ekonomi terhadap Rusia sehingga ekspor Selandia Baru dan Australia ke kedua wilayah tersebut berkurang drastis." (ABC Australia) (Farm Weekly)
- "Menjelang perayaan ulang tahun Partai Buruh Korea Utara, sesuai tradisi pemimpin negara mengundang sejumlah wartawan ke Pyongyang. Salah satu yang diliput oleh media massa adalah keberadaan lahan usaha tani percontohan (model farm) di mana Korea Utara masih ingin menunjukkan bahwa ketahanan pangan masih menjadi fokus dari negara tersebut. Kim Jong-un juga disebut telah mengubah kebijakannya sehingga petani boleh menyimpan 30-60 persen hasil taninya untuk dimakan maupun dijual." (CBS) (The Washington Post)
- 3 Mei 2016
- "Denmark mengkaji kemungkinan untuk memungut pajak dari penjualan daging. Mereka akan memulai dari daging sapi, dan perlahan akan diterapkan pada daging merah lainnya. Peternakan daging, melalui berbagai riset, disebut memiliki kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan temperatur udara planet bumi. Penerapan pajak ini diharapkan agar warga Denmark secara etika memiliki kewajiban untuk peduli pada lingkngan dan mengurangi knsumsi dagingnya." (Treehugger) (BeefMagazine)
- 2 Mei 2016
- "Masalah keberadaan ikan mas di berbagai sungai dan saluran air di Australia akan dibersihkan dengan menggunakan virus. Pemerintah negara tersebut telah menyiapkan dana sebesar 15 juta dolar Australia untuk program tersebut, yang sebagian besar akan digunakan untuk menyingkirkan ikan yang telah mati. Ikan mas disebut sebagai spesies invasif dan telah menghidupi saluran air sejak lama. Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization menyatakan virus ini tidak memiliki pengaruh terhadap ikan lain dan juga manusia." (Fox News) (RT)
- 1 Mei 2016
- "Australia menghalangi pembelian lahan usaha tani milik S. Kidman and Co oleh Dakang Australia Holding, perusahaan asal China. S. Kidman and Co merupakan pemilik lahan pertanian terbesar di Australia, yang luas lahannya mencapai 1 persen luas daratan Australia. Awalnya penolakan dilakukan dengan alasan bahwa sebagian lahan yang akan dibeli bersebelahan dengan lahan pengujian senjata milik Angkatan Udara Australia sehingga kepemilikan lahan tersebut dapat mengancam keamanan nasional. Namun kini alasan penolakan bergeser kepada perhatian pemerintah bahwa lahan pertanian merupakan aset yang sangat penting bagi negara." (CBS News) (Deutsche Welle)
Arsip: