Portal:Pertanian/Berita terkini/Januari
Tampilan
Arsip |
|
- 31 Januari 2017
- "Waralaba makanan sehat Holland & Barret meluncurkan telur vegan. Telur ini dibuat dari alga, dikemas dalam wujud bubuk. Ketika dibuat dicampur air, akan memberikan tekstur dan rasa menyerupai telur dadar. Mereka mengklaim telur alga memiliki kandungan nutrisi yang tidak dimiliki telur biasa, seperti serat pangan dan beberapa vitamin. Salah satu kekurangannya adalah, harganya yang masih jauh lebih mahal dari telur ayam biasa." (Gizmodo) (Metro.co.uk)
- 30 Januari 2017
- "Riset terbaru dari Potsdam Institute for Climate Impact Research mensimulasikan dampat pertumbuhan tanaman gandum, jagung, dan kedelai menghadapi pemanasan global. Mereka mendapati bahwa jika tingkat emisi tidak berkurang, maka di tahun 2100 produksi jagung akan turun hingga 50%, kedelai 40%, dan gandum 20%. Irigasi dapat memitigasi bencana tersebut, jika air cukup tersedia mengingat pemanasan global berpotensi mengurangi suplai air tawar." (Independent) (PIK-Potsdam News Centre)
- 26 Januari 2017
- "Meski dua per tiga suara rakyat pedesaan mendukung Donald Trump, kebijakannya tidak demikian. Trump akan menghapus Trans-Pacific Partnership, yang akan menghilangkan potensi pemasukan miliaran USD. Pertanian di Amerika Serikat kini menghadapi ujian karena rendahnya permintaan di dalam negeri sehingga sangat bergantung pada ekspor. Di tahun 2015, pemerintahan Obama mendulang keuntungan 61.75 miliar USD dari kerja sama perdagangan dengan 11 negara TPP." (Reuters) (Wall Street Journal)
- 25 Januari 2017
- "Sebuah kampanye yang dilancarkan ilmuwan Inggris, "Go For Gold", menyerukan masyarakat agar tidak menggoreng atau memanggang sumber karbohidrat sampai berwarna kecoklatan. Kampanye ini dilakukan mengingat penggorengan dan pemanggangan karbohidrat dalam waktu yang lama dapat menyebabkan munculnya akrilamida, zat karsinogen dan racun syaraf. Akrilamida tidak ditemukan pada karbohidrat mentah dan yang direbus. Namun kampanye ini dikritik karena sejauh ini belum ada rekomendasi batasan maksimum konsumsi akrilamida sebagai karsinogenik, meski riset mengenai efek akrilamida pada syaraf dan kesuburan manusia sudah ada." (Telegraph.co.uk) (Smithsonian Magazine)
- 18 Januari 2017
- "Ikan medaka Oryzias latipes yang menjadi subjek penelitian JAXA di ISS memperlihatkan bagaimana dampak gravitasi mikro pada ikan. Ikan-ikan tersebut mengalami dampak yang sama seperti manusia: penurunan kepadatan tulang. Dampaknya bahkan lebih cepat daripada yang dialami astronot. Ikan medaka dipilih oleh ilmuwan Jepang karena mudah berkembang biak serta memiliki tubuh yang transparan sehingga dapat dilihat tulang dan organ tubuhnya." (Phys.org) (Smithsonian Magazine) (Daily Galaxy)
- 16 Januari 2017
- "Cengkerik akan menjadi sumber protein utama di masa depan. Sebuah lahan usaha tani di Texas mempromosikan cengkerik dari aspek budidayanya hingga hidangan yang bisa dibuat dari cengkerik. Dengan penggunaan sumber daya yang sama, cengkerik diketahui dapat menghasilkan massa protein lebih banyak dibandingkan hewan memamah biak seperti sapi dan kambing. Tantangan dalam mempromosikan adalah agar masyarakat memahami mengapa mengganti pola makan penting bagi lingkungan." (Chicago Tribune) (Health 24)
- 14 Januari 2017
- "Produsen Nutella, Ferrero membuat pernyataan balik terkait laporan European Food Safety Authority mengenai pemrosesan minyak kelapa sawit pada temperatur tinggi, seperti yang selama ini dilakukan oleh Ferrero. EFSA menyatakan bahwa kontaminan yang terdapat pada minyak kelapa sawit dapat menjadi karsinogenik setelah dipanaskan pada temperatur tinggi. Ferrero menyatakan proses yang digunakannya mampu menyingkirkan kontaminan sehingga minim risiko kanker. Selain itu, riset yang dipaparkan oleh EFSA baru dilakukan terhadap hewan dan belum sampai pada uji klinis pada manusia." (ABC News) (The Independent)
- 13 Januari 2017
- "Restoran sushi di Los Angeles tidak menyajikan ikan sesuai permintaan konsumen. Sebuah studi DNA menemukan bahwa daging ikan yang disajikan tidak sesuai dengan pesanan. Ikan yang sering salah dilabelkan adalah ikan halibut, yang ternyata merupakan daging ikan lain. Sedangkan pada tuna, restoran hampir tidak pernah salah dalam memberi label, namun beberapa sajian berasal dari spesies tuna yang terancam punah. Peneliti dari UCLA belum menemukan di mana titik "tertukarnya" daging ikan dari labelnya pada rantai pasokan ikan. Pelabelan ikan yang akurat sangat penting karena selain merupakan hak konsumen, juga sebagai usaha pelestarian ikan spesies yang terancam punah." (International Business Times) (UCLA News Center)
- 12 Januari 2017
- "Peneliti dari University of Surrey dan University of Queensland menemukan metode baru dalam melawan hama tanaman. Mereka mendayagunakan partikel nano tanah liat dengan RNA desainer di dalamnya, yang disebut dengan "BioClay". Partikel nano ini disemprotkan ke tanaman, berfungsi memicu sistem pertahanan tumbuhan yang kemudian melindungi tanaman selama dua puluh hari." (Science Daily) (ABC)
- 11 Januari 2017
- "Konsumen setia daging merah memiliki risiko menderita penyakit diverticulitis. Kesimpulan tersebut didapatkan dari peneliti Harvard University setelah mensurvei lebih dari 46 ribu sukarelawan. Dan pada studi antara tahun 1986 dan 2012 tersebut, 746 sukarelawan tersebut mengidap diverticulitis. Mereka yang senang memakan daging merah juga punya kecenderungan merokok dan jarang berolahraga, sehingga meningkatkan risiko lebih tinggi." (Reuters) (Live Science)
- 9 Januari 2017
- "NOAA berencana menjadikan samudera Pasifik sebagai lokasi budi daya perairan, terutama di sekitar kepulauan Hawaii. Manusia telah lama mengkonsumsi kerang dari hasil budi daya yang telah dianggap cukup lestari untuk dilakukan, namun budi daya ikan karnivora seperti salmon diyakini hanya membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar lokasi budi daya. Risiko terbesar diantaranya adalah pencemaran air dan lepasnya ikan asing invasif ke lingkungan." (ABC) (CBS)
Arsip: