Portal:Pertanian/Berita terkini/September/2015
Tampilan
- 30 September 2015
- "Sebuah proposal yang juara dalam perlombaan Archinect's Competition menggagas "Grassroot Cactivism", yang memadukan budi daya kaktus dengan ekowisata untuk California yang sedang dilanda kekeringan selama empat tahun terakhir. Kaktus yang menjadi fokus utama dalam proposal ini adalah nopal, kaktus dari genus Opuntia asli Meksiko. Kaktus terkenal sebagai tumbuhan yang dapat menghasilkan dengan air yang sedikit, sedangkan nopal dapat menghasilkan makanan untuk manusia maupun hewan ternak. Badan kaktus juga dapat difungsikan sebagai spons yang menyerap polutan." (ScienceAlert) (ArchDaily)
- "Para peneliti dari International Centre for Agricultural Research in Dry Areas (ICARDA) yang kini berbasis di Beirut, Libanon, meminta Svalbard Global Seed Vault benih beberapa jenis serealia yang tahan terhadap iklim kering. Lembaga ini awalnya berbasis di Aleppo, Suriah. Namun karena perang sipil yang terjadi di sana, tempat penyimpanan benih lembaga tersebut tidak bisa diakses. Beruntung ICARDA telah menyimpan 325 kotak benih di Svalbard dan kini mereka meminta sebagian untuk memperbanyak jumlahnya di lokasi baru mereka di Beirut. Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah benih yang telah disimpan dikeluarkan dari Svalbard." (ScienceAlert) (Fortune)
- "Asupan kalsium, baik dari suplemen maupun susu dan produk susu, tidak mengurangi risiko retak tulang. Pernyataan tersebut dikemukakan dari hasil penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal. Konsumsi keduanya meningkatkan kepadatan tulang secara tidak signifikan sehingga risiko retak tulang tidak berkurang secara signifikan pula. Cara terbaik untuk mengurangi risiko retak tulang adalah dengan memperbanyak olahraga karena dengan demikian meningkatkan ketangkasan sehingga mengurangi risiko terjatuh yang dapat menyebabkan retak tulang." (The Globe and Mail) (NBC News)
- 29 September 2015
- "Besarnya konsumsi daging anjing di Jakarta menjadikan dinas pertanian setempat untuk emngatur distribusi daging anjing di provinsi tersebut. Daging tersebut sebagian besar didatangkan dari Sukabumi, Jawa Barat, dan dari dalam kota Jakarta sendiri. Pengaturan diperlukan agar Jakarta tetap bebas rabies. Selain Jakarta, Surakarta merupakan daerah yang juga terkenal sebagai konsumen daging anjing." (The Jakarta Post) (Jakarta Globe)
- 28 September 2015
- "Jurnal Applied Ecology mempublikasikan bahwa burung laut di lepas pantai Inggris, Morus, terbang dengan ketinggian rata-rata 27 meter. Kondisi ini menjadikan mereka berada dalam jangkauan bilah turbin angin yang dipasang pada ladang angin lepas pantai, yang menurut ketentuan negara harus berada di ketinggian minimum 22 meter dari permukaan laut. Hasil penelitian ini meningkatkan perkiraan angka kematian burung akibat turbin angin, hingga 12 kali dari perkiraan sebelumnya. University of Glasgow pun menginginkan agar tinggi minimum bilah turbin ditingkatkan menjadi 30 m dari permukaan laut." (Daily Mail) (Telegraph.co.uk)
- 25 September 2015
- "Berdasarkan laporan dari US Center for Disease Dynamics, Economics, and Policy, penggunaan antibiotik dalam peternakan ayam, sapi, dan babi intensif telah menghasilkan sejumlah besar populasi bakteri yang resistan terhadap antibiotik. Bakteri tersebut dapat ditularkan kepada manusia melalui kontak langsung maupun melalui hasil ternaknya. Dengan semakin bertambahnya populasi manusia, kebutuhan terhadap hasil ternak pun akan meningkat, dan diperkirakan 105 ribu ton antibiotik akan digunakan oleh peternakan di seluruh dunia pada tahun 2030. Beberapa antibiotik yang disebut dapat meningkatkan rasio konversi pakan pun kini dipertanyakan keefektifannya." (The Poultry Site) (Beef Magazine)
- 24 September 2015
- "Berbeda dengan di Amerika Serikat, peningkatan konsumsi lemak trans buatan industri di Eropa justru tidak meningkatkan jumlah kematian mendadak terkait jantung. Diperkirakan hal ini disebabkan karena lemak trans buatan industri yang dikonsumsi warga Eropa lebih rendah dibandingkan dengan warga Amerika. Dengan meneliti sampel darah ribuan pasien yang menjalani perawatan coronary angiography, peneliti juga menemukan keterkaitan kadar lemak trans buatan industri dalam jumlah rendah di dalam rendah dengan riwayat kesehatan pasien, yang hasilnya terkait dengan rendahnya risiko terkena diabetes, indeks massa tubuh yang rendah, dan kadar trigliserida dalam darah yang rendah." (Medical Daily) (CBS News)
- 23 September 2015
- "Peneliti menemukan bukti konsumsi daging salmon oleh manusia purba di Alaska, yang membuka kesimpulan bahwa migrasi salmon dari laut ke darat telah terjadi sejak Zaman Es di lokasi yang cukup jauh dari khatulistiwa. Tulang ikan salmon yang ditemukan peneliti asal University of Alaska Fairbanks tersebut berusia 11500 tahun dan memiliki kondisi yang berbeda dengan salmon yang ditangkap di laut. Dalam hal ini, salmon tersebut ditangkap dari Sungai Yukon." (Morning Ticker) (Nature World Report)
- "PETA mengajukan gugatan hukum terhadap Whole Foods yang dianggap membohongi masyarakat. Salah satu gerai di dalam waralaba Whole Foods yang menjual "daging manusiawi" dianggap PETA sebagai penipuan karena tidak sesuai dengan definisi Whole Foods sendiri tentang daging yang didapatkan dari hewan ternak yang diperlakukan secara manusiawi. Dalam gugatan hukumnya, PETA melampirkan rekaman video dari suatu peternakan babi yang mensuplai daging ke Whole Foods." (Boston Globe) (The Guardian)
- 22 September 2015
- "Indonesia setidaknya telah melakukan tindakan terhadap empat perusahaan perkebunan kelapa sawit dan penebangan kayu yang menyebabkan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Tiga perusahaan dibekukan, dan satu perusahaan dicabut izin usahanya. Jumlah tersebut akan bertambah, karena total perusahaan yang diduga melakukan praktik tebang dan bakar dan sedang diperiksa berjumlah 27. Salah satu dari 27 perusahaan tersebut merupakan perusahaan asal Singapura." (Channel News Asia) (Mashable) (The Star)
- 21 September 2015
- "Departemen Pertanian Amerika Serikat mempertimbangkan untuk menggunakan metode lain yang lebih efektif dalam memusnahkan unggas jika terjadi lagi wabah flu burung, yaitu dengan menggunakan panas. Mereka akan menutup pintu kandang dan ventilasinya, lalu mengalirkan udara panas ke dalam hingga seluruh unggas mati. Kurang lebih mirip dengan memasak unggas hidup-hidup. Cara ini tentu saja mengundang kritik dari aktivis." (Pierce Pioneer) (Grand Forks Herald)
- 18 September 2015
- "Kelangkaan pangan dan hilangnya lapangan pekerjaan di bidang pertanian menjadi penyebab migrasi besar-besaran di Amerika Tengah, terutama di El Salvador, Guatemala dan Honduras. Migrasi terjadi dari desa ke kota, menyebabkan tingginya angka kriminalitas dan pengangguran di kota. Studi ini penting mengingat di negara berkembang, investasi suatu negara terhadap pedesaan sering dilupakan sehingga muncul kasus kelaparan dan kemudian migrasi." (VOA) (Reuters)
- 17 September 2015
- "WHO merilis data yang menghubungkan pencemaran udara dengan kematian manusia di usia muda. Setidaknya 3.3 juta manusia meninggal dini akibat pencemaran udara, secara langsung maupun tidak langsung. Jumlah tersebut lebih tinggi dari kematian akibat HIV yang mencapai 2.8 juta jiwa per tahun. Penyebabnya bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, namun yang paling umum diantaranya adalah pembakaran sampah dan penggunaan kompor kualitas rendah di pemukiman (Asia Tenggara dan Asia Selatan) dan emisi dari pertanian dan peternakan (Eropa, Amerika Serikat, Rusia, dan Asia Timur). Asap kendaraan dan pembangkit listrik menempati peringkat berikutnya." (CNN) (The Des Moines Register)
- 16 September 2015
- "Menteri Pertanian India menyatakan bahwa tanah juga membutuhkan getaran kedamaian selayaknya yoga. Ia menganggap hal tersebut dapat menyuburkan tanah, benih yang ditanam, dan mikroorganisme di dalamnya. Idenya adalah dengan memancarkan aura berpikir positif, segalanya akan menjadi lebih baik, termasuk unsur-unsur usaha pertanian." (ABC) (Telegraph)
- 15 September 2015
- "Kelelawar memiliki peran penting dalam bidang pertanian. Sebuah studi dari Southern Illinois University menunjukkan bahwa diperkirakan 1 miliar USD dihemat petani jagung di seluruh dunia berkat keberadaan kelelawar di dekat mereka. Kelelawar memakan larva ngengat Helicoverpa zea yang menjadi hama pada tanaman jagung. Dalam sebuah perbandingan memperlihatkan bahwa lahan yang tidak "dilindungi" kelelawar memiliki jumlah serangan larva Helicoverpa zea 56% lebih banyak dibandingkan yang terlindungi kelelawar. Dengan produksi hingga ratusan juta ton per tahun, kelelawar memiliki kontribusi yang sangat besar." (BBC) (Science Magazine)
- 14 September 2015
- "Surat kabar The Guardian merilis pendapat atau prediksi apa saja yang akan menjadi makanan pokok manusia di masa depan. Pada bagian pertama, mereka memaparkan bahwa makanan yang mudah dibudidayakan dan bioteknologi akan berperan penting. Ubur-ubur dan alga merupakan salah satunya karena begitu mudah membudidayakannya, bahkan bisa meledak populasinya di alam dalam waktu singkat tanpa dikehendaki. Selain itu, daging dan susu yang dibuat secara sintetis di lab juga akan menjadi tren menggantikan peternakan sapi yang banyak mengeluarkan emisi gas rumah kaca." (The Guardian)
- 10 September 2015
- "McDonald's di Amerika Serikat dan Kanada akan mengganti suplai telurnya dari peternakan pengguna kandang baterai ke telur hasil produksi ayam jelajah bebas, sebagai tanggapan atas permintaan konsumen terhadap kesejahteraan hewan dalam rantai produksinya. Perusahaan ini setidaknya menggunakan dua miliar butir telur setiap tahunnya di negara tersebut. Perpindahan ini juga menjawab wabah flu burung yang melanda Amerika Serikat, yang penyebarannya lebih cepat terjadi pada ayam dalam kandang baterai atau peternakan pabrik." (NY Times) (Bloomberg)
- "Fonterra, perusahaan susu terbesar di Selandia Baru, membangun pabrik pengolahan dan pengemasan susu di kawasan industri Cikarang, Indonesia. Pabrik tersebut aan mengemas susu instan dengan merek Boneeto, Anmum, dan Anlene yang selama ini diekspor dari Selandia Baru. Investasi senilai 36 juta NZD tersebut akan menghasilkan nilai perdagangan hingga 400 juta NZD." (The Land Newspaper) (Australian Dairy Farmer News)
- 9 September 2015
- "Parlemen Uni Eropa kemungkinan besar akan memperpanjang pelarangan perdagangan hewan ternak hasil kloning beserta produk dan keturunannya. Mereka menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada kemajuan signifikan dari teknologi tersebut. Tingkat kematian hewan yang telah dilahirkan secara kloning masih tinggi, sehingga perdagangan diperkirakan akan menambah kasus tersebut, yang secara etika tidak bisa dibenarkan." (EU News) (Science Magazine)
- 8 September 2015
- "Larangan berdagang daging di Mumbai, Maharashtra, India, untuk menghormati festival Jain dan puasanya, menuai protes masyarakat dari kalangan non-pemeluk Jainism. Penyembelihan maupun jual beli daging dan ikan dilarang selama empat hari, yaitu 10, 13, 17 dan 18 September. Beberapa pasar dan partai politik bahkan menginginkan pelarangan diterapkan selama delapan hari mulai dari 10-17 September." (Hindustan Times) (Indian Express)
- 7 September 2015
- "Ikan Lamprey telah kembali ke sungai-sungai di Inggris menyusul upaya pembersihan dari pencemaran air. Ikan merupakan salah satu vertebrata tertua di dunia dan diyakini merupakan penyebab kematian Raja Henry I. Ikan ini menghilang dari sungai-sungai di Inggris sejak tahun 1800an ketika Revolusi Industri dimulai. Dalam sejarahnya, ikan ini merupakan bahan makanan mewah oleh bangsa Romawi, Viking, dan Inggris Kuno." (Independent) (Wired)
- 4 September 2015
- "Sebuah hasil studi dari University of New Hampshire memperlihatkan bahwa rotasi tanaman menyehatkan tanah. Mereka menggunakan kombinasi tanamn jagung, kedelai, dan gandum lalu membandingkannya dengan lahan yang hanya ditanami jagung saja. Pada tanah dengan frekuensi rotasi tanaman yang rutin, kadar karbon dan nitrogen lebih tinggi, menandakan bahwa tanah lebih subur meski tanpa aplikasi pupuk buatan. Pertanian monokultur konvensional selama ini menjadikan tanah "stress" sehingga memiliki dampak bagi diversitas fauna tanah serta fungsinya. Hasil ini diharapkan mampu menunjukkan jalan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di bidang pertanian, mempertahankan ketahanan pangan, dan menjaga kualitas air." (Phys.org) (EurekAlert)
- 3 September 2015
- "Sebulan setelah bencana kebocoran limbah tambang Gold King ke Sungai Animas di Colorado, Colorado Department of Public Health and Environment menyatakan bahwa kini ikan yang berenang di sungai tersebut telah aman untuk dikonsumsi. Sampel jaringan ikan trout yang diteliti menunjukan kadar merkuri dan logam berat lainnya kini "tidak terdeteksi oleh alat ukur". Sebelumnya pemerintah mendeteksi logam berat pada tubuh ikan. Sampel air pun telah diteliti dan dinyatakan telah kembali ke kondisi sebelum bencana." (Durango Herald) (Denver Post)
- 2 September 2015
- "Pemanasan global menjadikan perdagangan daging paus dari Islandia ke Jepang menjadi lebih mudah dengan melewati Arktika. Samudera tersebut sebelumnya tidak dapat dilalui karena tebalnya es, bahkan di musim panas. Namun dengan mencairnya banyak es dan dibantu dengan kapal pemecah es Rusia, pada akhir Agustus lalu 1800 ton daging paus Balaenoptera physalus asal Islandia telah tiba di Osaka, Jepang. Paus tersebut masuk ke dalam status terancam oleh Convention on Trade in Endangered Species. Islandia, Jepang, dan Norwegia merupakan tiga negara yang tidak melarang perburuan paus maupun memperdagangkannya." (NewsWeek) (Fortune)
- 1 September 2015
- "Arab Saudi untuk pertama kalinya berhasil menjadi net eksportir untuk komoditas pertanian. Negeri ini sukses mengubah padang pasir menjadi lahan pertanian selama tiga puluh tahun terakhir. Perluasan irigasi sangat membantu proses tersebut. Komoditas yang mereka ekspor kini cukup banyak, diantaranya adalah produk susu, telur, ikan, unggas, buah-buahan, sayur, dan bunga, beberapa diantaranya bahkan berlabel organik. Provinsi Jauf menjadi pionir dengan 12 juta lebih pohon zaitun yang hasilnya diekspor hingga ke Eropa dan negara arab lainnya." (Saudi Gazette) (Al Bawaba)