Lompat ke isi

Pulau Samosir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk lagu yang diciptakan oleh Nahum Situmorang, lihat Pulo Samosir.
Untuk kegunaan lain, lihat Samosir (disambiguasi).
Pulau Samosir, Kabupaten Samosir
Samosir terletak di tengah Danau Toba.
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat2°35′N 98°49′E / 2.583°N 98.817°E / 2.583; 98.817
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiSumatera Utara
Peta

Samosir (Surat Batak: ᯇᯮᯞᯬ ᯘᯔᯬᯘᯒᯪ᯲, translit. Pulo Samosir) adalah sebuah pulau vulkanik yang terletak di tengah-tengah Danau Toba di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba Samosir[1]. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 950-1.685 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian bagi semua orang. Pulau Samosir memiliki luas 640 km persegi hampir identik dengan luas satu provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 664,01 km persegi dan juga luas satu Negara Singapura 722,5 km persegi.[2]

Kabupaten Samosir dihuni dominiasi oleh masyarakat Suku Batak Toba dan memiliki 9 kecamatan dan 121 Desa. Jumlah desa per kecamatan sebagai berikut:

  1. Kecamatan Harian: 13 Desa
  2. Kecamatan Nainggolan: 2 Kelurahan, 13 Desa
  3. Kecamatan Onanrunggu: 12 Desa
  4. Kecamatan Palipi: 17 Desa
  5. Kecamatan Pangururan: 3 Kelurahan, 25 Desa
  6. Kecamatan Ronggur ni Huta: 8 Desa
  7. Kecamatan Sianjur Mula Mula: 12 Desa
  8. Kecamatan Simanindo: 1 Kelurahan, 20 Desa
  9. Kecamatan Si Tio Tio: 8 Desa

Semboyan Kabupaten Samosir adalah "Sa tahi, Sa Oloan" yang memiliki arti "Seiya, Sekata".

Pulau Samosir merupakan satu kawasan yang turut dalam pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba atau Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Badan yang melaksanakan pengembangan wisata tersebut adalah Badan Pelaksana Otorita Danau Toba merupakan satuan kerja Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Pulau Samosir memiliki banyak Desa Wisata yang dapat dikunjungi untuk berlibur dan menambah pengalaman wisata budaya dan alam Danau Toba. Beberapa desa wisata di Pulau Samosir adalah: Desa Wisata Tomok, Desa Wisat Tuktuk Siadong, Desa Wisata Ambarita, Desa Wisata Simanindo, Desa Wisata Huta Tinggi, Desa Wisata Sosor Dolok, Desa Wisata Sarimarrihit, Desa Wisata Hariara Pohan, Desa Wisata Situngkir, Desa Wisata Martoba, Desa Wisata Lumban Suhi Suhi Toruan dan masih banyak lainnya.

Di atas pulau Samosir juga terdapat beberapa danau kecil sehingga Danau tersebut dijuluki Danau di Atas Danau, yaitu:

  1. Danau Sidihoni, Sidihoni, Kecamatan Ronggur ni Huta
  2. Danau Aek Natonang, Tanjungan, Kecamatan Simanindo
  3. Pea Rung, Panakkohan, Kecamatan Pangururan
  4. Pea Aek Tawar, Sijambur, Kecamatan Ronggur ni Huta
  5. Pea Roba, Maduma, Kecamatan Simanindo
  6. Pea Parohan, Kecamatan Ronggur ni Huta
  7. Pea Horpea, Hatoguan, Kecamatan Palipi

Di sekitar Pulau Samosir juga terdapat pulau-pulau kecil yang juga di tengah Danau Toba, yaitu:

  1. Pulau Tulas Siboro
  2. Pulau Malau
  3. Pulau Sibandang, Muara, Tapanuli Utara
  4. Pulau Simamora
  5. Pulau Sirukkungon
  6. Pulau Sitakketakke

Sejarah Pulau Samosir

[sunting | sunting sumber]
  • Letusan Supervolcano Toba: Sejarah Pulau Samosir tak lepas dari peristiwa geologis yang sangat dahsyat, yaitu letusan supervolcano Toba. Diperkirakan sekitar 74.000 tahun yang lalu, letusan ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah Bumi. Akibat letusan ini, terbentuklah kaldera raksasa yang kemudian terisi air dan menjadi Danau Toba.

Geografis

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Pulau Samosir terletak pada terletak pada 20 24‘ –  20 25‘ Lintang Utara dan 980 21‘ –  990 55‘ BT. Pulau Samosir diapit oleh Tujuh Kabupaten yaitu:

  1. Sisi Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
  2. Sisi Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan
  3. Sisi Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba
  4. Sisi Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan menggantungkan dengan pertanian, curah hujan merupakan salah satu faktor eksternal yang menentukankeberhasialn pertanian penduduk. Rata-rata curah hujan yang terjadi di Kabupaten Samosir pada tahun 2003 berdasarkan hasil pengamatan dari 7 (tujuh) stasiun pengamatan adalah sebesar 177 mm / bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 11 hari.

Temperatur Kabupaten Samosir berkisar antara 170 C –  290 C dengan kelembaban udara rata-rata 85 persen dan tergolong dengan beriklim tropis. Curah hujan tertinggi terjadi bulan November dengan rata-rata 440 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 15 hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni s/d Agustus berkisar dari 31 s/d 56 mm per bulan, dengan hari hujan 5 s/d 7 hari. Kecamatan yang tertinggi rata-rata curah hujannya adalah Harian sebesar 302 mm, sedangkan yang terendah adalah Nainggolan rata-rata sebesar 120 mm.

Sifat Permukaan dan Kemiringan Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 700 – 1.700 m di atas permukaan Laut, dengan komposisi;

700 m s/d 1.000 m dpl =  ± 10 %

1.000 m s/d 1.500 m dpl =  ± 25 %

> 1.500 m dpl =  ± 65 %Dengan Komposisi kemiringan sebagai berikut :

0 – 20  (datar) =  ± 10 %

2 – 150  (landai) =  ± 20 %

15 – 400  (miring) =  ± 55 %

> 400  (terjal) =  ± 15 %Jenis Tanah Topografi dan kontur tanah di Kabupaten Samosir pada umumnya berbukit dan bergelombang.

Penggunaan Lahan Kabupaten Samosir memiliki 10 buah sungai yang keseluruhannya bermuara ke Danau Toba. Sebahagian dari sungai tersebut telah dimanfaatkan untuk mengairi lahan sawah seluas 3.987 ha, lahan sawah yang beririgasi setengah teknis (62,13 % dari luas yang ada). Panjang saluran irigasi di Kabupaten Samosir mencapai 74,77 km, terdiri dari irigasi setengah teknis 70,63 km (21,53 km saluran primer dan 49,10 km saluran sekunder) dan irigasi sederhana 4,14 km.Luas lahan produktif di Kabupaten Samosir (2002) mencapai 69.798 ha, terdiri dari lahan sawah 7.247 ha (10,4 %), dan lahan kering 62.551 ha (89,6 %). Terbatasnya sarana irigasi, modal dan tenaga kerja kasar mengakibatkan hanya 14.110 ha (22,56 %) lahan kering yang dikelola. Selebihnya merupakan lahan tidur seluas 48.441 ha atau 77,44 % dari lahan kering yang dapat dikelola.[3]

Infografis[4]

[sunting | sunting sumber]

Sarana Transportasi ke Pulau Samosir

[sunting | sunting sumber]

Untuk menuju Pulau Samosir dari Bandar Udara Internasional Kualanamu, Bandar Udara Silangit, Bandar Udara Dr Ferdinand Lumban Tobing, Bandar Udara Sibisa, Bandar Udara Soewondo dan Bandara Aek Godang bisa melalui:

  1. Darat: Melalui jalur Menara pandang Tele
  2. Menyebrang melalui lintasan Danau Toba :
  • Ajibata - Ambarita: KMP Ihan Batak dan KMP Pora Pora
  • Ajibata - Tomok: KMP Tao Toba I, KMP Tao Toba II, KMP Kapal Tradisional
  • Ajibata - Onanrunggu: KMP Tradisional
  • Tigaraja - Tuktuk: KMP Tradisional
  • Tigaraja - Tomok: KMP Tradisional
  • Tigaras - Simanindo: KMP Julaga Tamba 01, KMP SUMUT I, KMP SUMUT II, KMP Tradisional
  • Muara - Onan Runggu: KMP Kaldera Toba dan KMP Tradisional
  • Muara - Sipinggan: KMP Kaldera Toba dan KMP Tradisional
  • Sabulan - Mogang: KMP Tradisional
  • Balige - Nainggolan: KMP Tradisional
  • Bakkara - Nainggolan: KMP Tradisional

Galeri

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Media tentang Pulau Samosir di Wikimedia Commons

Ikon rintisan

Artikel bertopik pulau di Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  1. ^ Rio Fernandez Tamba
  2. ^ Rio Fernandez Tamba
  3. ^ "Geografis Kabupaten Samosir". Kabupaten Samosir (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-01-06. 
  4. ^ "Infografis". Kabupaten Samosir (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-01-06. 
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulau_Samosir&oldid=26759869"