Rhinotrakeitis sapi infeksius
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Rhinotrakeitis sapi infeksius | |
---|---|
Informasi umum | |
Nama lain | Penyakit hidung merah (red nose disease), necrotic rhinitis, vulvovaginitis pustular infeksius (infectious pustular vulvovaginitis) |
Spesialisasi | Penyakit menular, kedokteran hewan |
Tipe | Pernapasan, reproduksi (keguguran), konjungtival, ensefalitik, neonatal[1] |
Penyebab | Bovine alphaherpesvirus 1 |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Rhinitis, trakeitis, leleran hidung, salivasi berlebih, batuk |
Komplikasi | Pneumonia |
Diagnosis | Pemeriksaan histopatologi, isolasi virus, uji FAT, SN, AGDT, CFT[2] |
Kondisi serupa | Pasteurelosis, diare ganas sapi (BVD), difteri, septisemia epizotik (SE), demam kataral malignan (MCF), alergi[2] |
Rhinotrakeitis sapi infeksius (bahasa Inggris: infectious bovine rhinotracheitis, disingkat IBR) adalah penyakit menular pada sapi dan beberapa hewan lain yang disebabkan oleh virus Bovine alphaherpesvirus 1 (BoHV-1). Virus ini dapat menyerang sapi dengan berbagai manifestasi klinis, seperti gangguan sistem pernapasan, sistem reproduksi, mata, dan otak. Selain sapi dan kerbau, penyakit ini juga ditemukan pada kambing, babi, bagal, dan rusa.[3]
Bentuk penyakit
[sunting | sunting sumber]Infeksi BoHV-1 dapat menyebabkan berbagai bentuk penyakit:[1]
- Pada bentuk pernapasan, tanda klinis yang muncul bervariasi tergantung pada derajat keparahan penyakit, seperti rhinitis, trakeitis (radang trakea), demam tinggi, leleran dari hidung, salivasi berlebih, batuk, dan dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri yang menyebabkan pneumonia.[4]
- Pada bentuk reproduksi, penyakit ini disebut vulvovaginitis pustular infeksius (infectious pustular vulvovaginitis, disingkat IPV). Terjadi balanopostitis (radang kepala penis) pada hewan jantan, sedangkan hewan betina mengalami pembengkakan vulva dan keluarnya cairan kental. Keguguran dapat terjadi pada trisemester terakhir.
- Pada bentuk konjungtival terjadi edema pada kornea dan keluarnya cairan dari konjungtiva.
- Pada bentuk ensefalitik ditemukan pada anak sapi berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan meningitis dan ensefalitis.
- Pada bentuk neonatal, infeksi terjadi sejak sapi masih berada dalam kandungan. Anak sapi yang lahir mengalami diare yang persisten, demam, anoreksia, depresi, dispnea, dan keluarnya cairan dari mata.
Diagnosis
[sunting | sunting sumber]Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan melihat tanda klinis, perubahan patologis, serta pengujian laboratorium. Pemeriksaan histopatologi, isolasi virus, dan uji antibodi fluoresen (FAT) dilakukan untuk mengidentifikasi BoHV-1. Deteksi antibodi dilakukan dengan uji netralisasi serum (SN), uji difusi gel agar (AGDT), atau uji fiksasi komplemen (CFT).[2]
Penularan
[sunting | sunting sumber]Penyakit IBR/IPV dapat ditularkan baik secara vertikal (dari induk ke anak sapi dalam kandungan) dan secara horizontal (antarhewan). Penularan horizontal terjadi melalui inhalasi cairan hidung yang mengandung virus dan melalui hubungan reproduksi.[3]
Pencegahan dan pengendalian
[sunting | sunting sumber]Vaksinasi, menjaga kebersihan dan sanitasi kandang dilakukan untuk mencegah IBR. Pemberian antibiotika dan terapi suportif seperti pemberian vitamin dilakukan untuk mengobati infeksi sekunder akibat bakteri.[5]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Dirkeswan 2014, hlm. 26-27.
- ^ a b c Dirkeswan 2014, hlm. 28.
- ^ a b Dirkeswan 2014, hlm. 25.
- ^ Campbell, John. "Viral Respiratory Tract Infections in Cattle". Merck Veterinary Manual. Diakses tanggal 23 Februari 2020.
- ^ Dirkeswan 2014, hlm. 29.
Daftar pustaka dan bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Direktorat Kesehatan Hewan (2014). Manual Penyakit Hewan Mamalia (PDF). Jakarta: Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2018), Chapter 3.4.11. Infectious Bovine Rhinotracheitis/Infectious Pustular Vulvovaginitis (PDF), OIE Terrestrial Manual, World Organisation for Animal Health (OIE)
- Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (28 Juni 2019), Chapter 11.8. Infectious Bovine Rhinotracheitis/Infectious Pustular Vulvovaginitis (PDF), OIE Terrestrial Animal Health Code, World Organisation for Animal Health (OIE)
Klasifikasi |
---|