Lompat ke isi

Riwayat Khallad dari Hamzah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Riwayat Khallad dari Hamzah (bahasa Arab: رواية خلاد عن حمزة) adalah salah satu riwayat Al-Qur’an yang diriwayatkan oleh Abu Isa Khallad bin Khalid asy-Syaibani ash-Shairafi al-Kufi (129 H - 220 H), dari Abu ‘Imarah Hamzah bin Habib bin ‘Imarah bin Ismail al-Kufi at-Tamimi (80 H - 156 H).

Hamzah bin Habib az-Zayat

[sunting | sunting sumber]

Ia adalah Abu ‘Imarah Hamzah bin Habib bin ‘Imarah bin Ismail al-Kufi at-Tamimi (bahasa Arab: أبو عمار ة حمزة بن حبيب بن عمارة بن إسماعيل الكوفي التميمي) yang lebih dikenal sebagai Hamzah al-Kufi az-Zayyat, lahir pada tahun 80 H dan sempat bertemu dengan beberapa sahabat Nabi yang lanjut usia. Ia adalah seorang dari tujuh imam qiraat dan dikenal dengan julukan az-Zayyat, karena ia biasa membawa minyak ke Hukwan dan membawa keju dan kacang dari Hulwan ke Kufah. Hamzah menjadi imam qiraat di Kufah setelah ‘Ashim dan Al-A‘masy. Ia dikenal sebagai seorang perawi yang terpercaya, ahli dalam Al-Qur’an, paham ilmu faraid (pembagian warisan), menguasai bahasa Arab, serta hafal banyak hadis. Suatu hari, Abu Hanifah An-Nu‘man berkata kepadanya, “Dalam dua hal, engkau mengungguli kami, dan kami tidak akan mendebatmu dalam salah satunya, yaitu Al-Qur’an dan ilmu faraid.” Gurunya, Al-A‘masy, ketika melihat Hamzah datang, pernah berkata, “Ini adalah ulama Al-Qur’an.” Suatu hari, ketika melihatnya mendekat, ia membaca ayat, “Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah: 223). Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Hamzah tidak membaca satu huruf pun dari Kitabullah kecuali dengan sanad yang sahih.” Yahya bin Ma‘in meriwayatkan dari Muhammad bin Fudhail, “Aku tidak menyangka bahwa Allah akan menolak bencana dari penduduk Kufah kecuali karena keberadaan Hamzah.” Jarir bin ‘Abdul Hamid pernah bercerita, “Suatu hari, Hamzah Az-Zayyat melewatiku dalam cuaca yang sangat panas. Aku menawarinya air untuk diminum, tetapi ia menolaknya karena saat itu aku sedang membaca Al-Qur’an kepadanya.”

Hamzah Al-Kufi belajar dari banyak ulama terkemuka, termasuk Abu Muhammad Sulaiman bin Mihran Al-A‘masy, Abu Hamzah Humran bin A‘yun, Abu Ishaq ‘Amr bin ‘Abdullah As-Sabi‘i, Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Abi Laila, Thalhah bin Musharrif, dan Ja‘far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Zainul ‘Abidin ‘Ali bin Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib.

Al-A‘masy dan Thalhah belajar dari Yahya bin Wutsab Al-Asadi, yang menerima dari Abu Syibl, ‘Alqamah bin Qais, keponakannya Al-Aswad bin Yazid, Zirr bin Hubaisy, Zaid bin Wahb, ‘Ubaidah bin ‘Amr As-Salmani, dan Masruq bin Al-Ajda‘. Humran bin A‘yun belajar dari Abu Al-Aswad Ad-Du’ali, Muhammad al-Baqir, dan ‘Ubaid bin Fudhailah. Abu Ishaq As-Sabi‘i belajar dari Abu ‘Abdurrahman As-Sulami, Zirr bin Hubaisy, dan ‘Ashim bin Bahdalah.

‘Ashim dan Al-Harith belajar dari ‘Ali bin Abi Thalib.

Ja‘far ash-Shadiq belajar dari ayahnya, Muhammad al-Baqir, yang belajar dari ayahnya, ‘Ali Zainal ‘Abidin, yang belajar dari ayahnya, Al-Husain bin ‘Ali, yang belajar dari ayahnya, ‘Ali bin Abi Thalib.

Hamzah Al-Kufi wafat pada tahun 156 Hijriah di kota Hulwan, sebuah kota di bagian akhir wilayah Irak, pada usia 76 tahun.

Abu ‘Isa Khallad bin Khalid asy-Syaibani ash-Shairafi Al-Kufi lahir pada tahun 129 H. Ia dikenal sebagai imam dalam qiraat, seorang perawi yang terpercaya, ahli dalam ilmu qiraat, serta seorang guru yang cermat, mahir, dan sangat teliti.

Ia meriwayatkan qiraat dari Husain bin ‘Ali Al-Ju‘fi yang mengambil dari Abu Bakr dan langsung dari Abu Bakr sendiri dari ‘Ashim. Ia juga meriwayatkan dari Abu Ja‘far bin Al-Hasan Ar-Rawasi dan belajar qiraat secara langsung dari Salim bin ‘Isa.

Di antara murid-muridnya yang belajar darinya secara langsung adalah Ahmad bin Yazid al-Halwani, Ibrahim bin ‘Ali al-Qashshar, ‘Ali bin Husain ath-Thabari, Ibrahim bin Nashr ar-Razi, Al-Qasim bin Yazid al-Wazzan (muridnya yang paling senior), Muhammad bin Fadhl, Muhammad bin Sa‘id al-Bazzaz, Muhammad bin Syadhan al-Jauhari (yang paling teliti dalam riwayatnya darinya), Muhammad bin ‘Isa ash-Ashbahani, dan Muhammad bin al-Haitsam Qadhi Makkah, yang merupakan salah satu muridnya yang paling unggul.

Khallad belajar dari Salim bin ‘Isa, yang belajar langsung dari Hamzah. Ia wafat pada tahun 220 H.

Metode qiraat Hamzah

[sunting | sunting sumber]

Hamza Al-Hadrami mempunyai cara baca yang berbeda dengan sepuluh bacaan yang lain, dan bacaan Khallad dan Khalaf dari Hamzah Al-Kufi ini mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya adalah[1]

  • Menyambungkan akhir setiap surah dengan awal surah berikutnya tanpa membaca basmalah di antara keduanya.
  • Mendhammahkan (membaca dengan harakat dhammah) huruf “hā’” dalam kata عليهم - إليهم - لديهم, baik dalam keadaan washal maupun waqaf.
  • Membaca mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil dengan panjang enam harakat (isyba’).
  • Membaca dengan saktah pada kata أثل dan شيء, serta dalam riwayat Khalaf, juga membaca saktah pada lafaz yang terpisah seperti عذاب أليم.
  • Mensukunkan (tidak membariskan) huruf “hā’” pada kata-kata berikut:
    • يوده إليك
    • ونصله جهنم
    • وته منها
    • فالقه إليهم
  • Mensukunkan ya’ idhafah dalam ayat berikut:
    • قل لعبادي الذين آمنوا (Ibrahim: 31)
    • يا عبادي الذين أسرفوا (Az-Zumar: 53)
  • Mengganti hamzah saat waqaf, baik di tengah kata maupun di akhirnya, seperti pada kata يؤمنون dan ينشئ, dengan aturan tertentu.
  • Memiringkan (imālah) beberapa jenis huruf alif, antara lain:
    • Alif dalam kata yang berasal dari akar kata dengan ya’ serta alif yang ditulis dengan ya’ dalam mushaf, seperti الهدى – اشترى – النصارى.
    • Alif dalam kata seperti خاب – خافوا – طاب – ضاقت – زاغ – شاء – حاق – زاد.
    • Taqlil (antara fathah dan imālah) pada alif yang terletak di antara dua huruf ra’, yang huruf ra’ terakhir memiliki kasrah, seperti dalam الأبرار – الأشرار.
  • Menetapkan ya’ tambahan dalam kata أتمدونن بمال (An-Naml: 36) dan ربنا وتقبل دعاء (Ibrahim: 40).
  • Melakukan idgham pada beberapa huruf, dengan rincian:
    • Dalam riwayat Khalaf, huruf ذ dalam إذ diidghamkan ke dalam huruf د dan ت.
    • Dalam riwayat Khalad, إذ diidghamkan ke dalam semua huruf kecuali ج.
    • Dalam kedua riwayat, huruf د dalam قد diidghamkan ke dalam semua huruf serta ta’ ta’nits ke dalam semua huruf.
    • Idgham lam dalam هل pada هل ثوب الكفار (Al-Muthaffifin: 36) dan lam dalam بل dalam بل سولت لكم (Yusuf: 18), serta dalam بل تأتيهم.
    • Idgham huruf ba’ yang sukun ke dalam fa’, seperti dalam وإِن تعجب فعجب (Ar-Ra’d: 5) dalam riwayat Khallad.
    • Idgham huruf dzal dalam ta’ dalam kata عذت – اتخذتم - فنبذتها.
    • Idgham huruf tsa dalam ta’ dalam kata أورثتموها dan لبثت dalam berbagai posisinya.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Yang termasuk Qiraah Sab’ah adalah[2]:

Pelengkap qiraat yang sepuluh:

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ الدار الإسلامية للاعلام : الإمام السادس حمزة الكوفي Diarsipkan 24 سبتمبر 2015 di Wayback Machine.
  2. ^ الغرناطي، التسهيل، ج. 1، ص. 51-57