Romulus
Romulus | |
---|---|
Raja Romawi | |
Berkuasa | 753 – 715 SM |
Penerus | Numa Pompilius |
Kelahiran | Alba Longa |
Kematian | Roma, Kerajaan Romawi |
Pasangan | Hersilia |
Ayah | Mars |
Ibu | Rhea Silvia |
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Romawi Kuno |
Zaman |
|
Konstitusi Romawi |
Preseden dan Hukum |
|
Sidang-Sidang Rakyat |
Magistratus |
Magistratus Luar Biasa |
Gelar dan Pangkat |
Romulus adalah tokoh legendaris dalam mitologi Romawi yang dianggap sebagai pendiri sekaligus raja pertama kota Roma. Bersama dengan saudaranya, Remus, Romulus menjadi tokoh sentral dalam legenda pendirian Roma. Cerita tentang Romulus dan Remus dipenuhi dengan unsur mitos, dan tidak ada bukti sejarah yang pasti yang mengonfirmasi keberadaan mereka secara faktual. Namun, legenda ini tetap menjadi bagian penting dari sejarah budaya Roma dan sering dirujuk dalam literatur dan seni Romawi.
Latar Belakang Legenda
[sunting | sunting sumber]Romulus dan Remus adalah anak kembar dari Rhea Silvia, seorang pendeta wanita, dan Mars, dewa perang dalam mitologi Romawi. Menurut legenda, Rhea Silvia dipaksa menjadi pendeta oleh pamannya, Amulius, untuk menghindari keturunan yang akan menjadi ancaman terhadap tahtanya. Namun, Mars mendatanginya, dan Rhea Silvia melahirkan dua anak laki-laki.
Amulius memerintahkan agar kedua bayi tersebut dibuang ke Sungai Tiber untuk menyingkirkan mereka, tetapi bayi-bayi ini diselamatkan oleh serigala betina yang kemudian menyusui mereka di sebuah gua di Bukit Palatium. Mereka kemudian ditemukan dan dibesarkan oleh seorang gembala bernama Faustulus dan istrinya, Acca Larentia. Kedua anak tersebut tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan pemberani.
Pendirian Kota Roma
[sunting | sunting sumber]Romulus dan Remus memutuskan untuk mendirikan kota baru di tempat mereka diselamatkan oleh serigala betina. Namun, mereka berselisih mengenai lokasi pendirian kota tersebut. Romulus menginginkan Bukit Palatium, sementara Remus memilih Bukit Aventin. Untuk menyelesaikan perselisihan, mereka memutuskan untuk mencari tanda-tanda dari para dewa (auguri).
Menurut legenda, Remus melihat enam burung gagak, sementara Romulus melihat dua belas burung gagak. Romulus kemudian mengklaim bahwa para dewa mendukung pilihannya, dan ia mulai mendirikan tembok kota di Bukit Palatium. Perselisihan di antara mereka memuncak, dan dalam pertarungan yang terjadi, Remus terbunuh, baik oleh Romulus sendiri atau oleh salah satu pendukungnya. Dengan demikian, Romulus menjadi satu-satunya pendiri kota yang kemudian dinamai "Roma" untuk menghormatinya.
Pemerintahan Romulus
[sunting | sunting sumber]Romulus menjadi raja pertama Roma dan memerintah selama bertahun-tahun. Ia dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan seorang prajurit yang tangguh. Selama masa pemerintahannya, Romulus menciptakan banyak institusi dan undang-undang yang menjadi dasar bagi struktur sosial dan politik Roma di masa depan.
Salah satu tindakan penting yang dilakukan Romulus adalah penculikan wanita Sabine, yang dikenal dengan sebutan "Penculikan Sabine". Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan perempuan di antara penduduk awal Roma. Meskipun awalnya menimbulkan konflik, wanita Sabine kemudian menikah dengan orang Romawi, dan hal ini membantu memperkuat hubungan antara kedua kelompok.
Akhir Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Legenda mengenai kematian Romulus memiliki berbagai versi. Salah satu versi menyatakan bahwa Romulus menghilang dalam badai petir dan diyakini oleh rakyatnya telah diangkat ke surga untuk menjadi dewa. Dalam versi lain, Romulus dibunuh oleh para senator yang tidak puas dengan kekuasaannya. Setelah kematiannya, Romulus dipuja sebagai dewa dan dikenal dengan nama Quirinus, salah satu dari tiga dewa utama di panteon Romawi, bersama dengan Jupiter dan Mars.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Livy. Ab Urbe Condita.
- Plutarch. Lives of the Noble Greeks and Romans.
- Dionysius dari Halicarnassus. Roman Antiquities.
- Beard, Mary. SPQR: A History of Ancient Rome. Profile Books, 2015.
- Cambridge University Press. The Cambridge Ancient History.
- Hornblower, Simon, dan Antony Spawforth. The Oxford Classical Dictionary.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Cornell, T. (1995), The Beginnings of Rome: Italy and Rome from the Bronze Age to the Punic Wars (c. 1000–264 BC), Routledge, ISBN 978-1-136-75495-1
- Rodríguez Mayorgas, Ana (2010), "Romulus, Aeneas and the Cultural Memory of the Roman Republic" (PDF), Athenaeum, 98 (1): 89–109, diakses tanggal 14 December 2016
- Tennant, P. M. W. (1988). "The Lupercalia and the Romulus and Remus Legend" (PDF). Acta Classica. XXXI: 81–93. ISSN 0065-1141. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-05-10. Diakses tanggal 19 November 2016.
- Wiseman, T. P. (1983). "The Wife and Children of Romulus". The Classical Quarterly. Cambridge University Press. XXXI (ii): 445–452. doi:10.1017/S0009838800034704. JSTOR 638787.
- Cook, John Granger (2018), Empty Tomb, Apotheosis, Resurrection, p. 263.
Sumber kuno
[sunting | sunting sumber]- Dionysios dari Halikarnassos, Zaman Klasik Romawi i & ii.
- Titus Livius, Sejarah Roma i–v.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Carandini, Andrea (2011). Rome: Day One. Princeton, N.J: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-13922-7.
- Forsythe, Gary (2005). A Critical History of Early Rome: From Prehistory to the First Punic War. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0-520-22651-7.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Ciptaan baru | Raja Romawi 753–717 |
Diteruskan oleh: Numa Pompilius |
Didahului oleh: Numitor |
Raja Alba Longa |