Pemekaran lantai samudra
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Pemekaran lantai samudra atau pemekaran lantai lautan (Inggris: sea floor spreading) merupakan hipotesis yang beranggapan bahwa bagian kulit bumi yang berada di Samudra Atlantik, tepatnya di punggungan tengah samudra mengalami pemekaran. Teori ini merupakan teori yang berlawanan dari teori pergeseran benua. Hasil dari teori pemekaran lantai samudra dengan teori pergeseran benua ini menghasilkan teori tektonik lempeng yang kita kenal sekarang.
Konsep pemekaran lantai samudra pertama kali diperkenalkan oleh Harry Hess pada tahun 1960. Namun, Hess menjelaskan bahwa di bawah kerak bumi tersusun atas material yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah.[1]
Asal teori
[sunting | sunting sumber]Teori pemekaran samudera pertama kali dikemukakan oleh Harry Hess dalam tulisannya yang berjudul “Essay in Geopoetry Describing Evidence for Sea-Floor Spreading” pada tahun 1960. Teori Penjalaran Dasar Laut ini pada dasarnya menjelaskan sebab pecahnya benua karena adanya pergerakan atau aktivitas di dalam inti bumi. Teori ini menganggap bahwa bagian kulit bumi yang berada di dasar samudra mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan yang digerakan oleh arus konveksi serta memiliki posisi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfer). Akibat dari pemekaran yang terjadi ini, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku, kemudian dapat membentuk suatu rekahan. Bukti dari keberadaan teori ini yaitu ditemukannya rekahan yang memanjang di tengah Samudra Atlantik antara Benua Amerika Utara dan Benua Afrika.
Penyebab pemekaran lantai samudra
[sunting | sunting sumber]Bagian lempeng masuk ke zona subduksi, yang memiliki kemiringan sudut sekira 450. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, yang disebabkan oleh proses waktu dalam kurun berjuta-juta tahun, disertai pemanasan yang kuat dari dalam, bagian yang menekuk ini lama kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan menjadi bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak, runtuh inilah yang merupakan wilayah paling labil, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa, dan jalan yang lebih memungkinkan bagi magma untuk naik mencapai permukaan bumi, membangun tubuhnya menjadi gunung api.
Teori Hess tentang pemekaran dasar samudra mendapat dukungan bukti dari mahasiswa tingkat sarjana di Inggris, Frederick J. Vine dan D. H. Matthews. Pendapat keduanya sebenarnya bukan hal yang baru. Vine dan Matthews berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat di retakan tengah samudra, lava basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava memadat. Penelitian tentang kemagnetan mendukung teori pemekaran dasar samudra.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Utami, Silmi Nurul (2022-02-03). "Teori Pemekaran Dasar Samudera". Kompas. Diakses tanggal 2024-10-09.