Sobron
Adji Pandu Suwotomo | |
---|---|
Lahir | Adji Pandu Suwotomo Kutajaya, Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah |
Meninggal | 19 September 2016 Tangkura, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah |
Sebab meninggal | Ditembak mati |
Makam | Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Maret Pamungkas |
Organisasi | Mujahidin Indonesia Timur |
Dikenal atas | Terorisme, Pengeboman |
Gelar | Anggota Mujahidin Indonesia Timur |
Lawan politik | |
Adji Pandu Suwotomo atau Maret Pamungkas (lahir di Kutajaya, Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah[1] - meninggal di Tangkura, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah, 19 September 2016), lebih dikenal sebagai Sobron, adalah seorang militan Islam Indonesia, dan juga merupakan anggota dari kelompok militan yang berbasis di Poso, Mujahidin Indonesia Timur. Sobron adalah salah satu dari mereka yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kepolisian Indonesia, bersama dengan 44[a] teroris lainnya.
Sobron lahir di Purbalingga. Setelah lulus dari Sekolah Dasar, dia melanjutkan pendidikannya di SMP 1 Purbalingga, dan SMA 1 Purbalingga. Namun, dia berhenti saat masih duduk di kelas satu SMA, dan menjadi santri di pondok pesantren. Dia kemudian pamit kepada keluarganya, dan berkata bahwa dia akan pergi ke Kalimantan.[1]
Setelah itu, keberadaannya tidak diketahui, hingga akhirnya dia diketahui bergabung dengan kelompok teroris pimpinan Santoso, Mujahidin Indonesia Timur. Identitasnya kemudian terungkap setelah polisi merilis 31 foto DPO yang baru.[3]
Pada 19 September 2016, Satuan Tugas Operasi Tinombala Charlie 16, sedang berpatroli di wilayah perkebunan Tombua dan secara tiba-tiba bertemu dengan Sobron. Sobron kemudian terpojok dan mengambil granat dari sakunya dan berteriak, "Allahu Akbar!" dalam bahasa Arab setelah dia diminta untuk menyerah oleh satgas. Belum sempat melempar granat, satgas kemudian menembaknya di kepala karena dia tidak mau menyerah. Di tubuhnya ditemukan empat buah granat dan dua machete.[2]
Pada 20 September 2016, sehari setelah kematiannya, Kapolres Purbalingga, AKBP Agus Heru Setiawan, mengkonfirmasi bahwa Sobron adalah warga Purbalingga.[1]
Pada 27 September 2016, dia dimakamkan di kampung halamannya di dusun Kedungjampang, desa Karangreja, Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Sekitar 200 mengiringi pemakamannya sambil meneriakkan Takbir.[4]
Dengan kematian Sobron, MIT hanya tersisa 11 orang untuk diburu oleh Satgas Tinombala.[5]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Sobron Diduga Warga Purbalingga". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-02. Diakses tanggal 1 Oktober 2016.
- ^ a b "Indonesian Militant Suspected to be from ISIS Linked Terror Group in Poso Killed". The Straits Times. Diakses tanggal 30 September 2016.
- ^ R, Mei Amelia. "Satgas Tinombala Rilis 31 DPO Kasus Terorisme, Termasuk Santoso dan Istrinya". detikcom. Diakses tanggal 1 Oktober 2016.
- ^ Sumarwoto. Ariwibowo, AA, ed. "Polres Purbalingga amankan pemakaman jenazah teroris Poso". ANTARA News. Diakses tanggal 1 Oktober 2016.
- ^ "Sobron Tewas, DPO Poso Tinggal 11 Orang". BeritaSatu. Diakses tanggal 1 Oktober 2016.