Lompat ke isi

Sungai Sittaung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sungai Sittaung

Sungai Sittaung adalah sebuah sungai yang melintasi wilayah Region Bago di bagian tengah-selatan Myanmar. Panjang sungai Sittaung adalah 590 km. Hulu Sungai Sttaung berada pada ketinggian 460 meter di atas permukaan laut. Debit air rata-rata pada aliran sungai Sittaung sebanyak 1.500 m3/detik dan mengarah dari utara ke selatan menuju ke teluk Martaban.

Sungai Sittaung memiliki banyak anak sungai dengan daerah tangkapan air seluas 34.400 km2. Daerah aliran sungai Sittaung menjadi lokasi bagi kawasan utama keanekaragaman hayati yang penting bagi burung air dan kura-kura serta menjadi rute migrasi ikan dan lokasi penangkapan ikan bagi nelayan lokal. Selain itu, sungai Sittaung dan anak-anak sungainya dimanfaatjan sebagai sarana transportasi untuk pengangkutan kayu, irigasi dan pembangkitan listrik.

Sungai Sittaung termasuk dalam wilayah Region Bago di bagian tengah-selatan Myanmar.[1] Letak sungai Sittaung berada di antara cekungan sungai Irrawaddy dan sungai Salween.[2] Posisi sungai Sittaung berada di antara bagian bawah sungai Irrawaddy dan sungai Salween.[3] Sungai Sittaung merupakan salah satu dari tiga sistem sungai utama di Myanmar selain sungai Irrawaddy dan sungai Salween.[4]

Daerah aliran sungai

[sunting | sunting sumber]

Sumber air untuk sungai Sittaung berasal pada ketinggian 460 meter di atas permukaan laut pada wilayah Region Bago yang berdekatan dengan Distrik Yamethin. Panjang aliran sungai Sittaung adalah 590 km.[1] Debit air di sungai Sittaung rata-rata sebanyak 1.500 m3/detik.[4] Aliran sungai Sittaung dimulai dari arah utara ke selatan dan bermuara di Teluk Martaban.[5]

Sungai Sittaung melintasi lembah yang luas di antara kawasan hutan pada pegunungan Bago di sebelah barat dan Dataran Tinggi Shan yang terjal di sebelah timur.[1] Aliran sungai Sittaung melalui dataran rendah dengan dataran banjir (82%), kawasan hutan dengan dataran banjir dan sedimen (13%), serta kawasan karst dataran rendah (5%).[3] Sungai Sittaung memiliki beberapa anak sungai yaitu sungai Paung Laung, sungai Ka Baung, sungai Chaung, sungai Taung Ye Khat, sungai Phyu Chaung, sungai Kun Chaung, sungaii Shwegyin, sungai Ye New, sungai Bawgata dan sungai Bilin.[6]

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Kawasan utama keanekaragaman hayati

[sunting | sunting sumber]

Sungai Sittaung memiliki daerah tangkapan air seluas 34.400 km2.[4] Salah satu daerah tangkapan air di sungai Sittaung merupakan lahan basah yang berperan penting sebagai situs Ramsar, yaitu Suaka Margasatwa Lahan Basah Moyingyi.[6] Suaka Margasatwa Lahan Basah Moyingyi menjadi salah satu kawasan utama keanekaragaman hayati yang penting bagi burung air dan kura-kura.[7] Sungai Sittaung menjadi salah satu sungai di Myanmar yang menjadi habitat bagi kura-kura beratap burma (Batagur trivittata) yang termasuk spesies terancam punah.[8]

Rute migrasi ikan dan lokasi penangkapan ikan

[sunting | sunting sumber]

Daerah aliran sungai Sittaung merupakan salah satu rute bagi migrasi ikan di Myanmar.[9] Beberapa spesies ikan dengan jenis migrasi diadromus menjadikan sungai Sittaung dan anak-anak sungainya sebagai habitat selama berlangsungnya migrasi ke teluk Martaban. Spesies ikan yang mengadakan migrasi, menjadikan sungai Sittaung dan anak-anak sungai sebagai tempat berkembang biak dan mencari makanan.[10] Anak sungai Sittaung di sekitar muara sungai Salween dijadikan sebagai rute migrasi dan lokasi pemijahan oleh spesies ikan hilsa. Bagi para nelayan lokal, ikan hilsa memiliki nilai ekonomi sehingga penangkapan ikan dilakukan di anak sungai Sittaung di sekitar muara sungai Salween.[11]

Pelayaran

[sunting | sunting sumber]

Pelayaran dapat diadakan sepanjang 40 km dari aliran sungai Sittaung dalam setahun. Pada musim hujan yang berlangsung selama tiga bulan, pelayaran di sungai Sittaung dapat dilakukan hingga sepanjang 90 km. Kegiatan transportasi di sungai Sittaung dilakukan untuk pengangkutan kayu terutama kayu jati. Kayu diangkut menuju ke selatan untuk diekspor.[1] Sarana pendukung kegiatan pengangkutan kayu di sungai Sittaung ialah Kanal Sittaung-Bago yang dibangun pada tahun 1878. Kanal Sittaung-Bago menjadi penghubung antara sungai Sittaung dan sungai Bago guna menghindari pasang surut di bagian hilir Sungai Sittaung. Kanal Sittaung-Bago menghubungkan sungai Bago di wilayah Tawa dengan sungai Sittaung di daerah Myit Kyoe dengan panjang 61 km. Keberadaan Kanal Sittaung-Bago menjadi satu-satunya rute pengangkutan kayu dari Yangon ke Taungoo.[12]

Irigasi dan pembangkitan listrik

[sunting | sunting sumber]

Beberapa anak sungai Sittaung telah dijadikan sebagai lokasi pengadaan proyek pembangkit listrik tenaga air dan juga waduk untuk irigasi. Anak sungai ini meliputi sungai Paung Laung, sungai Ka Baung, sungai Chaung, sungai Taung Ye Khat, sungai Phyu Chaung, sungai Kun Chaung, sungai Shwegyin, dan sungai Ye New.[6] Pada Februari 2020, terdapat sebanyak 17 bendungan dan 13 waduk di daerah aliran sungai Sittaung. Pemanfaatannya untuk irigasi, pengendalian banjir, dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e JICA 2020, hlm. 6-18.
  2. ^ IFC 2017, hlm. 6.
  3. ^ a b IFC 2017, hlm. 13.
  4. ^ a b c Soe, K. M., dkk. (2020). Biotext, ed. Myanmar Inland Fisheries and Aquaculture: A Decade in Review (PDF) (dalam bahasa Inggris). Canberra dan Yangon: Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan WorldFish. hlm. 3. ISBN 978-1-925746-69-3. 
  5. ^ IFC 2017, hlm. vi.
  6. ^ a b c IFC 2017, hlm. 14.
  7. ^ IFC 2017, hlm. 31-32.
  8. ^ IFC 2017, hlm. 33.
  9. ^ IFC 2017, hlm. 3.
  10. ^ Hte, dkk. 2022, hlm. 5.
  11. ^ Hte, dkk. 2022, hlm. 6.
  12. ^ JICA 2020, hlm. 6-19.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]