Syuja al-Khwarazmi
Syuja شجاع | |||||
---|---|---|---|---|---|
Umm walad Khalifah Abbasiyah | |||||
Periode | 822 – 5 Januari 842 | ||||
Kelahiran | Khwarazm, Kekhalifahan Abbasiyah | ||||
Kematian | Juni/Juli 861 Samarra, Kekhalifahan Abbasiyah | ||||
Pemakaman | |||||
Pasangan | Al-Mu'tashim | ||||
Anak | Al-Mutawakkil | ||||
| |||||
Agama | Islam | ||||
Pekerjaan | Pemilik lahan |
Syuja al-Khwarazmi, juga dikenal sebagai Ummu Jaʽfar (bahasa Arab: أم جعفر) atau Umm al-Mutawakkil (bahasa Arab: أم المتوكل) adalah Umm walad khalifah Abbasiyah kedelapan al-Mu'tashim dan ibu dari al-Mutawakkil.
Syuja adalah selir dari pangeran Abbasiyah Muhammad. Ia memasuki harem Abbasiyah mungkin pada tahun 819/820. Ia dibesarkan di rumah tangga Abbasiyah sebelum pangeran Abbasiyah Abu Ishaq Muhammad bin Harun menjadikannya sebagai selir. Ia adalah kerabat Musa bin Bugha.[1] Arti namanya adalah Berani dan Tegas. Ia melahirkan putra Muhammad, Jafar (bakal Al-Mutawakkil).
Al-Mutawakkil lahir pada bulan Februari atau Maret 822 dari pangeran Abbasiyah Abu Ishaq Muhammad (bakal al-Mu'tashim) selirnya dari Khwarazm bernama Syuja.[2][3]
Kehidupan awal Syuja tidak diketahui karena kehidupan awal Al-Mutawakkil tidak jelas, karena ia tidak memainkan peran dalam urusan politik sampai kematian saudara tirinya yang lebih tua, al-Watsiq, pada bulan Agustus 847.[2] Ketika putranya menjadi Khalifah, ia memberikan ibunya Syuja, sejumlah kekuatan finansial sampai-sampai ia memiliki sekitar 500.000 dinar dan beberapa bidang tanah; namun, tidak disebutkan dalam sumber bahwa ia memiliki kekuatan politik apa pun.[4] Tak lama setelah putranya menjadi Khalifah, Syuja memutuskan untuk menunaikan haji.
Syuja adalah seorang yang murah hati, ketika ia pergi haji, Al-Mutawakkil menemaninya untuk mengucapkan selamat tinggal. Ketika ia sampai di Kufah ia memerintahkan agar setiap orang dari Abbasiyah (keturunan Abbas) dan Bani Talibi (keturunan Abu Talib) menerima seribu dinar sementara setiap wanita menerima lima ratus dinar, sementara setiap pria dari Al-Muhajirin menerima seratus dinar, sementara setiap wanita menerima sepuluh dinar. Ia meninggalkan lima puluh ribu dinar dan perhiasan senilai lebih dari satu juta dinar.[5]
Syuja meninggal pada bulan Juni-Juli 861.[3] Kekayaannya diwariskan kepada cucu-cucunya.
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Syuja memiliki hubungan keluarga dengan beberapa khalifah dan pangeran Abbasiyah.
No. | Abbasiyah | Hubungan |
---|---|---|
1 | Al-Mutawakkil | Anak |
2 | al-Muntashir[6] | Cucu tertua |
3 | Al-Muwaffaq | Cucu |
4 | Al-Mu'tamid[7] | Cucu |
5 | Al-Mu'tazz | Cucu bungsu |
6 | Isma'il | Cucu |
7 | Al-Mu'ayyad | Cucu |
8 | Faridah | Menantu perempuan |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Gordon, Matthew S. (2001). The Breaking of a Thousand Swords: A History of the Turkish Military of Samarra (A.H. 200-275/815-889 C.E.). SUNY series in Medieval Middle East History. State University of New York Press. hlm. 80. ISBN 978-0-7914-4795-6.
- ^ a b Kennedy 1993, hlm. 777.
- ^ a b Masudi (October 28, 2013). Meadows Of Gold. Routledge Taylor & Francis. hlm. 238, 258. ISBN 978-1-136-14522-3.
- ^ El-Azhari 2019, hlm. 100.
- ^ "Shuja, Al-Mutawakkil's mother". The rules about women. Jamal Al-Din Abi Al-Faraj Abdul Rahman. 2013. ISBN 9782745183736.
- ^ Kennedy 2006, hlm. 173.
- ^ Kennedy 1993, hlm. 765.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Kennedy, Hugh (1993). "al-Mutawakkil ʿAlā 'llāh". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume VII: Mif–Naz (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 777–778. doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_5658. ISBN 978-90-04-09419-2.
- El-Azhari, Taef (2019). Queens, Eunuchs, and Concubines in Islamic History, 661-1257. Edinburgh: Edinburgh University Press. ISBN 978-1-4744-2319-9.
- The rules about women. Jamal Al-Din Abi Al-Faraj Abdul Rahman. 2013
Syuja al-Khwarazmi Lahir: 810s Meninggal: Juni/Juli 861
| ||
Didahului oleh: Qaratis |
Wakil kepala Harem 847 – Juni/Juli 861 |
Diteruskan oleh: Hubsyiya |