The Lord of the Rings (seri film)
The Lord of the Rings adalah seri film berisi tiga film petualangan fantasi yang disutradarai Peter Jackson. Film tersebut berdasarkan novel The Lord of the Rings oleh J. R. R. Tolkien. Film-film tersebut berjudul The Fellowship of the Ring (2001), The Two Towers (2002) dan The Return of the King (2003). Film-film tersebut didistribusikan oleh New Line Cinema.
Sering dianggap proyek film terbesar dan paling ambisius, dengan anggaran total $281 juta (beberapa sumber berkata $310 juta-$330 juta),[3] proyek ini memerlukan delapan tahun, dengan syuting semua film dilakukan bersamaan di Selandia Baru, negara asal Jackson.[4] Setiap film dalam seri memiliki edisi diperpanjang spesial yang dirilis di DVD setahun setelah dirilis di bioskop. Meskipun mengikuti cerita utama bukunya, ada bagian novel yang dihilangkan dan ada tambahan yang tidak ada di bahan sumber.
Terletak di Dunia Tengah, film ini menceritakan cerita hobbit Frodo Baggins (Elijah Wood) ketika dia dan Sembilan Pembawa Cincin melakukan perjalanan untuk menghancukan One Ring, dan dengan itu menghancurkan pembuatnya, Dark Lord Sauron. Para Pembawa Cincin terbelah dan Frodo meneruskan perjalanan dengan teman setianya Sam (Sean Astin) dan makhluk pengkhianat Gollum (Andy Serkis). Sementara itu, Aragorn (Viggo Mortensen), putra mahkota Gondor, dan penyihir Gandalf (Ian McKellen) mempersatukan Orang-orang bebas Dunia Tengah dalam Perang Cincin.
Seri ini sukses secara finansial, semua filmnya bila digabungkan adalah salah satu seri film dengan penghasilan kotor tertinggi. Film-filmnya diterima dengan sangat baik dan memiliki banyak penghargaan, memenangkan 17 dari 30 nominasi Academy Award. Film terakhirnya, The Return of the King, memenangkan semua 11 nominasi Academy Awards, jumlah menang yang sama dengan Ben-Hur dan Titanic. Seri ini mendapat pujian untuk efek visual dan spesialnya.[5][6][7]
Pengembangan
[sunting | sunting sumber]Sutradara Peter Jackson pertama melihat The Lord of the Rings ketika dia melihat film animasi 1978 Ralph Bakshi The Lord of the Rings. Jackson "menikmati film itu dan ingin tahu lebih banyak."[8] Afterwards, he read a tie-in edition of the book[9] dalam perjalanan kereta dua belas jam dari Wellington ke Auckland ketika dia berumur tujuh belas tahun.[10]
Pada 1995, Jackson menyelesaikan The Frighteners dan memikirkan The Lord of the Rings untuk proyek baru, berpikir "kenapa tidak ada yang kelihatan melakukan apa-apa tentangnya".[10] Dengan pengembangan baru dalam computer-generated imagery setelah Jurassic Park, Jackson merencanakan film fantasi yang agak serius dan terasa nyata. Pada Oktober, dia dan Fran Walsh bergabung dengan bos Miramax Films Harvey Weinstein untuk bernegosiasi dengan Saul Zaentz yang mempunyai hak untuk bukunya sejak awal 1970-an, mem-pitch sebuah adaptasi The Hobbit dan dua film berdasarkan The Lord of the Rings. Negosiasi tertunda ketika Universal Studios menawarkan Jackson sebuah remake dari King Kong.[11] Weinstein marah, dan masalah lain muncul ketika rupanya Zaentz tidak punya hak distribusi The Hobbit; United Artistslah yang punya. Sampai April 1996, pertanyaan hak belum diselesaikan.[11]
Jackson memutuskan untuk mengerjakan King Kong sebelum syuting The Lord of the Rings, menyebabkan Universal membuat persetujuan dengan Miramax untuk mendapat penghasilan luar negeri dari The Lord of the Rings sementara Miramax mendapat penghasilan luar negeri dari King Kong.[11] Jackson awalnya ingin menyelesaikan King Kong sebelum The Lord of the Rings mulai. Tapi karena masalah lokasi, dia mulai dengan The Lord of the Rings.
Ketika Universal membatalkan King Kong pada 1997,[12] Jackson dan Walsh langsung mendapat persetujuan dari Weinstein dan memulai proses memilah hak selama enam minggu. Jackson dan Walsh meminta Costa Botes menulis sinopsis buku dan mereka mulai membaca ulang buku. Dua sampai tiga bulan berikutnya, mereka telah menulis penyorotan mereka.[13] Film pertama berisi apa yang kemudian menjadi The Fellowship of the Ring, The Two Towers, dan awal The Return of the King, berakhir dengan kematian Saruman, dan Gandalf dan Pippin pergi ke Minas Tirith. Dalam penyorotan ini, Gwaihir dan Gandalf mengunjungi Edoras setelah kabur dari Saruman; Farmer Maggot, Glorfindel, Radagast, Elladan dan Elrohir ada, Bilbo ikut Council of Elrond, Sam melihat cermin Galadriel, Saruman tertebus sebelum mati dan Nazgûl sampai ke Gunung Doom sebelum mereka jatuh.[13] Mereka menunjukkan penyorotan mereka ke Harvey dan Bob Weinstein, yang mereka fokuskan dengan terkesan oleh naskahnya karena dia belum membaca bukunya. Mereka setuju untuk dua film dan total anggaran $75 juta.[13]
Pada pertengahan 1997,[14] Jackson dan Walsh mulai menulis bersama Stephen Sinclair.[13] Pasangan Sinclair, Philippa Boyens, adalah penggemar buku dan masuk ke tim penulis setelah membaca penyorotan mereka.[14] Perlu 13–14 bulan untuk menulis dua skrip film,[14] yang berisi 147 dan 144 halaman. Sinclair meninggalkan proyek karena kewajiban teater. Dalam revisi mereka, Sam ketahuan menguping dan disuruh pergi bersama Frodo, bukannya Sam, Merry, dan Pippin mengetahui One Ring dengan sendirinya dan dengan sukarela ikut setelah menemui Frodo tentangnya, seperti yang terajadi di novel. Gandalf menjelaskan waktunya di Orthanc dikeluarkan dari kilas balik dan Lothlórien dihilangkan, dengan Galadriel melakukan apa yang dia lakukan di Rivendell. Denethor mengikuti Council bersama anaknya. Perubahan lain adalah Arwen menyelamatkan Frodo, dan adegan aksi melawan troll gua. Arwen bahkan akan membunuh Witch-king.[13]
Masalah terjadi ketika Marty Katz dikirim ke Selandia Baru. Setelah empat bulan di sana, dia memberitahu Miramax bahwa filmnya akan perlu sekitar $150 juta, dan dengan Miramax tidak bisa membayar ini, dan dengan $15 juta sudah dikeluarkan, mereka memutuskan untuk menyatukan dua film menjadi satu. Pada 17 Juni 1998, Bob Weinstein menunjukkan penyorotan dari versi satu film dua jam. Dia menyarankan untuk memotong Bree dan Pertepuran Helm's Deep, "menghilangkan atau menggunakan" Saruman, menyatukan Rohan dan Gondor dengan Éowyn sebagai saudara Boromir, memperpendek Rivendell dan Moria dan Ent menghentikan Uruk-hai menculik Merry dan Pippin.[13] Kecewa karena ide "memotong setengah hal-hal bagus"[14] Jackson menolak, dan Miramax menyatakan bahwa skrip atau pekerjaan yang diselesaikan oleh Weta Workshop adalah milik mereka.[13] Jackson pergi ke sekitar Hollywood selama empat minggu,[14] menunjukkan video tiga puluh lima menit dari pekerjaannya, sebelum bertemu Mark Ordesky dari New Line Cinema.[15] Di New Line Cinema, Robert Shaye melihat videonya, dan bertanya kenapa mereka membuat dua film padahal bukunya dipublikasikan dalam tiga volume (ini kemudian dibenarkan: New Line hanya membuat pilihan ini dari alasan ekonomi);[16] dia ingin membuat trilogi film. Sekarang Jackson, Walsh, dan Boyens harus menulis tiga skrip baru.[14]
Pembesaran menjadi tiga film memberi kebebasan kreatif yang lebih luas, meskipun Jackson, Walsh, dan Boyens harus menstruktur ulang skrip mereka. Tiga film tidak sama dengan tiga volume buku, tapi merupakan adaptasi tiga bagian. Jackson mengambil pendekatan yan lebih kronologikal terhadap cerita daripada Tolkien. Cerita Frodo adalah fokus utama, dan Aragorn adalah sub-plot utama,[17] dan banyak bagian (seperti Tom Bombadil) yang tidak membantu kedua plot itu secara langsung dihilangkan. Banyak usaha dilakukan untuk membuat akhir yang memuaskan dan memastikan exposisi tidak mengganggu kecepatan cerita. Dalam rangkaian baru, ada perluasan elemen Tolkien yang ambigu, seperti pertempuran dan makhluk-makhluk. Ketika syuting, skenario terus berkembang, sebagian karena kontribusi dari para pemain yang menjelajahi karakter mereka.[14] Salah satu penulisan ulang adalah untuk karakter Arwen, yang awalnya akan menjadi prajurit putri, tapi dikembalikan ke versi bukunya, yang secara fisik tidak aktif dalam cerita (tapi dia memberi bantuan moral dan militer).[18]
Untuk mengembangkan koreografi pertarungan dan pedang untuk seri, pembuat film mempekerjakan ahli pedang Hollywood Bob Anderson. Anderson bekerja langsung dengan para aktor termasuk Viggo Mortensen dan Karl Urban untuk mengembangkan banyak akrobat dan pertarungan pedang dalam film.[19] Peran Bob Anderson dalam seri The Lord of the Rings disoroti dalam film Reclaiming the Blade. Dokumenter seni bela diri pedang juga menampilkan Weta Workshop dan Richard Taylor, ilustrator The Lord of the Rings John Howe dan aktor Viggo Mortensen dan Karl Urban. Semua mendiskusikan peran dan pekerjaan mereka dalam seri yang berhubungan dengan pedang.[20]
Desain produksi
[sunting | sunting sumber]Jackson mulai mempapan ceritakan seri bersama Christian Rivers pada Agustus 1997 dan menugaskan krunya untuk mulai mendesain Dunia Tengah pada waktu yang sama.[21] Jackson mempekerjakan kolaborator lama Richard Taylor untuk memimpin Weta Workshop dalam lima elemen desain utama: baju besi, senjata, prostetik/make-up, makhluk, dan miniatur. Pada November 1997,[14] ilustrator Tolkien terkenal Alan Lee dan John Howe mengikuti proyek. Kebanyakan gambar di film berdasarkan ilustrasi mereka.[22] Desainer produksi Grant Major diberi tugas mengubah desain Lee dan Howe menjadi arsitektur, membuat model dari set, sementara Dan Hennah bekerja sebagai penata seni, mengintai lokasi dan mengorganisir pembangunan set.
Dunia Tengah dari pandangan Jackson dijelaskan seperti "Ray Harryhausen bertemu David Lean" oleh Randy Cook.[23] Jackson ingin realisme dan perhatian sejarah untuk fantasi, dan mencoba membuat dunia rasional dan bisa dipercaya. Contohnya, Tentara Selandia Baru membantu membangun Hobbiton beberapa bulan sebelum syuting dimulai agar tanaman bisa tumbuh.[24] Makhluk-makhluk didesain agar bisa dipercaya, seperti sayap besar fell beast untuk terbang.[25] Dalam total, 48.000 baju besi, 500 busur panah, dan 10.000 anak panah dibuat oleh Weta Workshop.[26] Mereka juga membuat banyak prostetik, seperti 1.800 pasang kaki Hobbit untuk aktor,[14] dan juga banyak telinga, hidung, dan kepala untuk para pemain, dan sekitar 19.000 kostum ditenun.[14] Setiap properti didesain oleh Art Department, mengambil skala berbeda ke dalam perhitungan.[14]
Syuting
[sunting | sunting sumber]Fotografi pokok ketiga film dilakukan bersamaan di banyak lokasi di area konservasi dan taman nasional Selandia Baru di antara 11 Oktober 1999, dan 22 Desember 2000, selama 438 hari. Syuting pick-up dilakukan setiap tahun dari 2001 ke 2004. Seri ini direkam di 150 lokasi berbeda,[26] dengan tujuh unit syuting berbeda, dan panggung suara di sekitar Wellington dan Queenstown. Selain Jackson menyutradarai seluruh produksi, sutradara unit lain termasuk John Mahaffie, Geoff Murphy, Fran Walsh, Barrie Osbourne, Rick Porras, dan sutradara asisten, produser, atau penulis lain. Jackson mengamati unit-unit ini dengan berita satelit live, dan dengan tekanan tambahan dari penulisan ulang skrip dan beberapa unit menafsirkan hasil pandangannya, dia hanya tidur empat jam dalam semalam.[18] Karena terpencilnya beberapa lokasi, kru juga membawa kotak keselamatan kalau seandainya helikopter tidak bisa mencapai lokasi untuk membawa mereka pulang tepat waktu.[14] Departemen Konservasi Selandia Baru dikritik karena membolehkan syuting di dalam taman nasional tanpa pertimbangan yang memadai tentang efek lingkungan yang merugikan dan tanpa pemberitahuan publik.[27] Efek merugikan ketika syuting adegan pertempuran di Tongariro National Park menyebabkan taman memerlukan pekerjaan restorasi.[28]
Pemeran
[sunting | sunting sumber]Berikut ini daftar anggota pemeran yang menyuarai atau memerankan karakter yang muncul di seri film The Lord of the Rings versi diperpanjang.
Pasca-produksi
[sunting | sunting sumber]Setiap film memiliki keuntungan satu tahun penuh untuk pasca-produksi sebelum dirilis pada bulan Desember, biasanya selesai pada Oktober–November, kemudian kru langsung mengerjakan film berikutnya. Dalam bagian akhir periode ini, Jackson pindah ke London untuk mengawasi musik dan penyuntingan, dan juga mendapat berita komputer untuk diskusi di The Dorchester Hotel, dan koneksi Internet "pipa gemuk" dari Pinewood Studios untuk melihat efek spesial. Dia punya pranala video Polycom dan bunyi keliling 5.1 untuk mengatur pertemuan, dan mendengar musik baru dan efek suara di manapun dia berada. Edisi diperpanjang juga punya jadwal sempit pada awal tahun untuk menyelesaikan efek spesial dan musik.[32]
Penyuntingan
[sunting | sunting sumber]Untuk mengurangi tekanan, Jackson mempekerjakan penyunting yang berbeda untuk setiap film. John Gilbert mengerjakan film pertama, Mike Horton dan Jabez Olssen mengerjakan yang kedua dan kolabolator lama Jackson Jamie Selkirk dan Annie Collins yang ketiga. Kesibukan harian sering mencapai empat jam, dengan adegan yang dilakuan pada 1999–2002 dengan lama (4½ jam) rakitan film.[14] Dalam total, 1828 km film[26] disunting menjadi 11 jam dan 23 menit (683 menit) untuk waktu diperpanjang. Ini merupakan area terakhir dalam membentuk film, ketika Jackson menyadari bahwa terkadang naskah terbaik bisa menjadi berlebihan di layar, jadi dia memilih adegan untuk dikeluarkan setiap hari dari beberapa adegan.
Penyuntingan film pertama relatif santai, dengan Jackson membuat konsep Edisi Diperpanjang nanti, meskipun setelah penayangan kepada New Line mereka harus menyunting ulang bagian awal untuk prolog. Kru tahu bahwa The Two Towers adalah yang paling sulit dibuat, karena "tidak punya awal atau akhir", dan memiliki masalah tambahan yaitu memotong cerita di tengah-tengah dengan tepat. Jackson bahkan terus menyunting film ketika bagiannya di jadwal sudah selesai, menyebabkan beberapa adegan, seperti penyatuan Andúril, cerita awal Gollum, dan kematian Saruman, dipindahkan ke The Return of the King. Kemudian, kematian Saruman dipotong dari edisi bioskop (tapi dimasukkan ke edisi Diperpanjang) karena Jackson berpikir itu tidak memulai film ketiga dengan cukup efektif.[33] Sementara pasca produksi semua bagian film ketiga, penyuntingannya sangat kacau. Pertama kali Jackson melihat film selesai adalah ketika penayangan perdana Wellington.
Banyak adegan yang sudah disyuting tidak dipakai, bahkan di Edisi Diperpanjang. Material promosi untuk The Fellowship of the Ring berisi serangan Orc dari Moria ke Lothlórien setelah Fellowship meninggalkan Moria, diganti dengan masuknya Fellowship yang menegangkan. Adegan yang dipotong juga ada di buku, seperti Frodo melihat Dunia Tengah di Parth Galen dan Council of Elrond diperpanjang,[14] dan adegan baru yaitu Frodo dan Sam diserang di sungai Anduin oleh seorang Uruk-hai.[14] Pemotongan utama di The Two Towers berisi Arwen dan Elrond mengunjungi Galadriel di Lothlórien, dengan Arwen memimpin pasukan bantuan Elf ke Helm's Deep.[18] Adegan ini, dan kilas balik pertemuan pertama Arwen dan Aragorn, dipotong dalam revisi plot terakhir; kemunculan Elf dijelaskan dengan komunikasi telepati antara Elrond dan Galadriel.[18]
Éowyn awalnya akan punya peran besar ketika melindungi pengungsi di Glittering Caves dari Uruk-hai,[34] sementara di Osgiliath, Faramir memiliki bayangan Frodo menjadi seperti Gollum,[18] dan Frodo dan Sam memiliki adegan bertarung yang diperpanjang.[35] Dua adegan yang direkam untuk The Return of the King ada di buku; Sam menggunakan Phial Galadriel untuk melewati Watchers di Cirith Ungol, dan cuplikan epilog lain, termasuk adegan akhir Legolas dan Gimli, Éowyn dan Faramir menikah dan kematian dan pemakaman Aragorn.[36] Sauron awalnya akan melawan Aragorn di Black Gate, tapi karena Jackson memutuskan adegan itu tidak sesuai, Troll buatan-komputer digunakan.[23] Untuk memberi keadaan untuk Wormtongue membunuh Saruman, dan Legolas kemudian membunuh Wormtongue, diungkapkan bahwa Wormtongue meracuni Théodred.[37] Adegan terakhir yang dipotong adalah baju besi Aragorn disesuaikan untuk Pertempuran Black Gate oleh pembuat senjata trilogi, yang merupakan adegan terakhir yang direkam ketika fotografi pokok.[23] Peter Jackson brerkata bahwa dia ingin memasukkan beberapa adegan tidak terpakai tersebut di rilis video rumah "Ultimate Edition" di masa yang akan datang, juga memasukkan adegan tidak terpakai lain.[38]
Musik
[sunting | sunting sumber]Howard Shore mengarang, menyusun, melaksanakan, dan memproduksi musik trilog. Dia disewa pada Agustus 2000[39] dan mengunjungi set, dan menonton kumpulan potongan The Fellowship of the Ring dan The Return of the King. Dalam musik, Shore memasukkan banyak motif musik untuk melambangukan karakter, budaya, dan tempat. Contohnya, ada motif untuk hobbit dan Shire. Meskipun film pertama musiknya sebagian direkam di Wellington,[14] hampir semua musik trilogi rekam di Watford Town Hall dan dicampur di Abbey Road Studios. Jackson berencana untuk memberi nasihat untuk musik selama enam minggu setiap tahunnya di London, tapi untuk The Two Towers dia diam untuk dua belas minggu. Sebagai penggemar Beatles, Jackson mempunyai foto penghormatan di zebra cross.[18]
Musiknya dimainkan oleh London Philharmonic Orchestra, dan banyak seniman seperti Ben Del Maestro, Enya, Renée Fleming, James Galway, Annie Lennox dan Emilíana Torrini berkontribusi. Bahkan aktor Billy Boyd, Viggo Mortensen, Liv Tyler, Miranda Otto (hanya potongan diperpanjang untuk dua yang terakhir), dan Peter Jackson (untuk satu suara gong di film kedua) berkontribusi kepada musik. Fran Walsh dan Philippa Boyens juga menulis lirik berbagai musik dan lagu, yang David Salo terjemahkan ke bahasa Tolkien. Lagu akhir film ketiga, "Into the West", adalah penghormatan kepada pembuat film muda yang berteman dengan Jackson dan Walsh bernama Cameron Duncan, yang mati karena kanker pada 2003.[23]
Shore mengarang tema utama untuk The Fellowship bukan banyak tema karakter yang berbeda, dan kekuatan dan kelemahannya dalam volume digambarkan dalam titik yang berbeda dalam seri. Di atas itu, tema individual dikarang untuk melambangkan budaya yang berbeda. Yang terkenal, jumlah musik yang ditulis Shore setiap hari untuk film ketiga ditambahkan secara dramatis menjadi sekitar tujuh menit.[23]
Suara
[sunting | sunting sumber]Teknisi suara memakai bagian awal dari tahun untuk mencari suara yang tepat. Beberapa, seperti suara binatang seperti harimau dan anjing laut, dibeli. Suara manusia juga digunakan. Fran Walsh berkontribusi ke teriakan Nazgûl dan David Farmer lolongan Warg. Suara lain tidak terduga: Lengkingan Fell Beast diambil dari keledai, dan bentakan mûmakil diambil dari awal dan akhir dari raungan singa. Selain itu, ADR digunakan untuk banyak dialog.
Para teknisi bekerja dengan orang-orang Selandia Baru untuk mendapat banyak suara. Mereka merekam ulang suara di terowongan yang ditinggalkan untuk efek gema di adegan Moria. 20.000 penggemar kriket Selandia Baru memberi suara pasukan Uruk-hai di The Two Towers, dengan Jackson sebagai konduktor dalam istirahat inning dari satu hari pertandingan kriket internasional antara Inggris dan Selandia Baru di Westpac Stadium.[18] Mereka menghabiskan waktu mereka suara pemakaman pada malam hari, dan para pekerja konstruksi menjatuhkan balok batu untuk suara batu besar ditembakkan dan mendarat di The Return of the King. Pencampuran dilakukan di antara Agustus dan November di "The Film Mix", sebelum Jackson menugakan bangunan untuk studio baru pada 2003. Bangunan tersebut belum selesai ketika mereka mulai mencampur suara untuk The Return of the King.[23]
Efek spesial
[sunting | sunting sumber]Film pertama memiliki gambar efek 540, yang kedua 799, dan yang ketiga 1.488 (total 2.730).[40] Total naik menjadi 3.420 dengan edisi diperpanjang. 260 seniman efek visual mulai mengerjakan seri,[41] dan jumlahnya meningkat untuk The Two Towers.[42] Para kru, dipimpin Jim Rygiel dan Randy Cook, bekerja berjam-jam, kadang sampai malam, untuk membuat efek spesial dalam waktu yang sebentar. Imaginasi aktif Jackson merupakan tenaga penggerak. Contohnya, beberapa gambar utama Helm's Deep dibuat dalam enam minggu terakhir dari masa pasca-produksi The Two Towers,[43] dan hal yang sama trjadi dalam enam minggu terakhir The Return of the King.[44]
Rilis
[sunting | sunting sumber]Bioskop
[sunting | sunting sumber]Trailer promosi online trilogi ini pertama kali ditayangkan pada 27 April 2000, dan mencetak rekor pengunduhan, mendapat 1,7 juta dalam 24 jam pertama.[45] Trailer tersebut menggunakan seleksi dari jalur suara untuk Braveheart, dan The Shawshank Redemption bersama potongan lain. Pada 2001, cuplikan 24 menit seri, utamanya adegan Moria, ditunjukkan di Cannes Film Festival, dan diteriman dengan sangat baik.[46] Penunjukkan juga memasukkan area yang didesain agar mirip Dunia Tengah.[26]
The Fellowship of the Ring ditayangkan pada 19 Desember 2001. Film tersebut mendapat penghasilan kotor $47 juta pada pembukaan akhir pekan di Amerika Serikat dan menghasilkan sekitar $871 juta di seluruh dunia. Pratayang The Two Towers dimasukkan sebelum kredit penutup di akhir penayangan bioskopnya.[47] Trailer promosi kemudian dirilis, berisi musik ulang dari film Requiem for a Dream.[48] The Two Towers ditayangkan pada 18 Desember 2002. Film tersebut mendapat penghasilan kotor $62 juta pada pembukaan akhir pekan pertama di Amerika Serikat dan menghasilkan $926 juta di seluruh dunia. Trailer promosi The Return of the King ditunjukkan secara eksklusif sebelum film New Line Cinema Secondhand Lions pada 23 September 2003.[49] The Return of the King ditayangkan pada 17 Desember 2003, penghasilan kotor pada pembukaan akhir pekan di Amerika Serikatnya sebanyak $72 juta, dan menjadi film kedua (setelah Titanic) yang mendapat penghasilan kotor lebih dari $1 miliar di seluruh dunia.
Media rumah
[sunting | sunting sumber]Setiap film dirilis dalam edisi DVD dua disk berisi pratayang untuk film berikutnya. Kesuksesan bioskop memberikan Edisi Diperpanjang empat-disk, dengan penyuntingan baru, efek spesial tambahan dan musik.[50] Potongan diperpanjang films dan fitur spesial tersebar di dua disk, dan edisi kolektor terbatas juga dirilis. The Fellowship of the Ring dirilis pada 12 November 2002, berisi 30 menit cuplikan, gambar Fellowship memasuki Moria oleh Alan Lee, dan Moria Gate di belakang lengan dan sebuah Argonath bergaya bookend dengan Edisi Kolektor. The Two Towers, dirilis pada 18 November 2003, berisi 44 menit cuplikan ekstra, gambar Gandalf the White oleh Lee dan Edisi Kolektor berisi patung Sméagol, dengan patung kepribadian Gollumnya tersedia dipesan untuk waktu yang terbatas.
The Return of the King dirilis pada 14 Desember 2004, memiliki 51 menit cuplikan tambahan, gambar Grey Havens oleh Lee dan model Minas Tirith untuk Edisi Kolektor, dengan Minas Morgul tersedia untuk dipesan untuk waktu yang terbatas. Edisi DVD Spesial Diperpanjang juga punya peta perjalanan Fellowship. Mereka juga dimainkan di sinema, seperti pada 16 Desember 2003, maraton penayangan (dubbed "Trilogy Tuesday") sebelum penayangan film ketiga. Peserta "Trilogy Tuesday" diberi kenang-kenangan edisi terbatas dari Sideshow Collectibles berisi satu frame dari masing-masing film. Kedua versi disatukan dalam Edisi Terbatas versi "bercabang", plus dokumenter baru oleh Costa Botes. Seri penuh dirilis dalam set enam disk pada 14 November 2006.
Warner Bros. merilis versi teater trilogi di Blu-ray Disc dalam set kotak pada 6 April 2010.[51] Kotak set Blu-ray edisi diperpanjang tersedia dari Amazon.com pada Maret 2011 dan dirilis pada 28 Juni 2011.[52] Setiap film versi diperpanjang Blu-ray mirip dengan versi diperpanjang DVD; dimasukkan bagian kredit tambahan berisi nama "anggota klub penggemar Lord of the Rings" yang berkontribusi kepada proyek.[53][54]
Pada 2014, edisi Blu-ray steelbook baru berisi Edisi Diperpanjang 5 disk dirilis. Yang pertama, The Fellowship of the Ring, dirilis pada 12 Mei 2014. Disk ini mirip dengan set Blu-ray 5 disk seebelumnya.[55]
Film | Panjang edisi bioskop | Panjang edisi diperpanjang |
---|---|---|
The Fellowship of the Ring | 178 menit | 208 menit (228 dengan tambahan kredit) |
The Two Towers | 179 menit | 223 menit (235 dengan tambahan kredit) |
The Return of the King | 200 menit | 251 menit (263 dengan tambahan kredit) |
Dokumenter
[sunting | sunting sumber]Untuk potongan diperpanjang, para pembuat film membawa Michael Pellerin, yang membuat banyak dokumenter pembuatan film berjudul "the Appendices", sebagai anggukan kepada buku. Hasil akhir adalah 23 Dokumenter, sebagian dipisah menjadi beberapa bagian. Berikut ini judulnya. Catatan: Judul dengan angka berarti jumlah bagian untuk dokumenter tersebut.
- JRR Tolkien 1-3
- From Book to Vision 1-3
- Storyboards and Pre-viz
- Designing Middle-earth 1-3
- Weta Workshop 1-3
- Costume Design 1-2
- The Fellowship of the Cast
- A Day in the Life of a Hobbit
- The Taming of Sméagol
- Warriors of the Third Age
- Home of the Horse-lords
- Cameras in Middle-earth 1-3
- Scale
- Bigatures 1-3
- Weta Digital 1-3
- Editorial 1-3
- Digital Grading
- The Soundscapes of Middle-earth 1-3
- Music for Middle-earth 1-3
- The End of all Things
- The Road Goes Ever On
- The Battle For Helms Deep is Over
- The Passing of an Age
Penerimaan
[sunting | sunting sumber]Hasil bioskop
[sunting | sunting sumber]Film | Tanggal rilis | Pendapatan kotor bioskop | Peringkat bioskop | Anggaran | Referensi | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Amerika Utara | Di luar Amerika Utara |
Seluruh dunia | Amerika Utara | Seluruh dunia | ||||
The Fellowship of the Ring | 11 December 2001 | $315,544,750 | $555,985,574 | $871,530,324 | #32 #76(A) |
#31 | $93 juta | [56] |
The Two Towers | 12 December 2002 | $342,551,365 | $583,495,746 | $926,047,111 | #22 #61(A) |
#21 | $94 juta | [57] |
The Return of the King | 13 December 2003 | $377,845,905 | $742,083,616 | $1,119,929,521 | #17 #52(A) |
#6 | $94 juta | [58] |
Total | $1,035,942,020 | $1,881,564,936 | $2,917,506,956 | $281 juta | [59] | |||
Legenda
|
Respons publik dan kritikus
[sunting | sunting sumber]Seri film ini bersama Ben-Hur dan Titanic memiliki jumlah menang Academy Award untuk satu film terbanyak, dengan The Return of the King memenangkan 11 Oscar.[60]
Kebanyakan kritikus memuji seri, dengan Kenneth Turan di Los Angeles Times menulis bahwa "trilogi ini tidak akan dalam waktu dekat, atau dalam selamanya, menemukan sebandingnya".[61] Beberapa mengkritik kecepatan dan lama film: "[Seri ini] adalah koleksi set piece spektakular tanpa perasaan momentum membawa satu ke yang lain" menurut Philadelphia Weekly.[62]
Seri ini muncul di Dallas-Fort Worth Film Critics Association's Top 10 Films, majalah Time All-Time 100 Movies, dan James Berardinelli's Top 100.[63] Pada 2007, USA Today menamakan seri adalah film paling penting pada 25 tahun terakhir.[64] Entertainment Weekly menempatkannya pada daftar "best-of" akhir dekade, berkata, "Membawa buku berharga ke layar lebat? Tidak sulit. Trilogi Peter Jackson—atau, seperti kami menyebutnya, our preciousssss—memberikan tarikan yang tidak bisa ditahan, di pembicara Elvish lanjutan atau orang baru."[65] Paste Magazine menamakannya salah satu 50 Best Movies of the Decade (2000–2009), memberi ranking nomor 4.[66] Di daftar majalah Time lain, seri ini mendapat ranking kedua dalam "Best Movies of the Decade".[67]
Film | Rotten Tomatoes | Metacritic |
---|---|---|
The Fellowship of the Ring | 91% (225 ulasan)[68] | 92 (34 ulasan)[69] |
The Two Towers | 96% (246 ulasan)[70] | 88 (39 rulasan)[71] |
The Return of the King | 95% (261 ulasan)[72] | 94 (42 ulasan)[73] |
Academy Awards
[sunting | sunting sumber]Nominasi ketiga film bila dijumlahkan menjadi 30 Academy Awards, dan mereka memenangkan 17, sebuah rekor untuk trilogi. The Fellowship of the Ring mendapat tiga belas nominasi, paling banyak di 74th Academy Awards, memenangkan 4. The Return of the King memenangkan semua kategori yang dinominasikan, mendapat rekor Oscar untuk paling menyapu bersih, dan 11 Academy Awards yang dimenangkan seri dengan rekor Ben-Hur dan Titanic (tapi kedua film tersebut punya nominasi lain yang mereka kalah). The Return of the King menjadi sekuel kedua yang memenangkan Oscar untuk Best Picture (setelah The Godfather Part II) dan film fantasi pertama yang mendapat penghargaan ini.[74] Tidak ada aktor dari ketiga film yang memenangkan Oscar, dan Ian McKellen adalah satu-satunya aktor trilogi yang mendapat nominasi untuk perannya di The Fellowship of the Ring.[74]
- The Fellowship of the Ring — Nominasi: 13, Menang: 4
- The Two Towers — Nominasi: 6, Menang: 2
- The Return of the King — Nominasi: 11, Menang: 11
Penghargaan | Menang | ||
---|---|---|---|
The Fellowship of the Ring | The Two Towers | The Return of the King | |
Art Direction | Nominasi | Nominasi | Menang |
Cinematography | Menang | ||
Costume Design | Nominasi | Menang | |
Directing | Nominasi | Menang | |
Film Editing | Nominasi | Nominasi | Menang |
Makeup | Menang | Menang | |
Music (Original Score) | Menang | Menang | |
Music (Original Song) | Nominasi ("May It Be") |
Menang ("Into the West") | |
Best Picture | Nominasi | Nominasi | Menang |
Sound Editing | Menang | ||
Sound Mixing | Nominasi | Nominasi | Menang |
Supporting Actor | Nominasi (Ian McKellen) |
||
Visual Effects | Menang | Menang | Menang |
Adapted Screenplay | Nominasi | Menang |
Selain Academy Awards, setiap film memenagkan Hugo Award for Best Dramatic Presentation, MTV Movie Award for Best Movie, dan Saturn Award for Best Fantasy Film. Film pertama dan ketiga memenangkan BAFTA Award for Best Film. Jalur suara The Two Towers tidak memendapat nominasi karena peraturan melarang jalur suara memasukkan musik dari jalur suara sebelumnya. Peraturan ini dibatalkan sehingga The Return of the King mendapat Oscar untuk Best Music Score. The New York Film Critics Circle memberi The Return of the King Best Picture Award pada 2003 Awards Ceremony, dengan tuan rumah Andrew Johnston, ketua organisasi tersebut pada waktu itu, yang memanggilnya "potongan mahir dari pembuatan film."[75]
Permainan video
[sunting | sunting sumber]Beberapa permainan video telah dirilis untuk tambahan seri film. Rilis termasuk: The Two Towers, Pinball, The Return of the King, The Third Age, The Third Age (GBA), Tactics, The Battle for Middle-earth, The Battle for Middle-earth II, The Battle for Middle-earth II: The Rise of the Witch-king, Conquest, Aragorn's Quest, War in the North, Lego The Lord of the Rings, Guardians of Middle-earth dan yang terbarue Middle-earth: Shadow of Mordor.
Prekuel
[sunting | sunting sumber]Peter Jackson menyutradari tiga film berdasarkan novel Tolkien The Hobbit. Film pertama, berjudul The Hobbit: An Unexpected Journey, dirilis pada 12 Desember 2012.[76] Film kedua, dengan subjudul The Desolation of Smaug, dirilis pada 13 Desember 2013, dan film ketiga, dengan subjudul The Battle of the Five Armies, dirilis pada 17 Desember 2014.[77] Beberapa aktor dari The Lord of the Rings, termasuk Ian McKellen, Andy Serkis, Hugo Weaving, Elijah Wood, Ian Holm (sebagai Bilbo tua), Christopher Lee, Cate Blanchett dan Orlando Bloom mengulang perannya.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- The Hobbit (seri film)
- The Hobbit (film 1977)
- The Lord of the Rings (film 1978)
- The Return of the King (film 1980)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Komentar Lord of the Rings: The Two Towers Extended Edition - 2003 New Line Cinema
- ^ "'Hobbit' Trilogy Has Cost $561 Million So Far". Diakses tanggal December 31, 2013.
- ^ The Lord of the Rings: Popular Culture in Global Context. Diakses tanggal 6 August 2014.
- ^ "Can Harry Potter work his magic on Oscar?". The Hamilton Spectator. McClatchy-Tribune News Service. 26 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-07. Diakses tanggal 3 December 2013.
- ^ "The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring". Rotten Tomatoes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-09. Diakses tanggal 12 October 2006.
- ^ "The Lord of the Rings: The Two Towers". Rotten Tomatoes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-29. Diakses tanggal 12 October 2006.
- ^ "The Lord of the Rings: The Return of the King". Rotten Tomatoes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-09. Diakses tanggal 12 October 2006.
- ^ "Peter Jackson interview". Explorations (the Barnes & Noble Science Fiction newsletter). October–November 2001.
- ^ Ian Nathan (28 November 2003). "Peter Jackson". Empire. hlm. 90.
- ^ a b Sibley (2001), pp.11–12
- ^ a b c Brian Sibley (2006). "Cheats, Spooks, Hobbits and Apes". Peter Jackson: A Film-maker's Journey. London: Harper Collins. hlm. 310–328. ISBN 0-00-717558-2.
- ^ Watkin, Tim (12 August 2001). "The 'Rings' movies, a potted history". The New Zealand Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-29. Diakses tanggal 21 December 2006.
- ^ a b c d e f g Brian Sibley (2006). "Quest for the Ring". Peter Jackson: A Film-maker's Journey. London: Harper Collins. hlm. 329–87. ISBN 0-00-717558-2.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring Appendices (DVD). New Line Cinema. 2002.
- ^ Sibley (2006), pp.388–92
- ^ Theonering.net
- ^ Head, Steve (13 December 2002). "An interview with Peter Jackson". IGN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-22. Diakses tanggal 24 October 2006.
- ^ a b c d e f g The Lord of the Rings: The Two Towers "Appendices" (DVD). New Line Cinema. 2003.
- ^ Bob Anderson di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- ^ Reclaiming the Blade di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- ^ Russell, Gary (2003). The Art of the Two Towers. Harper Collins. ISBN 0-00-713564-5.
- ^ Braun, J.W. (2009). The Lord of the Films. ECW Press. ISBN 978-1-55022-890-8.
- ^ a b c d e f The Lord of the Rings: The Return of the King "Appendices" (DVD). New Line Cinema. 2004.
- ^ "Hobbiton is being built". The One Ring.net. 12 April 2006. Diakses tanggal 15 October 2006.
- ^ French, Lawrence (2005). Peter Jackson From Gore to Mordor – Ray Harryhausen visits Middle-earth. Nexus. hlm. 149–150. ISBN 978-0-85965-356-5.
- ^ a b c d Sibley, Brian (2002). The Making of the Movie Trilogy. Harper Collins. ISBN 978-0-618-26022-5.
- ^ Johnson, S. 2002. 'The Lord of the Rings and Vertical Limits Film Concessions and the Conservation Act 1987', 4 Butterworths Resource Management Bulletin Vol. 11:125–129, Butterworths of NZ, Wellington, New Zealand.
- ^ Tongariro/Taupo Conservation Awards 2005, Department of Conservation Regional Awards. Retrieved 1 February 2008. Diarsipkan 2008-04-21 di Wayback Machine.
- ^ "Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring cast". Yahoo! Movies. Diakses tanggal 20 November 2006.
- ^ "The Lord of the Rings: The Two Towers cast". Yahoo! Movies. Diakses tanggal 20 November 2006.
- ^ "The Lord of the Rings: The Return of the King cast". Yahoo! Movies. Diakses tanggal 20 November 2006.
- ^ Dennis Lloyd (19 November 2003). "iPod helped to make Lord of the Rings". iLounge.
- ^ "Hey, what happened to Saruman?". CNN. 17 December 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-05-25. Diakses tanggal 15 October 2006.
- ^ The Fellowship of the Ring DVD preview of The Two Towers (2002)
- ^ Elijah Wood and Sean Astin on The Two Towers Extended Edition commentary
- ^ Knowles, Harry (17 December 2000). "There and Back Again: A Geek's Adventures in Middle-earth, CHAPTER FOUR!". Ain't It Cool News. Diakses tanggal 15 October 2006.
- ^ Peter Jackson di komentar audio The Return of the King
- ^ "Peter Jackson talks of Lord of the Rings Ultimate Box Set". The Movie Blog.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-28. Diakses tanggal 14 January 2005.
- ^ Davidson, Paul (15 August 2000). "Lord of the Rings Composer Confirmed". IGN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-31. Diakses tanggal 14 November 2006.
- ^ Weta Digital (DVD) . New Line Cinema. 2004.
- ^ Weta Digital (DVD) . New Line Cinema. 2002.
- ^ Weta Digital (DVD) . New Line Cinema. 2003.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamattt
- ^ The End Of All Things (DVD) . New Line Cinema. 2004.
- ^ "Lord of the Rings News | LoTR movie internet trailer preview". Xenite.org. Diakses tanggal 30 April 2010.
- ^ Davidson, Paul (15 May 2001). "IGN: LOTR Footage Wows Journalists". Uk.movies.ign.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-29. Diakses tanggal 30 April 2010.
- ^ Davidson, Paul (25 January 2002). "A Longer Fellowship Ending?". IGN. News Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. Diakses tanggal 2011-02-21.
- ^ "Movie Answer Man". rogerebert.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-30. Diakses tanggal 2022-01-06.
- ^ "MovieWeb.com's News for 23 September 2003, last retrieved on 5 August 2006". Movieweb.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-26. Diakses tanggal 30 April 2010.
- ^ Patrizio, Andy (8 December 2004). "The Lord of the Rings: The Return of the King (Special Extended Edition)". IGN. News Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. Diakses tanggal 2011-02-21.
- ^ "Comingsoon.net, "Lord of the Rings on Blu-ray on April 6"; 13 December 2009. Retrieved 13 December 2009". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-16. Diakses tanggal 2014-12-31.
- ^ "'The Lord of the Rings' Extended Edition Heads To Blu-Ray". MTV. Diakses tanggal 11 March 2011.
- ^ Dellamorte, Andre (20 June 2011). "The Lord of the Rings: The Motion Picture Trilogy: Extended Edition Blu-ray Review." Collider.com. Retrieved 2012-09-21.
- ^ Fellowship of the Ring DVD box
- ^ Amazon.co.uk
- ^ "The Fellowship of the Ring (2001)". Box Office Mojo. Diakses tanggal 31 July 2012.
- ^ "The Two Towers (2002)". Box Office Mojo. Diakses tanggal 31 July 2012.
- ^ "The Return of the King (2003)". Box Office Mojo. Diakses tanggal 31 July 2012.
- ^ "The Lord of the Rings Moviesat the Box Office)". Box Office Mojo. Diakses tanggal 21 July 2014.
- ^ Remaking King Kong an honor for Jackson by John Horn. Retrieved 5 August 2006
- ^ Return of the King review at CalendarLive.com by Kenneth Turan. Retrieved 5 August 2006
- ^ Ringing Hollow by Sean Burns. Retrieved 28 January 2007 Diarsipkan 2008-05-07 di Wayback Machine.
- ^ James Berardinelli. "Berardinelli's All-Time Top 100". Reelviews. Diakses tanggal 16 March 2007.
- ^ Susan Wloszczyna (2 July 2007). "Hollywood highlights: 25 movies with real impact". USA Today. Diakses tanggal 3 July 2007.
- ^ Geier, Thom; Jensen, Jeff; Jordan, Tina; Lyons, Margaret; Markovitz, Adam; Nashawaty, Chris; Pastorek, Whitney; Rice, Lynette; Rottenberg, Josh; Schwartz, Missy; Slezak, Michael; Snierson, Dan; Stack, Tim; Stroup, Kate; Tucker, Ken; Vary, Adam B.; Vozick-Levinson, Simon; Ward, Kate (11 December 2009), "THE 100 Greatest MOVIES, TV SHOWS, ALBUMS, BOOKS, CHARACTERS, SCENES, EPISODES, SONGS, DRESSES, MUSIC VIDEOS, AND TRENDS THAT ENTERTAINED US OVER THE PAST 10 YEARS". Entertainment Weekly. (1079/1080):74-84
- ^ "The 50 Best Movies of the Decade (2000–2009)". Paste Magazine. 3 November 2009. Diakses tanggal 14 December 2011.
- ^ Corliss, Richard (29 December 2009). "The Lord of the Rings trilogy (2001–03) – Best Movies, TV, Books and Theater of the Decade". TIME. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-01. Diakses tanggal 2011-04-22.
- ^ "The Fellowship of the Ring". Rotten Tomatoes. Diakses tanggal 28 August 2012.
- ^ "The Fellowship of the Ring (2001): Reviews". Metacritic. Diakses tanggal 5 December 2009.
- ^ "The Two Towers". Rotten Tomatoes. Diakses tanggal 28 August 2012.
- ^ "The Two Towers (2002): Reviews". Metacritic. Diakses tanggal 5 December 2009.
- ^ "The Return of the King". Rotten Tomatoes. Diakses tanggal 28 August 2012.
- ^ "The Return of the King (2003): Reviews". Metacritic. Diakses tanggal 5 December 2009.
- ^ a b McNamara, Mary (2 December 2010). "Critic's Notebook: Can 'Harry Potter' ever capture Oscar magic?". Los Angeles Times. Diakses tanggal 3 December 2013.
- ^ "New York film critics honor 'Rings'". MSNBC. 15 December 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-27. Diakses tanggal 10 March 2011.
- ^ "The Hobbit Worldwide Release Dates". thehobbit.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-15. Diakses tanggal 2012-12-31.
- ^ McClintock, Pamela (31 August 2012). "Third 'Hobbit' Film Sets Release Date". The Hollywood Reporter. Diakses tanggal 31 August 2012.