Lompat ke isi

Transparansi media

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Transparansi merupakan salah satu prinsip Good Governance, Pasaribu (2011) mengatakan: “Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat".[1] Sehingga, transparansi media adalah prinsip di mana organisasi media atau jurnalis secara terbuka mengungkapkan proses kerja, metode pengumpulan informasi, dan hubungan mereka dengan sumber informasi kepada publik. Tujuan utama transparansi media adalah membangun kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan (Kovach & Rosenstiel, 2001). Dalam bidang pemerintahan, salah satu media elektronik yang banyak dimanfaatkan untuk mendukung proses transparansinya adalah website.[2] Disisi lain, dunia saat ini sedang memasuki era pasca kebenaran, dimana masyarakat tidak memperdulikan fakta asli terhadap sebuah berita melainkan mengikuti emosi dan opini pribadi mereka ketika mengakses website berita.[3] Transparansi media berperan sebagai garda terdepan dalam mengungkap "fakta tersembunyi" dan menyampaikan kebenaran kepada yang berkuasa. Singkatnya, transparansi media mencerminkan hubungan antara peradaban dan jurnalis, sumber berita, dan pemerintah.

Pentingnya Transparansi Media

[sunting | sunting sumber]

Penerapan Norma[6]

[sunting | sunting sumber]
Norma
Konsep SC Kesederhanaan dalam menyatakan kebenaran Transparansi interpretatif Klaim kebenaran yang merefleksikan diri sendiri
Kecenderungan
  • – Memodifikasi klaim kebenaran berdasarkan kecenderungan sumber
  • – Jadikan kecenderungan sumber dan bagaimana kecenderungan tersebut mempengaruhi klaim kebenaran terlihat
  • – Merefleksikan bagaimana “cakrawala pemahaman” dan posisi jurnalis mempengaruhi penilaian kecenderungan sumber dan dengan demikian klaim kebenaran.
Interpretasi
  • – Ketahui bagaimana interpretasi sumber dan materi sumber mempengaruhi klaim kebenaran
  • – Membuat interpretasi materi sumber menjadi terlihat dan juga bagaimana sumber lain mempengaruhi interpretasi tersebut
  • – Merefleksikan bagaimana “cakrawala pemahaman” dan posisi jurnalis mempengaruhi interpretasi sumber dan materi sumber
Logika ganda sumber
  • – Membedakan bagaimana materi sumber baik sebagai sisa maupun kesaksian mempengaruhi klaim kebenaran
  • – Menjadikan terlihat aspek-aspek penting yang terkait dengan sisa-sisa dan/atau kesaksian dari materi sumber, yang menjadi dasar klaim kebenaran tersebut
  • – Merefleksikan kemampuan jurnalis untuk mendeteksi aspek-aspek materi sumber yang terkait dengan sisa dan kesaksian
Hubungan
  • – Menilai bagaimana hubungan materi sumber dengan sumber lain (dan dengan ketersediaan teknologi) mempengaruhi klaim kebenaran
  • – Buatlah terlihat hubungan-hubungan yang mungkin mempengaruhi bagaimana materi sumber ditafsirkan, dan mengapa materi sumber tertentu dianggap lebih penting daripada yang lain dalam pembingkaian cerita
  • – Merefleksikan bagaimana “cakrawala pemahaman” dan posisi jurnalis mempengaruhi penilaian hubungan sumber-sumber penting dan materi sumber
Kelalaian
  • – Menilai apa saja yang tidak terdapat dalam materi sumber yang digunakan dan bagaimana informasi yang hilang dan berpotensi dimanipulasi dapat mempengaruhi klaim
  • – Buatlah terlihat apa yang tidak disebutkan dalam materi sumber
  • – Renungkan bagaimana “cakrawala pemahaman” dan posisi jurnalis mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendeteksi materi sumber mana yang tidak mengatakan apa pun tentang
Jurnalisme sebagai sumber
  • – Ketahuilah bahwa klaim kebenaran yang dihasilkan menjadi materi sumber baru, dengan kecenderungannya sendiri
  • – Memberikan panduan kepada audiens tentang cara menilai kekuatan dan kelemahan klaim kebenaran sebagai materi sumber
  • – Merefleksikan bagaimana genre yang digunakan jurnalis mengandung norma teks tertentu yang mungkin mempengaruhi bagaimana klaim kebenaran diformulasikan dan dengan demikian dipahami

Daftar Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Darma, Dito (2018). "ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH" (PDF). Jurnal Studi Akuntansi & Keuangan. 2 (3): 149–162.  line feed character di |title= pada posisi 47 (bantuan)
  2. ^ https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33362/1/13340117_BAB-I_IV-atau-DAFTAR-PUSTAKA.pdf
  3. ^ Mohamad Axel Putra Hadiningrat, Author (2017). "Peran transparansi media untuk mengurangi penyebaran berita palsu/hoax dalam situasi globalisasi dan di era pasca-kebenaran = The role of media transparency to decline the spread of fake news/hoax in globalization setting and post truth era". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-13. 
  4. ^ "How Transparency International fought corruption in 2023 - News". Transparency.org (dalam bahasa Inggris). 2024-08-08. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  5. ^ Ireton, Cherilyn. Posetti, Julie, ed. "Journalism, 'Fake News' and Disinformation: Handbook for Journalism Education and Training". unesdoc.unesco.org. Diakses tanggal 2024-12-17.  Tidak memiliki parameter |last1= di Editors list (bantuan)
  6. ^ Steensen, Steen; Belair-Gagnon, Valerie; Graves, Lucas; Kalsnes, Bente; Westlund, Oscar (2022-12-10). "Journalism and Source Criticism. Revised Approaches to Assessing Truth-Claims". Journalism Studies. 23 (16): 2119-2137. doi:10.1080/1461670x.2022.2140446#d1e530. ISSN 1461-670X.