Transparansi media
Transparansi merupakan salah satu prinsip Good Governance, Pasaribu (2011) mengatakan: “Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat".[1] Sehingga, transparansi media adalah prinsip di mana organisasi media atau jurnalis secara terbuka mengungkapkan proses kerja, metode pengumpulan informasi, dan hubungan mereka dengan sumber informasi kepada publik. Tujuan utama transparansi media adalah membangun kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan (Kovach & Rosenstiel, 2001). Dalam bidang pemerintahan, salah satu media elektronik yang banyak dimanfaatkan untuk mendukung proses transparansinya adalah website.[2] Disisi lain, dunia saat ini sedang memasuki era pasca kebenaran, dimana masyarakat tidak memperdulikan fakta asli terhadap sebuah berita melainkan mengikuti emosi dan opini pribadi mereka ketika mengakses website berita.[3] Transparansi media berperan sebagai garda terdepan dalam mengungkap "fakta tersembunyi" dan menyampaikan kebenaran kepada yang berkuasa. Singkatnya, transparansi media mencerminkan hubungan antara peradaban dan jurnalis, sumber berita, dan pemerintah.
Pentingnya Transparansi Media
[sunting | sunting sumber]- Membangun kepercayaan publik: Publik lebih percaya pada media yang terbuka tentang cara kerja mereka (Kovach & Rosenstiel, 2001).
- Menghindari bias informasi: Mengurangi tuduhan manipulasi atau informasi yang tidak objektif (Transparency International, 2021).[4]
- Mendorong akuntabilitas: Media bertanggung jawab atas konten yang mereka produksi (UNESCO, 2019).[5]
Penerapan Norma[6]
[sunting | sunting sumber]Norma | |||
---|---|---|---|
Konsep SC | Kesederhanaan dalam menyatakan kebenaran | Transparansi interpretatif | Klaim kebenaran yang merefleksikan diri sendiri |
Kecenderungan |
|
|
|
Interpretasi |
|
|
|
Logika ganda sumber |
|
|
|
Hubungan |
|
|
|
Kelalaian |
|
|
|
Jurnalisme sebagai sumber |
|
|
|
Daftar Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Darma, Dito (2018). "ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH" (PDF). Jurnal Studi Akuntansi & Keuangan. 2 (3): 149–162. line feed character di
|title=
pada posisi 47 (bantuan) - ^ https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33362/1/13340117_BAB-I_IV-atau-DAFTAR-PUSTAKA.pdf
- ^ Mohamad Axel Putra Hadiningrat, Author (2017). "Peran transparansi media untuk mengurangi penyebaran berita palsu/hoax dalam situasi globalisasi dan di era pasca-kebenaran = The role of media transparency to decline the spread of fake news/hoax in globalization setting and post truth era". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-13.
- ^ "How Transparency International fought corruption in 2023 - News". Transparency.org (dalam bahasa Inggris). 2024-08-08. Diakses tanggal 2024-12-17.
- ^ Ireton, Cherilyn. Posetti, Julie, ed. "Journalism, 'Fake News' and Disinformation: Handbook for Journalism Education and Training". unesdoc.unesco.org. Diakses tanggal 2024-12-17. Tidak memiliki parameter
|last1=
di Editors list (bantuan) - ^ Steensen, Steen; Belair-Gagnon, Valerie; Graves, Lucas; Kalsnes, Bente; Westlund, Oscar (2022-12-10). "Journalism and Source Criticism. Revised Approaches to Assessing Truth-Claims". Journalism Studies. 23 (16): 2119-2137. doi:10.1080/1461670x.2022.2140446#d1e530. ISSN 1461-670X.