Under the Tree
Under The Tree | |
---|---|
Sutradara | Garin Nugroho |
Produser | Garin Nugroho & Dinna Jasanti |
Ditulis oleh | Armantono |
Pemeran | Marcella Zalianty Dwi Sasono Ikranegara Nadia Saphira Ayu Laksmi Aryani Kiergenburg Willems Lilibeth Morillo |
Penata musik | Kadek Suardana & Wiwiek Soedarno |
Sinematografer | Yadi Sugandi |
Penyunting | Andhy Pulung |
Perusahaan produksi | Credo Pictures & SET Film Workshop |
Distributor | Kharisma Starvision Plus |
Tanggal rilis | Desember 2008 |
Durasi | 90 Menit |
Negara | Indonesia |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 2008 |
|
Under The Tree adalah film yang disutradari oleh Garin Nugroho dan diproduksi pada tahun 2008, dibintangi oleh campuran aktor ternama seperti Marcella Zalianty, Dwi Sasono, Ikranagara, dan Nadia Saphira, serta aktor yang lebih terkenal dalam dunia teater seperti Ayu Laksmi dan Aryani Kriegenburg Willems. Film ini mengeksplorasi kehidupan dan budaya di Bali.
Under the Tree mendapatkan 9 nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia 2008, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Garin Nugroho dan Aktris Terbaik untuk Ayu Laksmi, dan memenangkan dua penghargaan: Aktris Pendukung Terbaik untuk Aryani Kriegenburg Willems dan Tata Artistik Terbaik.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Pada suatu ketika tahun 2008 di Bali, ada tiga perempuan berbeda usia yang memiliki masalah sendiri-sendiri, menjalani kisahnya masing-masing. Maharani (Marcella Zalianty), 27 tahun, anak pungut, mencari ibu kandungnya, yang menurut seorang peramal, adalah seorang penari. Sepanjang pencariannya, dia selalu jumpa dengan masalah seperti ibu-anak, cinta, bunuh diri bersama-sama, bahkan perdagangan bayi. Dewi (Ayu Laksmi), 40 tahun, wanita Bali yang sedang hamil. Dokter mengatakan bahwa bayi yang dikandungnya cacat dan hanya bisa hidup beberapa menit saja setelah lahir. Ia terombang-ambing antara aborsi atau melahirkannya, masalah inti keibuan. Ada pula Nian (Nadia Saphira), 19 tahun, adalah remaja yang ingin lepas dari bayangan ayahnya yang dipenjara karena korupsi. Kehilangan figur ayah, membuatnya lari ke Bali dan jumpa dengan Darma (Ikranagara), 60 tahun, dengan harapan bisa mengganti jadi tokoh ayahnya.
Film ini bukanlah sebuah film yang mudah untuk diikuti. Pertama, bahasanya yang memakai bahasa Bali. Meskipun ada subtitle, tetap saja kita akan mengalami lost in translation. Kedua, bahasa simbol yang dipakai. Garin memakai beberapa simbol untuk membantu kita masuk ke dalam dilema para wanita tersebut. Cerita Calon Arang dipakai untuk menggambarkan ibu yang akan berjuang habis-habisan untuk membela anaknya, tak peduli anaknya sejahat apapun, tak peduli bersekutu dengan iblis. Cerita Gandhari ibunda Kurawa juga ditampilkan, sebagai seorang ibu yang cemburu dengan Kunti yang melahirkan Pandawa. Semuanya digambarkan secara mistis. Tapi tak semua cerita membuat kening berkerut. Kita bisa tertawa ringan melihat sebuah cerita sempilan sederhana yang menggambarkan seorang wanita yang cemburu karena tidak pernah dibonceng sepeda motor.
Mulanya saya sulit melihat apa hubungannya cerita ini dengan pohon, seperti dalam judulnya. Petunjuknya tidak jelas sampai kita bisa melihat pohon beringin yang menaungi. Semuanya dinaungi di bawah pohon, yang memberi kehidupan bagi semua. Sang Pohon adalah ibu dari mereka semua.
Film ini bisa dikatakan unik karena menggabungkan unsur seni drama, tari, busana tradisional Indonesia serta menampilkan juga keindahan panorama Indonesia dengan setting utamanya adalah budaya Bali.
Film ini menjadi daya tarik bagi wisatawan sekaligus pengenalan budaya Bali. Saat ini film Under The Tree didistribusikan oleh PT.Kharisma Starvision Plus
Referensi
[sunting | sunting sumber]