Lompat ke isi

Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)/Arsip/2017/10

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penerjemahan 'United Kingdom'

[sunting sumber]

Maaf, saya membuka kembali permasalahan lama. Saya mengusulkan istilah 'Inggris Raya' sebagai padanan dari kata 'United Kingdom', dan bukan 'Britania Raya' atau 'Kerajaan Serikat' dan semacamnya dengan alasan:

  • Britania Raya (Great Britain) jelas berbeda dengan United Kingdom.
  • Istilah 'Inggris' lebih familiar oleh masyarakat Indonesia.
  • Terjemahan 'Kerajaan Serikat' memang lebih mendekati secara harfiah, tetapi terjemahan seharusnya tidak hanya masalah mengalihbahasakan 'kata perkata', tetapi harus dapat juga menyesuaikan 'rasa' dari bahasa terjemahannya. Misal, dalam agama Katolik, "Virgin Mary" sering diterjemahkan menjadi "Bunda Maria", padahal dalam bahasa Indonesia, padanan untuk kata "virgin" adalah perawan. Hal ini karena dalam budaya Indonesia, membahas sesuatu yang terkait masalah seksualitas cenderung tidak dilakukan secara blak-blakan, meskipun konotasinya baik. Kata "virgin" (perawan) yang melekat dengan nama Maria sendiri konotasinya baik, menunjukkan bahwa beliau adalah wanita suci. Namun dalam "rasa" penutur bahasa Indonesia, sekali lagi, kata-kata yang berhubungan dengan keadaan seksualitas cenderung tidak diungkapkan secara blak-blakan, terlebih dikaitkan dengan seorang tokoh yang disucikan, meski memang konotasinya baik. Itu sebabnya kata ini lebih sering disepadankan dengan kata 'Bunda' yang dalam bahasa Indonesia lebih sesuai untuk disandingkan dengan seorang wanita yang disucikan dalam agama seperti Maria. Dalam masalah ini, istilah 'Inggris Raya' lebih sesuai karena lebih sesuai dengan 'rasa' bahasa kita dan lebih dikenal masyarakat Indonesia daripada istilah 'Kerajaan Serikat', 'Kerajaan Bersatu', dan istilah-istilah lain yang serupa yang hampir tidak dikenal masyarakat kita.
  • Secara politis, mungkin terjemahan 'Inggris Raya' seolah mengunggulkan negara bagian Inggris yang sebenarnya hanya salah satu bagian dari United Kingdom. Meskipun secara hukum Inggris (England) dan negara2 bagian lain memiliki kedudukan setara, tidak dapat dipungkiri bahwa England (Inggris) memiliki kedudukan yang spesial di United KIngdom. London yang merupakan ibu kota UK dan kediaman Ratu juga ibu kota England dan England tidak memiliki parlemen sendiri, tetapi bergabung dengan parlemen UK, seolah UK dan England adalah satu kesatuan. Selain itu, kembali ke masalah bahwa kata 'Inggris' sudah kadung populer untuk merujuk keseluruhan United Kingdom.

Terima kasih. Hafidh Wahyu P (bicara) 22 Agustus 2017 14.25 (UTC)[balas]

Tidak setuju dengan "Inggris Raya" karena malah jadi tidak akurat. Inggris memang 'spesial', tapi dari segi identitas mereka menganggap diri mereka sebagai "British citizen" dan bukan "English citizen". Contoh lain: Brexit dan bukan English exit, dan kalau kita tonton debat-debatnya mereka pakai kata Britain dan bukan England. Lagipula istilah Britania Raya tidak asing seperti "Kerajaan Bersatu' kok, di kamus versi Echols/Shadily menjadi salah satu alternatif dan sudah digunakan juga oleh media. Perbandingan dengan "Virgin Mary" saya rasa kurang tepat, karena sepengetahuan saya istilah "Perawan Maria" juga masih digunakan di Indonesia, contoh: Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria. Jadi saya lebih mendukung status quo untuk menghindari kesalahpahaman antara "Inggris" (England) dan "Britania Raya" (Great Britain sebagai singkatan dari United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland). Salam  Mimihitam  22 Agustus 2017 14.38 (UTC)[balas]
Terima kasih @Mimihitam: sudah bersedia menanggapi. Sebelumnya, tolong jangan disangkutpautkan antara Inggris Raya dan Inggris (yang ada dalam usulan saya). Usulan saya, Inggris Raya itu United Kingdom. Alasan ada kata 'Inggris' nya karena kata ini memang yang sering digunakan media-media Indonesia dalam merujuk keseluruhan UK, dan bukan karena kaitannya dengan England (Poin usulan saya terkait keistimewaan England hanya sebatas penguat saja. Fokus saja di masalah terjemahan yang saya persoalkan). Penambahan 'Raya' itu untuk membedakan dengan Inggris (England). Tolong abaikan sejenak penerjemahan secara leterlek. Terkait Perawan Maria, benar bahwa itu juga digunakan di Indonesia, tapi kita semua tahu bahwa istilah 'Bunda Maria' jauh lebih populer di Indonesia dan sering sekali menjadi padanan dari Virgin Mary.
Tapi terlepas dari kebingungan ini, bisakah untuk sementara di badan artikel juga diberi penjelasan tambahan yang intinya bahwa Britania Raya dalam bahasa Indonesia bisa merujuk kepada Great Britain atau UK untuk menjelaskan duduk permasalahannya pada pembaca? Saya sudah menambahkan di badan artikel tapi tidak disetujui. Sepertinya wiki Indonesia ini sering sekali untuk menerjemahkan beberapa istilah2 penting secara leterlek dari bahasa Inggris tanpa mempedulikan perbedaan pemahaman antara masyarakat INA dan Inggris. Salam. Hafidh Wahyu P (bicara) 24 Agustus 2017 10.34 (UTC)[balas]
Setuju dengan Mimihitam. Poin si pengusul bahwa: "Britania Raya (Great Britain) jelas berbeda dengan United Kingdom", jelas sekali menunjukkan bahwa si pengusul tidak tahu bahwa nama resminya adalah "United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland". Dari segi entitas politik, keduanya sama (UK dan GB). Beda halnya jika sudut pandangnya adalah geografi (nama pulau). -- Adiputra बिचर -- 24 Agustus 2017 13.14 (UTC)[balas]
British Isles ⊃ UK = (GB + NI) dengan NI ⊂ Ireland | Saya rasa terdapat kesalahpahaman di sini. UK dan GB tidak sama, UK lebih luas dari GB karena mengandung irish people. UK mencakup hubungan politis yang ada di GB. Proposisi konstanta di sini bertujuan untuk mencapai istilah dengan daya representasi yang lebih efektif. 202.43.95.5 9 Oktober 2017 05.31 (UTC)[balas]

Penerjemahan Gelar Kebangsawanan

[sunting sumber]

Saya mengajukan beberapa usulan terkait gelar kebangsawanan.
Saya usul agar gelar "queen consort" dan "empress consort" masing2 diterjemahkan menjadi "permaisuri raja" dan "permaisuri kaisar", dan bukannya "ratu" atau "maharani" agar
1. Agar tidak terjadi kebingungan antara yang sekadar istri kepala monarki atau yang menjadi kepala monarki itu sendiri.
2. Saya juga kurang sepakat dengan penerjemahan "ratu permaisuri" atau "maharani permaisuri" karena secara rasa bahasa, kurang enak dibaca karena ini memang berangkat dari penerjemahan leterlek dalam bahasa Inggris.
Saya juga mengusulkan agar gelar "duchess" tidak diterjemahkan menjadi adipati wanita karena
1. Akan menimbulkan kebingungan di kalangan pembaca Indonesia karena dapat disalahpahami bahwa sang wanita adalah pemimpin kadipaten.
2. Penerjemahan "duchess" sendiri saya pandang sifatnya tidak darurat, sehingga tidak perlu dipaksakan penerjemahannya, sebagaimana gelar marquess, earl, viscount, dll yang juga tidak perlu memerlukan terjemahan. Sekarangpun sudah tersedia artikel Gelar Kebangsawanan Eropa yang menjelaskan pengertian duchess lebih lanjut, jadi ditautkan ke artikel tersebut saja.
3. Jika memang ada seorang wanita yang menjadi "duchess" atas namanya sendiri, cukup diterjemahkan menjadi adipati sebagaimana duke, sednagkan jika hanya berstatus sebagai istri duke, cukup ditulis istri adipati.
Terima kasih atas perhatiannya. Hafidh Wahyu P (bicara) 30 September 2017 15.32 (UTC)[balas]

Saya kurang begitu paham mengenai gelar kebangsawanan dalam bahasa Indonesia. Mungkin bisa minta pendapat bung M. Adiputra. – Yogwi21 (bicara) 1 Oktober 2017 07.49 (UTC)[balas]
Ini pernah dibahas panjang lebar pada tahun 2008 --> Arsip. -- Adiputra बिचर -- 2 Oktober 2017 04.48 (UTC)[balas]
Bagian yang saya tanyakan di atas belum dibahas secara mendalam di arsip, M. Adiputra. Di sana inti pembicaraan hanya masalah penerjemahan beberapa gelar bangsawan semacam marquess, count, dsb. Hafidh Wahyu P (bicara) 2 Oktober 2017 14.56 (UTC)[balas]
Mengenai consort, itu jelas mengikuti kepala pemerintahannya. Jadi, memang sebaiknya diterjemahkan seperti ini→ Queen Consort of Thailand = Permaisuri Raja Thailand. Tentang duchess, penerjemahan ini terbentur perbedaan budaya dan tradisi. Cukup sulit. -- Adiputra बिचर -- 4 Oktober 2017 08.06 (UTC)[balas]

Untuk duchess biasanya para penerjemah di WBI pakai istilah "adipati wanita", walaupun yang saya dengar padanannya adalah "adipatni".. mungkin bisa didiskusikan dengan mas Japra Jayapati atau Meursault2004 yang sering menerjemahkan artikel tentang bangsawan dan sejarah Eropa.. soal queen consort saya setuju, istilah Maharani enaknya dipakai untuk ratu penguasa saja, seperti Maria Theresa atau Katarina yang Agung.  Mimihitam  4 Oktober 2017 08.10 (UTC)[balas]

Saya sepakat soal consort ini. Bagaimana kalau terjemahannya kita standarkan saja? Masalahnya, consort tidak membedakan jenis kelamin. Consort kaisar/raja sudah lazim diterjemahkan menjadi "permaisuri" kaisar/raja, bagaimana dengan consort seorang maharani/ratu? Bagaimana juga dengan istri/suami dari penguasa-penguasa di bawahnya? Ada usul? Japra Jayapati (bicara) 4 Oktober 2017 08.42 (UTC)[balas]
Mimihitam Kalau menurut saya, lebih baik gelar duchess tidak perlu dipaksakan untuk diterjemahkan, sebagaimana count, marquess, dll, karena sistem kebangsawanan kita memang tidak memberikan gelar bagi pasangan. Jika memang duchess di sini adalah wanita yang jadi pemimpin duchy, maka terjemahkan saja menjadi adipati seperti duke. Kalau status duchess itu hanya sebatas istru duke, maka sebut saja istri adipati. Itu usulan saya. Oh iya. Sebagai catatan, Maria Theresia itu permaisuri, bukan Maharani Romawi Suci. Hanya saja memang pengaruhnya lebih besar dari suaminya.
Japra Jayapati:
1. Untuk masalah pasangan maharani/ratu, kita lihat dulu konteksnya, karena di abad pertengahan, biasanya laki-laki mengambil alih segala kepemilikan istri berdasar prinsip jure uxoris, sudah dibahas di artikel Gelar Kebangsawanan Eropa. Jadi saat laki-laki menikah dengan ratu, dia sepenuhnya menjadi raja.
2. Meski begitu memang ada pria yang menjadi "king consort" dan bukan "king jure uxoris". Untuk gelar pendamping ratu semacam "king consort" atau "prince consort", saya sih usulnya diterjemahkan masing2 dengan "raja pendamping" dan "pangeran pendamping" atau cukup "pangeran." Namun jika istri rajanya bergelar "princess consort", saya berpendapat agar diterjemahkan menjadi permaisuri raja sebagaimana "queen consort."
3. Untuk gelar di bawah raja saya rasa itu tidak dipaksakan untuk diterjemahkan. Sistem kita memang beda dengan sistem Eropa, jadi biarkan saja apa adanya. Lagipula sudah ada artikel Gelar Kebangsawanan Eropa yang sudah membahas masalah ini. Jadi tinggal ditautkan saja ke artikel tersebut jika memang membutuhkan penjelasan. Itu usul saya. Hafidh Wahyu P (bicara) 4 Oktober 2017 14.24 (UTC)[balas]
@Hafidh Wahyu P: Saya sepakat dengan pemakaian istilah "suami/istri" bagi pasangan dari penguasa selain kaisar/raja. "King (Jure Uxoris)" sebaiknya tetap diterjemahkan sebagai "raja" karena memang memiliki wewenang raja, selain "jure uxoris" saya rasa istilah "suami" sudah mencukupi, mengingat para "consort" pria ini lazimnya adalah bangsawan yang punya gelar dan warisan daerah kekuasaan sendiri. Japra Jayapati (bicara) 4 Oktober 2017 15.46 (UTC)[balas]