Lompat ke isi

Yeremia 26

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yeremia 26
Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani, MS Sassoon 1053, foto 283-315.
KitabKitab Yeremia
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
24

Yeremia 26 (disingkat Yer 26; Penomoran Septuaginta: Yeremia 33) adalah bagian dari Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi Yeremia bin Hilkia, tentang Yehuda dan Yerusalem, yang hidup pada zaman raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-7 SM.[1][2]

  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
  • Pasal ini dibagi atas 24 ayat.
  • Memuat firman TUHAN yang datang dalam permulaan pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, yang diucapkan Yeremia dalam rumah TUHAN, di hadapan para imam, para nabi dan seluruh rakyat, bahwa jika bangsa itu tidak mau mendengarkan TUHAN, maka TUHAN akan membuat Bait Suci di Yerusalem sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.[3]
  • Sejumlah tua-tua negeri itu tampil juga ke depan dan berkata kepada kumpulan rakyat itu, katanya: "Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat pada zaman Hizkia, raja Yehuda. Dia telah berkata kepada segenap bangsa Yehuda: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sion akan dibajak seperti ladang dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan."[4]
  • Ada juga seorang lain yang bernubuat demi nama TUHAN, yaitu Uria bin Semaya, dari Kiryat-Yearim. Dia bernubuat tentang kota dan negeri ini tepat seperti yang dikatakan Yeremia.[5]
  • Raja Yoyakim bermaksud membunuh Yeremia dan Uria karena perkataan-perkataan itu. Uria melarikan diri ke Mesir, namun ditangkap, dibawa kembali ke hadapan Yoyakim dan dibunuh, sedangkan Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat untuk dibunuh.[6]

Naskah sumber utama

[sunting | sunting sumber]
  • Peristiwa yang dicatat di sini terjadi pada tahun ke-1 pemerintahan raja Yoyakim di Yerusalem.[10] (~609 SM)
Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya:[11]
Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun!"[12]

Karena menyadari bahwa nubuatnya akan melukai perasaan orang dan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan, Yeremia mungkin cenderung menahan beberapa kata yang agak keras dari Tuhan; Tuhan memberitahunya agar jangan mengurangi satu kata pun. Seluruh berita Allah harus disampaikan. Para pendeta yang setia tidak boleh lalai memberitakan kata-kata keras dari semua perintah dan peringatan Allah, sekalipun mereka mengetahui bahwa beberapa orang akan berbalik memusuhi mereka. Mereka yang mengabaikan sebagian firman Allah dan menyesuaikan berita itu dengan dosa-dosa jemaatnya tidak layak disebut hamba Tuhan.[13]

"Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat pada zaman Hizkia, raja Yehuda.
Dia telah berkata kepada segenap bangsa Yehuda:
Beginilah firman TUHAN semesta alam:
Sion akan dibajak seperti ladang
dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing
dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan." (TB)[4]

Memuat kutipan dari Mikha 3:12

Ada juga seorang lain yang bernubuat demi nama TUHAN, yaitu Uria bin Semaya, dari Kiryat-Yearim. Dia bernubuat tentang kota dan negeri ini tepat seperti yang dikatakan Yeremia. (TB)[14]
Ketika raja Yoyakim, bersama-sama dengan segenap perwiranya dan semua pemuka, mendengar perkataan orang itu, maka rajapun mencari ikhtiar untuk membunuhnya. Mendengar hal itu maka takutlah Uria, lalu melarikan diri dan tiba di Mesir. (TB)[15]
Kemudian raja Yoyakim menyuruh orang ke Mesir, yaitu Elnatan bin Akhbor beserta beberapa orang. (TB)[16]
Mereka mengambil Uria dari Mesir dan membawanya kepada raja Yoyakim. Raja menyuruh membunuh dia dengan pedang dan melemparkan mayatnya ke kuburan rakyat biasa. (TB)[18]
Tetapi Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat untuk dibunuh. (TB)[19]

Penomoran ayat

[sunting | sunting sumber]

Terdapat perbedaan antara penomoran ayat dalam versi Teks Masoret dengan versi Septuaginta yang dibuat pada abad ke-3 SM.[20]

Ibrani, Latin, Inggris Rahlfs'LXX (CATSS) Brenton's LXX
26:1-24 33:1-24
49:34 25:20 26:1
46:2-25,27-28 26:2-25,27-28

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  2. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  3. ^ Yeremia 26:1–7
  4. ^ a b Yeremia 26:18
  5. ^ Yeremia 26:20
  6. ^ Yeremia 26:21–24
  7. ^ Dead sea scrolls - Jeremiah
  8. ^ Dead Sea Scrolls Bible Translations - Jeremiah 26
  9. ^ Ulrich 2010, hlm. 574.
  10. ^ #Ayat 1
  11. ^ Yeremia 26:1
  12. ^ Yeremia 26:2
  13. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  14. ^ Yeremia 26:20 - Sabda.org
  15. ^ Yeremia 26:21 - Sabda.org
  16. ^ Yeremia 26:22 - Sabda.org
  17. ^ Torczyner, Harry. Lachish I: The Lachish Letters. London and New York: Oxford University Press, 1938.
  18. ^ Yeremia 26:23 - Sabda.org
  19. ^ Yeremia 26:24 - Sabda.org
  20. ^ CCEL - Brenton Jeremiah Appendix

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]