Agustinus Tri Budi Utomo
Yang Mulia Agustinus Tri Budi Utomo | |
---|---|
Uskup Surabaya | |
Gereja | Gereja Katolik Roma |
Keuskupan | Surabaya |
Penunjukan | 29 Oktober 2024 (96 hari) |
Pendahulu | Vincentius Sutikno Wisaksono |
Imamat | |
Tahbisan imam | 27 Agustus 1996 (28 tahun, 159 hari) oleh Johannes Sudiarna Hadiwikarta |
Tahbisan uskup | 22 Januari 2025 (11 hari) oleh Piero Pioppo |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Agustinus Tri Budi Utomo |
Lahir | 12 Maret 1968 Pandansari, Sine, Ngawi, Jawa Timur, Indonesia |
Kewarganegaraan | Indonesia |
Denominasi | Katolik Roma |
Kediaman | Keuskupan Surabaya |
Orang tua | Ayah: Fransiskus Xaverius Dardjimunarto (†) Ibu: Yustina Eni Sukarniati |
Jabatan sebelumnya |
|
Almamater | Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana |
Semboyan | Diligere sicut Christus dilexit (Mencintai seperti Kristus Mencintai) |
Lambang |
Sejarah tahbisan Agustinus Tri Budi Utomo | |
---|---|
Tahbisan episkopal | |
Konsekrator utama | Piero Pioppo |
Ko-konsekrator | |
Tanggal konsekrasi | 22 Januari 2025 |
Agustinus Tri Budi Utomo (lahir 12 Maret 1968) adalah seorang rohaniwan Katolik Indonesia. Pada 29 Oktober 2024, ia terpilih menjadi Uskup Surabaya. Sebelum menduduki jabatan ini, Bapak Uskup Didik adalah Vikaris Pastoral Keuskupan Surabaya. Ia juga pernah menjabat sebagai Vikaris Jenderal dalam keuskupan yang sama.
Latar belakang dan pendidikan
[sunting | sunting sumber]Tri Budi Utomo yang sering disebut dengan nama Didik berasal dari latar belakang keluarga beragama Islam. Ia juga menjalani pendidikan di SMAK Santo Louis, Madiun.[1] Ia kemudian menjalani pendidikan di Seminari Menengah Santo Vincentius a Paulo, Garum pada periode 1987–1988. Dalam seleksi memasuki Seminari Garum, ia diwawancarai oleh Rektor Seminari Garum, R.D. Vincentius Sutikno Wisaksono, yang kelak menjadi Uskup Surabaya. Didik kemudian melanjutkan pendidikan di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang sejak tahun 1989 hingga 1996. Ia lulus program sarjana dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana pada tahun 1994 dan lulus program magister pada tahun 1996.[2]
Karya sebagai imam
[sunting | sunting sumber]Didik ditahbiskan menjadi Diakon pada 15 Februari 1996 oleh Mgr Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm dan ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Surabaya pada 27 Agustus 1996 oleh Uskup Surabaya Johannes Sudiarna Hadiwikarta. Penahbisan berlangsung di Gedung Go Skate, Jalan Embong Malang, Surabaya. Sakramen imamat diberikan kepada 15 orang imam yang ditahbiskan, yang terdiri dari 7 orang imam diosesan Keuskupan Surabaya, 7 orang imam Kongregasi Misi (CM), dan 1 orang imam Serikat Sabda Allah (SVD). Dalam tahbisan imamat, Romo Didik memilih semboyan "supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka" (Yoh 17:26b).[1] Penugasan pertamanya adalah menjadi Pastor Rekan di Paroki Santa Maria Annuntiata, Sidoarjo, pada tahun 1996 hingga 2000. Selain itu, Romo Didik juga melayani sebagai Pastor Mahasiswa Keuskupan Surabaya. Pada tahun 2000, ia diangkat menjadi pastor kepala pada paroki tersebut dan menjalankan tugas itu hingga tahun 2001.[3]
Pada tahun 2001, Romo Didik menjadi misionaris domestik dengan bertugas di Keuskupan Ketapang. Pada awal kedatangannya di Ketapang, ia menjadi pastor rekan di Gereja Kanak-Kanak Yesus, Marau. Dua tahun berselang pada tahun 2003, ia diangkat sebagai Pastor Kepala Paroki Santo Carolus Borromeus di Tembelina.[4]
Sekembalinya dari Ketapang, ia menjabat sebagai Pastor Kepala di Gereja Santo Pius X, Kabupaten Blora. Setahun kemudian, pada tahun 2007, ia melanjutkan pelayanannya sebagai pastor rekan di paroki yang sama serta diangkat sebagai Vikaris Episkopal Regio IV. Pada tahun 2008, ia bertugas sebagai Vikaris Episkopal Kevikepan Cepu sekaligus pastor rekan di Paroki Santo Willibrordus, Cepu.[2] Ia menjalani tugas ini hingga tahun 2011, saat ia ditunjuk menjadi Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya. Jabatan Vikaris Jenderal diampunya selama enam tahun hingga April 2017.[5]
Pada tahun 2017, Romo Didik menerima penugasan menjadi Vikaris Episkopal Pastoral Keuskupan Surabaya. Pada tahun yang sama, ia juga menjalankan tugas sebagai Pejabat Sementara Pastor Kepala Paroki Santa Maria Annuntiata, Sidoarjo (2017–2018). Setahun kemudian, ia kembali menjadi Pastor Rekan di paroki tersebut hingga 2020. Pada tahun 2020, ia bertugas sebagai Pastor Rekan Paroki Katedral Surabaya hingga 2022 sekaligus menjadi Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya. Sejak tahun 2022, Romo Didik melayani sebagai Pastor Rekan di Paroki Sakramen Mahakudus Pagesangan Surabaya dan juga melanjutkan penugasannya sebagai Vikaris Pastoral Keuskupan Surabaya.[6]
Uskup Surabaya
[sunting | sunting sumber]Pada 29 Oktober 2024, Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya, R.D. Yosef Eko Budi Susilo mengumumkan penunjukkan Didik menjadi Uskup Surabaya. Ia meneruskan kepemimpinan uskup sebelumnya, Vincentius Sutikno Wisaksono, yang meninggal dunia pada 10 Agustus 2023, sehingga Keuskupan Surabaya mengalami sede vacante sejak saat itu.[7][8]
Tahbisan uskup berlangsung pada 22 Januari 2025.[9] Tahbisan episkopal ini berlangsung di Widya Mandala Hall yang terletak dalam kompleks Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dalam penahbisan ini, Nuncio Apostolik untuk Indonesia Piero Pioppo bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama, dengan didampingi Uskup Malang Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm. dan Uskup Ketapang Pius Riana Prapdi. Dalam misa tahbisan tersebut, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo memberikan homili. Sore hari menjelang tahbisan, berlangsung ibadat vesper di Katedral Hati Kudus Surabaya. Ibadat vesper tersebut dipimpin oleh Uskup Purwokerto, Christophorus Tri Harsono. Pada 23 Januari 2025, Mgr. Didik memimpin misa pontifikal perdana yang berlangsung di Katedral Surabaya. Dalam misa pontifikal tersebut, kuria dan sejumlah personalia Keuskupan Surabaya dilantik.[10]
Motto yang dipilih oleh Mgr. Didik ialah Diligere sicut Christus dilexit yang berarti "Mencintai seperti Kristus Mencintai".[11] Sebagai uskup, ia memilih untuk dipanggil Romo Uskup atau Bapak Uskup sebagai pengganti dari istilah Monseigneur yang umumnya digunakan untuk menyebut seorang uskup.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Uskup Terpilih Keuskupan Surabaya Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo: Panggil Saya: Romo Uskup atau Bapak Uskup Saja". HIDUP Katolik. 20 Januari 2025. Diakses tanggal 22 Januari 2025.
- ^ a b Eben Haezer (29 Oktober 2024). "Profil Lengkap Romo Didik, Rohaniwan Katolik Dari Ngawi yang Dipilih Paus Menjadi Uskup Surabaya". TribunMataraman.com.
- ^ "Profil Agustinus Tri Budi Utomo, Uskup Surabaya yang Baru". Pos-Kupang.com. 29 Oktober 2024. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ "Romo Didik pernah melayani umat di Keuskupan Ketapang dari tahun 2001 – 2005". Keuskupan Ketapang. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ Komsos KWI (29 Oktober 2024). "Paus Fransiskus Memilih R.D Agustinus Tri Budi Utomo Sebagai Uskup Surabaya yang baru". Mirifica.net. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ Hariyadi, Mathias (29 Oktober 2024). "Riwayat Hidup Uskup Terpilih Keuskupan Surabaya: Romo Agustinus Tri Budi Utomo alias Romo Didik Pr". Sesawi.net. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ "Agustinus Tri Budi Utomo Terpilih Menjadi Uskup Surabaya". 29 Oktober 2024. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ "Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo Terpilih Menjadi Uskup Surabaya yang Baru". PenaKatolik.com. 30 Oktober 2024. Diakses tanggal 11 November 2024.
- ^ "Tahbisan Uskup Surabaya Dijadwalkan 22 Januari 2025, Dubes Vatikan dan Puluhan Uskup se-Indonesia Bakal Hadir". 23 November 2024. Diakses tanggal 23 November 2024.
- ^ "Uskup Agustinus Tri Budi Utomo Lantik 2 Sekretaris dan 3 Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya". Tribun Surabaya. 23 Januari 2025. Diakses tanggal 25 Januari 2025.
- ^ "Moto Uskup Terpilih Surabaya: Mencintai seperti Kristus Mencintai". Kompas.id. 10 Desember 2024. Diakses tanggal 11 Desember 2024.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Jabatan Gereja Katolik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Vincentius Sutikno Wisaksono |
Uskup Surabaya 29 Oktober 2024–kini |
Petahana |