Lompat ke isi

Apex Legends

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Apex Legends
Diterbitkan di
  • Windows, PS4, Xbox One
  • 4 Februari 2019
  • Nintendo Switch
  • 9 Maret 2021
  • PS5, Xbox Series X/S
  • 29 Maret 2022
  • Android, iOS
  • 17 Mei 2022
GenreBattle royale, Tembak-menembak orang-pertama
Model bisnisGratis dimainkan Edit nilai pada Wikidata
Bahasa
Karakteristik teknis
PelantarWindows, Xbox One, PlayStation 4, Nintendo Switch dan PlayStation 5 Edit nilai pada Wikidata
Mesin
Modepermainan video multipemain Edit nilai pada Wikidata
Formatdistribusi digital dan unduhan digital Edit nilai pada Wikidata
Metode masukanpapan tombol komputer, tetikus dan gamepad Edit nilai pada Wikidata
Jumlah minimum pemain1 Edit nilai pada Wikidata
Jumlah maksimal pemain60 Edit nilai pada Wikidata
Informasi pengembang
PengembangRespawn Entertainment
PengarahSteven Ferreira
Produsen
  • Drew McCoy
  • Tina Sanchez
PenulisMohammad Alavi
PerancangMackey McCandlish
KomponisStephen Barton
PenerbitElectronic Arts
Seniman
  • Robert Taube
  • Kaelan De Niese
  • Ryan Lastimosa
  • Benjamin Bisson
  • Jung Park
Penilaian
ESRB
enllaç=d:Q14864330
PEGI
enllaç=d:Q14915516
USK
enllaç=d:Q14920393
CERO
enllaç=d:Q14870298
OFLC
enllaç=d:Q26708078
ClassInd
enllaç=d:Q26678734
GRAC
enllaç=d:Q23005411
SMECCV
enllaç=d:Q108425217
CCC
enllaç=d:Q104434120
Informasi tambahan
Situs webea.com… (bahasa Inggris) Edit nilai pada Wikidata
MobyGamesapex-legends Edit nilai pada Wikidata
Steam1172470 Edit nilai pada Wikidata
Id. Subredditapexlegends Edit nilai pada Wikidata
IMDB: tt9730966 Facebook: playapex X: PlayApex Instagram: playapex Youtube: UC0ZV6M2THA81QT9hrVWJG3A Modifica els identificadors a Wikidata
Portal permainan video
Sunting di Wikidata • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Apex Legends adalah permainan battle royale free-to-play yang dikembangkan oleh Respawn Entertainment dan diterbitkan oleh Electronic Arts. Permainan ini berada di alam semesta yang sama dengan Titanfall. Permainan ini dirilis untuk Microsoft Windows, PlayStation 4, dan Xbox One pada 4 Februari 2019. Satu minggu setelah dirilis, permainan ini telah diunduh lebih dari 25 juta kali dan lebih dari 2 juta pemain daring secara bersamaan.

Gaya bermain

[sunting | sunting sumber]

Apex Legends mengusung konsep permainan battle royale dari permainan tembak-menembak pahlawan. Ceritanya sendiri dimulai 30 tahun setelah peristiwa Titanfall 2. Apex berbeda dari kebanyakan permainan battle royale dengan menggunakan Legend (karakter pahlawan yang memiliki kemampuan unik dan memiliki peran seperti menyerang, bertahan, pendukung dan pengintai).

Pemain dikelompokkan ke dalam sebuah tim dengan tiga orang, dengan masing-masing pemain memilih karakter Legend berbeda. Setiap satu pertandingan, ada hingga 20 tim yang beradu mekanik. Semua tim memulai tanpa peralatan dan diterbangkan ke atas peta permainan melalui dropship dari arah acak dan pemain lalu terjun ke sembarang tempat di peta yang dilalui dropship. Setiap tim menjelajahi peta permainan untuk mencari senjata, amunisi, dan peralatan lainnya sembari berjuang untuk menjadi tim terakhir yang tersisa dan berusaha tetap berada di zona aman yang terus menyusut. Seorang pemain dapat terjerumus ke dalam kondisi kehabisan darah, yang membuat mereka hanya bisa merangkak untuk berlindung atau mencapai rekan satu regu yang dapat menghidupkan mereka kembali. Jika pemain kehabisan darah, atau lawan menggunakan gerakan finisher, pemain akan mati dan menjatuhkan spanduk sehingga peralatan mereka dapat dijarah. Pemain yang mati dapat dihidupkan kembali jika rekan setimnya memulihkan spanduk dan membawanya ke Spawn Beacon dalam waktu terbatas.

Apex menampilkan fitur komunikasi obrolan suara dengan rekan satu tim dan pendekatan komunikasi satu tombol kontekstual yang memungkinkan pemain melakukan ping pada peta seperti senjata, lawan, atau titik temu.

Apex Legends adalah permainan gratis dan didukung melalui transaksi mikro, yang memberikan pemain kesempatan untuk menyesuaikan karakter pilihan mereka melalui berbagai barang kosmetik untuk Legend seperti senjata, jalur suara, dan spanduk dalam permainan. Barang kosmetik baru dapat diperoleh dari membuka Apex Pack, nama kotak jarahan permainan ini yang berisi berbagai macam hadiah acak, atau Material Crafting dalam permainan.

Apex Pack diperoleh secara gratis saat pemain memperoleh poin pengalaman. Selain itu, pemain juga dapat mendapatkan Legend Token untuk bermain pertandingan, yang digunakan untuk membuka karakter Legend yang baru serta barang kosmetik tertentu. Kemudian Apex Coin, dibeli dengan uang asli dan dapat digunakan untuk membeli Apex Pack, karakter Legend, ataupun membeli barang kosmetik tertentu.[1] Respawn berencana untuk menawarkan tiket pertempuran di masa depan yang memberikan hadiah kepada para pemain dengan barang-barang kosmetik musiman dengan menyelesaikan tantangan dalam permainan.[2]

Pengembangan

[sunting | sunting sumber]

Respawn Entertainment sebelumnya membuat Titanfall (2014) dan sekuelnya Titanfall 2 (2016) sebagai studio independen; Electronic Arts mendukung penerbitan judul-judul ini, dan kemudian pada tahun 2017 mengakuisisi Respawn. Kedua game Titanfall telah dipuji secara kritis dan memiliki basis pemain yang kuat, tetapi tidak mencapai metrik penjualan yang berarti.

Saat Respawn telah mulai bekerja pada permainan Titanfall 3, mereka telah memperhatikan komunitas permainan video sekitar tahun 2017, ketika Playerunknown's Battlegrounds mulai mempopulerkan genre battle royale. Respawn telah menguji konsep Titanfall dalam format permainan bertahan hidup yang dirasa bekerja dengan baik, dan mulai bereksperimen dengan konsep battle royale. Mereka juga menyadari bahwa memiliki Titan yang dapat digerakkan (mecha besar) akan sangat tidak menguntungkan bagi mereka yang berjalan kaki dalam sebuah battle royale, dan mereka beralih fokus pada penciptaan kelas karakter yang kuat dan sesuai dengan semesta Titanfall.[3] Selain itu, Respawn ingin membuat permainan yang akan menghasilkan keuntungan besar dari pendapatan potensial dalam sebuah permainan free-to-play, sehingga munculah konsep Apex. Apex memakan sebagian besar tenaga di studio sehingga membuat rilis awal Titanfall 3 mundur. Namun, digunakan sebagai pengembangan basis cerita bagi Titanfall 3. EA awalnya skeptis mengenai pendekatan ini dan menganggapnya berisiko. Tetapi menurut Drew McCoy dari Respawn, keberhasilan Fortnite Battle Royale menunjukkan bahwa pendekatan semacam itu mungkin saja dilakukan.

Karena langkah EA tersebut, Respawn benar-benar merahasiakan pengembangan Apex Legends sampai pengumuman rilisnya. McCoy menyatakan bahwa mereka menginginkan pemain untuk membentuk pendapat mereka sendiri tentang permainan yang bergantung dari forum daring, sehingga mendorong pemain untuk mencoba permainan yang mengandalkan pemasaran dan konten promosi pra-rilis lainnya.

Apex Legends terinspirasi oleh beberapa penembak pada dekade terakhir: Halo dan Destiny buatan Bungie yang menggabungkan sistem pertarungan dengan narasi yang terus berkembang, lalu Tom Clancy's Rainbow Six Siege buatan Ubisoft yang mendemonstrasikan penggunaan kelas unik secara dinamis, dan Overwatch buatan Blizzard Entertainment untuk menyempurnakan konsep tembak-menembak pahlawan.[4] Permainan ini dibangun dengan Source engine, sama seperti yang digunakan untuk permainan Titanfall sebelumnya.[5] Sistem Smart Comm disempurnakan pada ujicoba permainan tanpa menggunakan obrolan suara dan menggunakan nama acak untuk bereksperimen bagaimana mereka mengantisipasi reaksi sebagian besar pemain selama sebulan.[6] Tim mencoba mengubah beberapa fitur seperti ukuran peta, jumlah pemain dalam suatu pertandingan, dan ukuran regu. Mereka menemukan bahwa 60 pemain dalam regu tiga orang dalam satu peta adalah yang paling menyenangkan untuk dimainkan, menurut CEO Respawn Vince Zampella. Respawn juga akan menyediakan peta baru atau mode permainan alternatif di masa depan.[7]

Sebelum diluncurkan, McCoy menyatakan bahwa ada rencana untuk mengimplementasikan permainan lintas serambi pada Apex Legends di masa depan. Meskipun ini sudah direncanakan, hal ini tidak dimungkinkan karena keterbatasan perangkat keras. McCoy juga menyatakan bahwa mereka juga pada akhirnya ingin Apex Legends dirilis di iOS, Android dan Nintendo Switch, meskipun saat ini belum direncanakan.[8]

Dalam peta permainan, pemain menemukan setidaknya satu mainan Monster Loch Ness kecil yang dijuluki Nessy dan hadir di berbagai peta Titanfall, dan jika ditembak oleh pemain, pesan singkat akan muncul di killfeed; Manajer komunitas Respawn telah mengakui bahwa mungkin ada rahasia yang lebih besar terkait dengan hal ini di dalam permainan.[9]

Tencent telah menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan Electronic Arts untuk membawa Apex Legends ke Tiongkok, untuk membantu meloloskan permainan ini melalui proses persetujuan yang ketat di negara tersebut.[10]

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Apex Legends menerima ulasan yang umumnya positif menurut agregat Metacritic. Delapan jam setelah diluncurkan, permainan ini melampaui satu juta jumlah pemain unik,[21] dan mencapai 2,5 juta pemain unik dalam waktu 24 jam.[22] Dalam tiga hari, permainan memiliki lebih dari 10 juta pemain unik, dengan puncaknya satu juta pemain daring bersamaan.[23] Pada 11 Februari, seminggu setelah rilis, permainan ini telah mencapai 25 juta pemain unik, dan lebih dari 2 juta pemain bersamaan.[24]

Apex Legends diumumkan pada 4 Februari 2019, hari Senin sebelum EA melaporkan hasil keuangan triwulanan terbarunya, yang tidak memenuhi harapan dan menyebabkan nilai saham EA turun 13% pada hari berikutnya.[25] Namun, ketika berita dan popularitas Apex Legends menyebar, analis melihat permainan sebagai kompetitor dominasi Fortnite Battle Royale. Dan pada hari Jumat, 8 Februari 2019, EA telah melihat pertumbuhan terbesar dalam nilai saham sejak tahun 2014 berdasarkan keberhasilan mendadak dari Apex Legends.[26]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Goslin, Austen (February 8, 2019). "Apex Legends microtransactions guide: explaining Crafting Metals, Legend Tokens, and Apex Coins". Polygon. Diakses tanggal February 8, 2019. 
  2. ^ Ramée, Jordan (February 4, 2019). "Apex Legends Has A Battle Pass That's Just Like Fortnite's". GameSpot. Diakses tanggal February 4, 2019. 
  3. ^ Campbell, Colin (February 4, 2019). "Why Respawn made a Titanfall game without Titans — and not Titanfall 3". Polygon. Diakses tanggal February 5, 2019. 
  4. ^ Statt, Nick (February 4, 2019). "Respawn says it's 'putting a lot on the line' with Apex Legends' surprise launch". The Verge. Diakses tanggal February 4, 2019. 
  5. ^ Walton, Jarrod (February 4, 2019). "Apex Legends performance analysis: which settings to disable for the best FPS". PC Gamer. Diakses tanggal February 5, 2019. 
  6. ^ Arif, Shabana (February 7, 2019). "Apex Legends: A month playtesting with no voice chat helped to develop the Smart Comms system". VG247. Diakses tanggal February 7, 2019. 
  7. ^ Takahashi, Dean (February 4, 2019). "Respawn's Vince Zampella interview — Why you won't see Titans in Apex Legends". Venture Beat. Diakses tanggal February 10, 2019. 
  8. ^ Kent, Emma (February 4, 2019). "The world thinks we're making Titanfall 3 and we're not - this is what we're making". 
  9. ^ Castello, Jay (February 12, 2019). "Apex Legends players are becoming cryptid hunters". Rock Paper Shotgun. Diakses tanggal February 12, 2019. 
  10. ^ Saed, Sherif (February 15, 2019). "Tencent in talks to bring Apex Legends to China – report". VG247. Diakses tanggal February 15, 2019. 
  11. ^ "Apex Legends for PC Reviews". Metacritic. CBS Interactive. Diakses tanggal February 12, 2019. 
  12. ^ "Apex Legends for PlayStation 4 Reviews". Metacritic. CBS Interactive. Diakses tanggal February 11, 2019. 
  13. ^ "Apex Legends for Xbox One Reviews". Metacritic. CBS Interactive. Diakses tanggal February 12, 2019. 
  14. ^ Gwaltney, Javy (February 8, 2019). "Apex Legends Review - Embracing The New Frontier". Game Informer. Diakses tanggal February 9, 2019. 
  15. ^ Hornshaw, Phil (February 8, 2019). "Apex Legends Review - Battle Royale The Way It Should Be". GameSpot. Diakses tanggal February 8, 2019. 
  16. ^ James, Ford (February 8, 2019). "APEX LEGENDS REVIEW: "An immaculate battle royale that should only get better"". GamesRadar+. Diakses tanggal February 8, 2019. 
  17. ^ Roemer, Dan (February 17, 2019). "Review: Apex Legends". Destructoid. Diakses tanggal February 18, 2019. 
  18. ^ Petite, Steven (February 11, 2019). "Apex Legends Review". IGN. Diakses tanggal February 11, 2019. 
  19. ^ Panthaa (February 4, 2019). "Test : Apex Legends : Le Battle Royale free to play et tactique qui veut faire de l'ombre à Fortnite". Jeuxvideo (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal February 6, 2019. 
  20. ^ Davenport, James (February 11, 2019). "Apex Legends Review". PC Gamer. Diakses tanggal February 11, 2019. 
  21. ^ Makuch, Eddie (February 4, 2019). "Apex Legends Hits 1 Million Players In 8 Hours". GameSpot. Diakses tanggal February 5, 2019. 
  22. ^ Arif, Shabana (February 6, 2019). "Apex Legends' first 24 hours saw the game draw in 2.5 million players". VG247. Diakses tanggal February 6, 2019. 
  23. ^ Webster, Andrew (February 7, 2019). "Apex Legends hits 10 million players in just three days". The Verge. Diakses tanggal February 7, 2019. 
  24. ^ Makuch, Eddie (February 11, 2019). "Apex Legends Hits 25 Million Players In A Week". GameSpot. Diakses tanggal February 11, 2019. 
  25. ^ Salinas, Sara (February 6, 2019). "Gaming stocks got killed after earnings". CNBC. Diakses tanggal February 12, 2019. 
  26. ^ Leach, Kameron (February 8, 2019). "EA Stock Jumps as Apex Legends Looks Like a Formidable Fortnite Competitor". Bloomberg L.P. Diakses tanggal February 12, 2019. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]