Bandar Udara Notohadinegoro
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
Bandar Udara Notohadinegoro Notohadinegoro Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Kabupaten Jember | ||||||||||
Melayani | Jember | ||||||||||
Lokasi | Jember, Jawa Timur, Indonesia | ||||||||||
Ketinggian dpl | 85,65 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 08°14′28″S 113°41′38″E / 8.24111°S 113.69389°E | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
|
Bandar Udara Notohadinegoro (IATA: JBB, ICAO: WARE) adalah sebuah bandar udara perintis yang terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, yang berjarak sekitar 7 (tujuh) kilometer dari pusat kota Jember. Bandara ini dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Jember.
Bandara yang memiliki areal seluas 120 hektar dan panjang landas pacu 1.560 meter ini merupakan bandara umum sipil pertama di Indonesia yang dibangun sendiri oleh pemerintah kabupaten setempat dengan kekuatan APBD Kabupaten. Bandara ini diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Jember dapat mempersingkat waktu tempuh dari Jember ke Surabaya maupun sebaliknya yang hanya menjadi sekitar 30 menit melalui udara, dari sebelumnya sekitar 4 sampai 7 jam menggunakan angkutan darat. Selain itu bandara ini juga diharapkan dapat memperlancar arus investasi ke dalam wilayah kabupaten setempat serta sebagai sarana akomodasi pendukung sektor pariwisata Jember.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bandara ini diprakarsai dan dibangun mulai tahun 2003 pada era pemerintahan bupati saat itu, Samsul Hadi Siswoyo. Pembangunan yang telah dianggarkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan dana APBD sebesar 30 miliar rupiah. Bandara ini diresmikan pada tahun 2005 dengan panjang landas pacu kala itu masih 1.200 meter.
Pada tahun 2008, Bupati Jember MZA Djalal mengupayakan Bandara Notohadinegoro dapat dilayani penerbangan yang menghubungkannya dengan Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo, sehingga digunakan pesawat udara jenis turbo LET 410 milik maskapai Tri MG International yang melayani penerbangan Jember–Surabaya pp. sebanyak 3 (tiga) kali sehari dengan sistem sewa/carter. Namun, penerbangan sewa/carter tersebut hanya mampu bertahan selama 3 bulan karena okupansi yang minim sebagai akibat promosi yang kurang dan daya beli masyarakat yang minim saat itu. Bahkan, pengoperasian penerbangan sewa/carter tersebut sempat dibawa ke ranah hukum karena telah mengakibatkan kerugian negara yang menyeret 3 orang pejabat pemkab setempat masuk penjara.
Sempat vakum selama beberapa tahun, bandara ini kembali beroperasi sejak tanggal 16 Juli 2014 dengan dilayaninya penerbangan komersial pertama pada rute Jember–Surabaya pp oleh maskapai Garuda Indonesia (dengan sub brand Garuda Indonesia Explore) yang menggunakan pesawat udara jenis ATR 72-600.
Fasilitas
[sunting | sunting sumber]Bandara ini memiliki satu bangunan utama yang terdiri dari kantor otoritas bandara, satu terminal keberangkatan, satu terminal kedatangan, yang dilengkapi dengan konter penjualan tiket pesawat Garuda Indonesia dan Susi Air, serta satu bangunan Pos Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polres Jember.
Bandara ini juga menyediakan lapangan parkir yang mampu menampung hingga sekitar 50 kendaraan roda empat.
Bandara ini memiliki layanan angkutan pemadu moda yang dioperasikan oleh pihak Warna Tour & Travel (point to point: Aston Jember Hotel-Kantor Pusat Warna Tours & Travel-Bandara Notohadinegoro pp.)[1] dan Perum DAMRI[2] (point to point: Terminal Tawang Alun–Stasiun Jember–Bandara Notohadinegoro pp). Dengan tarif sebesar Rp35.000,00 sekali jalan untuk Warna Tours & Travel dan Rp20.000,00 sekali jalan untuk Perum DAMRI.[3]
Karena jumlah penerbangan yang masih terbatas dari bandara ini, maka jadwal keberangkatan angkutan pemadu moda disesuaikan dengan jadwal penerbangan yang ada tersebut.
3. Taksi
[sunting | sunting sumber]Bandara ini juga memiliki layanan taksi yang dioperasikan oleh perusahaan taksi lokal Jember, yaitu Jember Taksi dan Rengganis Perdana Taxi dengan menggunakan armada jenis sedan atau MPV full AC yang layanannya menggunakan tarif berdasarkan argometer.
Pajak layanan penumpang bandara (airport tax)
[sunting | sunting sumber]Pajak layanan penumpang atau biaya PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) atau PSC (Passenger Service Charge) atau yang biasa dikenal dengan istilah airport tax [4] untuk layanan penumpang dalam negeri/domestik adalah Rp13.000,00 per penumpang (sudah termasuk dalam harga tiket pesawat udara).
Maskapai penerbangan dan tujuan
[sunting | sunting sumber]Maskapai | Tujuan |
---|---|
Susi Air | Sumenep |
Rencana pengembangan
[sunting | sunting sumber]Pemerintah Kabupaten Jember pada tahun 2015 sempat merencanakan perpanjangan landas pacu bandara menjadi 2.600 x 45 meter dan pemasangan lampu runway/landas pacu sehingga memungkinkan bandara ini mampu didarati oleh pesawat Boeing 737 yang berukuran lebih besar yang bermesin jet serta mampu melayani penerbangan di saat gelap karena cuaca ataupun malam hari. Namun, pada kenyataannya rencana tersebut belum pernah terealisasikan hingga saat ini.
Penambahan penerbangan rute Jember–Surabaya pp
[sunting | sunting sumber]Sementara itu pada tahun yang sama, pihak operator penerbangan, yaitu maskapai Garuda Indonesia, sempat merencanakan penambahan penerbangan rute Jember–Surabaya pp, menjadi 10 (sepuluh) kali dalam sepekan dari semula yang hanya 7 (tujuh) kali dalam sepekan atau 1 (satu) kali dalam sehari.[5] Penambahan dilakukan menjadi sebanyak 2 (dua) kali penerbangan untuk hari-hari tertentu, yaitu hari Rabu, Jumat, dan Minggu. Hal tersebut dilakukan mengingat permintaan penambahan penerbangan dari pihak Pemkab setempat dan kalangan pengusaha lokal yang didasarkan pada tingginya tingkat keterisian penumpang rute Jember-Surabaya yang mencapai 75% pada hari biasa (Senin-Kamis) dan mencapai 100% untuk akhir pekan (Jumat, Sabtu, dan Minggu).[6] Rute ini akhirnya ditutup pada Februari 2023.[7]
Sekolah Pilot Nasional (SPN)
[sunting | sunting sumber]Sekolah Pilot Nasional (SPN) atau Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) sempat berencana akan membangun settle base (tempat latihan penerbangan) di bandara ini pada tahun 2015.[8]
Rute Perintis Sumenep-Jember pp
[sunting | sunting sumber]Seiring dengan pengoperasian Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep, Madura, untuk penerbangan komersial, rencananya Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan membuka rute perintis Sumenep-Jember pp. sebanyak 1 (satu) kali dalam sepekan dengan menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan milik maskapai Susi Air yang berkapasitas 12 penumpang.[9][10] Rute ini akhirnya terealisasi mulai 10 Januari 2023.[11]
Pengambilalihan pengelolaan bandara
[sunting | sunting sumber]PT Angkasa Pura II bersama dengan PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) dan Pemkab Jember menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait Pemanfaatan Aset Milik PTPN XII atau Barang Milik Daerah Kabupaten Jember Untuk Pembangunan, Pengembangan dan Pengusahaan Bandara Notohadinegoro.
Awaluddin mengatakan, seluruh poin yang disepakati dalam MoU tersebut akan didetailkan lebih lanjut dalam Perjanjian Kerjasama (PKS), khususnya dalam aspek pengembangan seluruh infrastruktur bandara ini dengan estimasi investasi sebesar Rp 200 miliar.
Sejumlah rencana akan dilakukan di bandara ini antara lain pengembangan landas pacu (runway) dari eksisting 1.645 m x 30 m menjadi 2.250 m x 45 m dan pengembangan terminal penumpang pesawat yang saat ini hanya seluas 618 m2 akan diperbesar menjadi 1800 m2, di mana hal ini untuk mengakomodiasi penerbangan Boeing 737 series serta potensi untuk melayani sekitar 300.000 penumpang per tahun.
PT AP II sempat merencanakan akan mendesain ulang bandara ini seperti bangunan terminal penumpang menjadi lebih modern, dengan langkah awal yaitu menetapkan terminal basic design, lalu akan dikembangkan lagi dalam Detail Engineering Design (DED), bila telah rampung baru kemudian akan ditenderkan.
Bandara ini bersama dengan Bandara Banyuwangi nantinya akan dioperasikan dengan konsep Multi Airport System di mana kedua bandara tersebut dapat saling mem-backup ketika terjadi sesuatu yang menyebabkan salah satu bandara ditutup. “Bandara Banyuwangi sendiri mengusung konsep Tourism Airport sedangkan Bandara Notohadinegoro Jember nantinya akan digunakan untuk penerbangan Haji dan Umroh,” tambah Awaluddin.[12] Sayangnya, upaya ini belum terealisasi hingga saat ini
Tahun 2020, Pemkab Jember targetkan Bandara Notohadinegoro menjadi subembarkasi haji
[sunting | sunting sumber]Bupati Jember saat itu, Faida, mengatakan penargetan bandara itu sebagai sub-mbarkasi karena pertimbangan banyaknya warga Jember yang berangkat umrah. "Ada 10 ribu orang per tahun umrah dari Jember. Jumlah penduduk Jember sendiri mencapai 2,5 juta lebih. Belum lagi dengan lima kabupaten tetangga yang akan memanfaatkan bandara ini bisa ada 7,5 juta orang," kata Faida, Jumat (7/12/2018).
Pemkab Jember bersama Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II (Persero) tengah merampungkan rencana induk pembangunan (master plan). Bandara Jember nantinya akan dikelola juga oleh PT Angkasa Pura II. Panjang landasan akan ditambah dari 1.700 menjadi 2.250 meter oleh Angkasa Pura. "Sehingga pesawat jenis Boeing bisa masuk," lanjutnya.[13] Namun sayangnya, rencana ini pada akhirnya tidak pernah terealisasi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://www.facebook.com/342630577508/photos/a.481814497508.268554.342630577508/10152541826152509/
- ^ http://www.antarajatim.com/lihat/berita/148396/pemkab-jember-luncurkan-angkutan-pemadu-moda[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://www.busbandara.com/info-bus-damri-bandara-jember-notohadinegoro/
- ^ http://www.jembergo.com/2014/10/termurah-di-indonesia-bandara.html[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://www.jawapos.com/baca/artikel/9008/Penerbangan-JemberSurabaya-Dua-Kali-Sehari[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://travel.kompas.com/read/2014/12/30/1439000/Garuda.Tambah.Penerbangan.Jember-Surabaya.Jadi.Dua.Kali.Sehari
- ^ Nawawi, Imam (2023-03-04). "Pesawat Carter Cessna Stop Layani Rute Penerbangan Jember-Surabaya, Padahal Baru 1 Bulan Beroperasi". Tribun Jatim. Diakses tanggal 2024-04-28.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-03. Diakses tanggal 2015-01-24.
- ^ http://www.antarajatim.com/lihat/berita/152329/pemprov-tarif-penerbangan-surabaya-sumenep-rp200-ribu[pranala nonaktif permanen] maskapai
- ^ http://ekonomibisnis.suarasurabaya.net/news/2015/148074-Maret-dan-April,-Bandara-Bawean-dan-Sumenep-Beroperasi[pranala nonaktif permanen]
- ^ Mulyono, Yakub (2023-01-02). "Pesawat Perintis Layani Penerbangan Jember-Sumenep, Harga Tiket Rp 247 Ribu". Detik.com. Diakses tanggal 2024-04-28.
- ^ <https://bisnisjakarta.co.id/2018/07/08/ap-ii-ambilalih-pengelolaan-bandara-notohadinegoro-jember[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://surabaya.tribunnews.com/2018/12/07/tahun-2020-pemkab-jember-targetkan-bandara-notohadinegoro-menjadi-sub-embarkasi-haji?page=all
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]