Lompat ke isi

Bandar Udara Sisingamangaraja XII

Koordinat: 02°15′35″N 098°59′43″E / 2.25972°N 98.99528°E / 2.25972; 98.99528
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bandar Udara
Raja Sisingamangaraja XII

Raja Sisingamangaraja XII Airport
Informasi
JenisPublik
PemilikInJourney
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniSiborong-Borong
LokasiSiborong-Borong, Sumatera Utara, Indonesia
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl mdpl
Koordinat02°15′35″N 098°59′43″E / 2.25972°N 98.99528°E / 2.25972; 98.99528
Situs webhttp://www.silangit-airport.co.id/
Peta
DTB di Sumatra Utara
DTB
DTB
Lokasi di Sumatera Utara
DTB di Indonesia
DTB
DTB
DTB (Indonesia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
09/27 2.650 8.694 Aspal
Source: Direktorat Jenderal Sipil Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia[1]

Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XII (bahasa Inggris: Raja Sisingamangaraja XII Airport) (IATA: DTBICAO: WIMN) adalah sebuah bandar udara yang terletak di kecamatan Siborongborong, kabupaten Tapanuli Utara, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Bandara ini juga dikenal sebagai Bandar Udara Silangit sebelum akhirnya berubah nama resminya sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor KP 1404 Tahun 2018 tentang Perubahan Nama Bandar Udara Internasional Silangit menjadi Bandar Udara Internasional Raja Sisingamangaraja XII tanggal 3 September 2018 [2].

Meskipun telah berganti nama, papan nama di bandara sendiri masih menggunakan nama lama, dan dalam berbagai aplikasi pencarian daring juga masih menggunakan nama lama, yakni Bandar Udara Internasional Silangit. Bandar udara ini memiliki ukuran landas pacu 2.650 m x 45 m. Jarak bandara dari pusat Siborongborong sekitar 8 km.[3]

Meskipun bandara internasional ini baru diresmikan pada tahun 2017, namun faktanya pembangunan bandara milik APII di Tapanuli Utara, Sumatera Utara ini dibangun pertama kali pada masa penjajahan Jepang. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pendiri Silalahi Center, Letjen (Purn) TB Silalahi dalam penerbangan perdana Wings Air rute Batam - Silangit, 6 September 2013, kepada awak media mengatakan bahwa bandara Silangit merupakan bandara yang bersejarah namun terbengkalai, dan bandara Silangit sudah dibangun sejak tahun 1944 oleh Jepang, tetapi tidak dikembangkan.[4]

Pembangunan Bandar Udara Silangit ini kemudian dilakukan secara bertahap, yaitu;[5]

  • Tahun 1944 dibangun pertama kali oleh Jepang. Presiden Soekarno menggunakan bandara ini saat berkunjung ke kawasan Danau Toba. Namun setelah dibangun, bandara ini terbengkalai.
  • Tahun 1995, pembangunan bandara ini dilanjutkan dengan menambahkan panjang landas pacu, dari 900 meter menjadi 1.400 meter.
  • Bulan Maret 2005, bandara tersebut diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan panjang runway mencapai 2.400 m x 30 m.
  • Pada tahun 2011, bandara tersebut menjadi jalur yang sering digunakan oleh pelancong untuk menjelajah ke kawasan Tapnuli, termasuk Danau Toba, Parapat, Merek Raya, Balige, Tigaras dan sekitarnya. Bandara Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.400 meter.
  • Pada akhir tahun 2012, kepemilikan bandara berpindah tangan dari Pemerintah ke PT Angkasa Pura II melalui Kementerian Perhubngan.
  • Tahun 2017, bandara tersebut direnovasi, sekaligus diresmikan oleh presiden Indonesia Joko Widodo menjadi salah satu bandara berkelas internasional di pulau Sumatra.
  • Tahun 2019 telah dilakukan perpanjangan runway menjadi 2.650 x 45 meter (8.694 ft × 148 ft) dengan PCN 40/F/C/X/T Asphalt sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar secara reguler.

Sebagai Bandara ke 13 PT Angkasa Pura II (Persero), pembenahan fasilitas pelayanan terus dilakukan hingga saat ini, renovasi toilet untuk pemenuhan standar toilet juara, renovasi Musholla dan Tempat Wudhu yang layak, pembuatan Kid Zone, pengadaan Free Charging, penguatan sinyal wifi, perbaikan area counter check in dan pembenahan Nursery Room, adalah sebagian dari pembenahan tersebut. Bandar Udara Silangit juga sedang mengupayakan kesempurnaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, demi mewujudkan program zero incident, zero accident dan zero workplace accident.[3]

Saat ini Penerbangan Silangit dilayani beberapa operator yakni Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Sriwijaya, Wings Air dan Air Asia. Progress penumpang dari dan ke Bandara Silangit sigifikan setiap tahunnya. Pada Tahun 2018, penumpang dari dan ke Bandara Silangit berjumlah lebih dari 400.000 penumpang. Bandara Silangit dipersiapkan untuk melayani peningkatan wisatawan ke Danau Toba dan area Tapanuli lainnya.

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]
Pesawat AirAsia di bandara Silangit

Bandar Udara Silangit memiliki 2 (dua) Apron, yakni Apron A dengan dimensi 60m x 40 m dengan PCN 16/F/C/Y/U untuk parkir pesawat ringan dan Apron B yang memiliki dimensi 250.5 m x 100 m yang memiliki 6 (enam) slot parkir pesawat jet sekelas A320 hingga B737 MAX 10. Pada tanggal 18 Januari 2011, Bandara Silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang menggunakan pesawat Boeing 737-500.[3]

Luas Terminal saat ini yakni 100 m2 (Terminal A) & 700 m2 (Terminal B). Fasilitas Navigasi yakni NDB, AFIS, PAPI & DVOR/DME, dan Fasilitas Keamanan Penerbangan berupa X-Ray Baggage, X-Ray Cabin, Walk-through Metal Detector dan Handheld Metal Detector. Sementara Fasilitas Keselamatan Penerbangan yakni PKP-PK Kategori 6, Foam Tender Type II, Nurse Tender, Commando Car & Ambulans. Untuk Fasilitas Listrik, yakni Generator Set 25 & 150 KVA, Airfield Lighting System (AFL), Apron Light & Apron Flood Light. Dan untuk fasilitas terminal, terdapat Conveyor Belt, Timbangan Digital, Running Text, LCD Information. Semnetara untuk Fasilitas Peralatan berupa Wheel Tractor Rotary Mower dan Hand Mower.

Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat ini Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki fasilitas dan kemampuan setara bandara kelas II di Indonesia. Pada 14 Desember 2012, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT Angkasa Pura II. Dengan demikian, status bandara ini secara otomatis berubah dari bandara UPT menjadi bandara komersial.

Sarana pendukung

[sunting | sunting sumber]

Beberapa sarana atau fasilitas pendukung yang sudah ada dan yang dikembangkan di bandara Silangit adalah;[5]

  • Display jadwal bus dan penerbangan
  • Free Wi-Fi
  • Mesin tiket bus
  • Informasi turis
  • Self-check-in
  • E-payment
  • E-kios
  • Ruang VIP
  • Masjid, Mushola & Perangkat Sholat
  • Charger Ponsel
  • Tempat Bermain anak
  • Ruang Menyusui - Fasilitas air mineral, Tissue Basah, Diapers
  • TV Informasi
  • Surat Kabar dan majalah
  • Toilet
  • Kursi Roda
  • Area Merokok

Maskapai penerbangan dan tujuan

[sunting | sunting sumber]
MaskapaiTujuan
Batik AirJakarta–Soekarno–Hatta
CitilinkBatam, Jakarta–Halim Perdanakusuma
Super Air Jet Batam (dimulai 22 September 2024),[6] Jakarta–Soekarno–Hatta

Daftar Kepala Bandara

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XXI". ubud.dephub.go.id. Diakses tanggal 2 November 2024. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber (2018-09-10). "Bandara Silangit Resmi Berganti Nama Jadi Bandara Internasional Sisimangaraja XII". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-07-08. 
  3. ^ a b c Alsen, Julian (15 Oktober 2017). "Mengenal Bandara Silangit yang Menghubungkan Kita Lebih Dekat dengan Danau Toba". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 21 Mei 2021. 
  4. ^ Setiawan, Sakina Rakhma Diah. Bambang Priyo Jatmiko, Bambang Priyo, ed. "Silangit, Bandara Bersejarah yang Terbengkalai". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Mei 2021. 
  5. ^ a b "Bandara Silangit". www.kargoku.id. Diakses tanggal 21 Mei 2021. 
  6. ^ "Super Air Jet Buka Rute Baru Batam ke Silangit 22 September 2024". agent.lionairid. Diakses tanggal 2 September 2024. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]