Bermani Ulu, Rejang Lebong
Bermani Ulu | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bengkulu |
Kabupaten | Rejang Lebong |
Pemerintahan | |
• Camat | - |
Populasi | |
• Total | 13.643 jiwa |
Kode Kemendagri | 17.02.10 |
Kode BPS | 1702041 |
Desa/kelurahan | 12 |
Bermani Ulu atau dalam bahasa Rejang dikenal sebagai Bêmanêi Êi atau Bêmanai Ai, adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia.[2] Kecamatan ini mewarisi nama dan sebagian wilayah dari salah satu marga Rejang yang berada di wilayah Lembah Musi, yaitu Marga Bermani Ulu.
Kondisi wilayah
[sunting | sunting sumber]Kecamatan ini merupakan kecamatan terkurung daratan dan berada di pedalaman, jauh dari pantai.[3] Secara geografis, Bermani Ulu memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan sebagian hamparan, yang merupakan bagian dari Luak Ulu Musi. Kondisi wilayahnya yang berbukit-bukit menyebabkan pembangunan infrastruktur fisik agak sulit, dan dengan diselesaikannya jalan lintas yang melewati kecamatan ini, pembangunan (termasuk permukiman masyarakat) dikonsentrasikan secara linear, memanjang mengikuti jalan yang ada.[4]
Administrasi
[sunting | sunting sumber]Bermani Ulu terbagi menjadi 12 desa definitif,[5] yakni Air Mundu, Air Pikat, Baru Manis, Kampung Sajad, Kampung Melayu, Pagar Gunung, Purwodadi, Selamat Sudiarjo, Sentral Baru, Suka Rami, Tebat Pulau, dan Tebat Tenong Dalam.[1]
Pusat kedudukan pemerintahan kecamatan berada di Kampung Melayu.[2] Berjarak 16 km dari kantor camat, Tebat Pulau adalah desa terjauh dari pusat pemerintahan.[6] Desa lain yang tergolong jauh adalah Tebat Tenong Dalam dan Air Mundu, keduanya terletak 15 km dari kantor camat. Ada pun Sentral Baru, walaupun bukan lokasi ibu kota kecamatan, jaraknya hanya 1 km saja dan menjadikannya salah satu desa terdekat dengan kantor camat.[6]
Demografi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Bermani Ulu memiliki penduduk sebesar 13.643 jiwa, dengan rincian 3.358 jiwa penduduk usia 0-14 tahun, 9.641 jiwa penduduk usia 15-64 tahun, dan 644 jiwa penduduk usia lanjut (di atas 65 tahun).[7] Kepadatan penduduknya mencapai 106,69 jiwa/km2.[8]
Mayoritas keluarga di Bermani Ulu merupakan pengguna listrik, dengan PLN sebagai pemasok listrik utama. Ada 4.004 keluarga pengguna listrik di kecamatan ini, 3.992 keluarga mendapatkan listrik dari PLN, sedangkan 12 sisanya menggunakan listrik yang bersumber dari non-PLN.[9] Keluarga bukan pengguna listrik jumlahnya cukup banyak, tersebar di lima desa, Air Pikat (10 keluarga), Pagar Gunung (11 keluarga), Sukarami (30 keluarga), Tebat Pulau (10 keluarga), dan Tebat Tenong Dalam (9 keluarga).[9]
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Bermani Ulu belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Tidak ada rumah sakit di wilayah ini. Fasilitas kesehatan utama adalah sebuah puskesmas rawat jalan di Desa Air Pikat.[10] Puskesmas Air Pikat memiliki tenaga kesehatan berupa seorang dokter, seorang dokter gigi, 10 perawat, seorang apoteker, seorang tenaga kesehatan masyarakat, seorang tenaga kesehatan lingkungan, seorang ahli gizi dan 13 bidan.[11] Per tahun 2020, tidak tercatat ada kasus gizi buruk di kecamatan ini.[12]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Ada 10 sekolah dasar (SD),[13] tiga sekolah menengah pertama (SMP),[14] satu madrasah tsanawiyah (MTs),[15], dan satu sekolah menengah atas (SMA)[16] di Bermani Ulu. Sarana pendidikan seperti perguruan tinggi atau sekolah menegah kejuruan belum tersedia di kecamatan ini.[17]
Banyaknya tenaga pengajar dan siswa di Kecamatan Bermani Ulu dapat dilihat dalam tabel berikut.[18]
Jenjang pendidikan | Kecamatan Bermani Ulu | |
---|---|---|
SD | guru | 93 |
siswa | 1.351 | |
SMP | guru | 39 |
siswa | 457 | |
SMA | guru | 20 |
siswa | 245 |
Kondisi sosial
[sunting | sunting sumber]Suku bangsa
[sunting | sunting sumber]Masyarakat Rejang adalah penduduk asli daerah ini. Bermani Ulu merupakan salah satu marga Rejang yang ada di daerah "Rejang" atau Ulu Musi,[19] yang merupakan pemecahan dari Marga Bermani Rejang yang dibagi menjadi Bermani di hulu Musi (Bermani Ulu) dan Bermani di hilir Musi (Bermani Ilir).[20] Marga ini adalah keturunan dari salah satu subsuku asli Rejang, Petulai Bermani. Pada masa lalu, ibu kota atau kedudukan pesirah Bermani Ulu berada di Dusun Sawah, yang saat ini terletak di luar wilayah administrasi Kecamatan Bermani Ulu. [21]
Selain Rejang, suku bangsa lain dengan populasi yang signifikan adalah suku Jawa. Komunitas Sunda pun ada dalam jumlah yang lebih kecil. Kebanyakan orang Jawa dan Sunda datang melalui beberapa gelombang program transmigrasi, sejak zaman kolonial hingga Indonesia merdeka. Kedatangan pertama tercatat pada Juli 1907.[22] Sejak saat itu penduduk pendatang telah mendiami Bermani Ulu bersama dengan penduduk asli. Desa-desa seperti Selamat Sudiarjo, Purwodadi, Baru Manis, dan Kampung Sajad adalah desa-desa mayoritas Jawa. Sisanya adalah desa masyarakat asli. Kampung Melayu dan Sentral Baru memiliki populasi yang heterogen dengan keberadaan komunitas lain selain Rejang dan Jawa.
Agama
[sunting | sunting sumber]Agama terbesar yang dipeluk masyarakat Bermani Ulu adalah Islam, hal ini ditandai dengan banyaknya sarana peribadatan muslim seperti masjid dan musala yang masing-masing berjumlah 20 dan 14 buah.[23] Sarana peribadatan lainnya adalah sebuah gereja Protestan di Desa Baru Manis.[10]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 3.
- ^ a b "Kecamatan". Situs Web Resmi Kabupaten Rejang Lebong. Diakses tanggal 4 Februari 2022.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 5.
- ^ Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa 1972, hlm. 13.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 6.
- ^ a b BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 4.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 9, 12.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 10.
- ^ a b BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 13.
- ^ a b BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 30.
- ^ "Data Fasyankes BERMANI ULU". Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses tanggal 4 Februari 2022.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 33.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 18.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 20.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 21.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 22.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 24-25.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 28.
- ^ 1920, hlm. 142, 143, 145.
- ^ Siddik 1980, hlm. 123.
- ^ Hafdli 1961, hlm. 14.
- ^ Schneider 1995, hlm. 50.
- ^ BPS Kabupaten Rejang Lebong 2021, hlm. 35.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]Buku
[sunting | sunting sumber]- Reegerings Almanak voor Nederlandsch-Indië Eerste Gedeelte: Grongebied en Bevolking Inrichting van Het Bestuur van Nederl-Indië en Bijlagen. Batavia: Landbrukkerij. 1920. hlm. 142, 143, 145.
- BPS Kabupaten Rejang Lebong (September 2021). Bermani Ulu dalam Angka 2021. Curup: BPS Kabupaten Rejang Lebong. hlm. xvi + 64. ISSN 2715-1514.
- Hafdli, Hafdli (1961). Ilmu bumi kabupaten Redjang-Lebong berguna bagi murid-murid sekolah rakjat kelas 3 di Kabupaten Redjang-Lebong (Tjurup). Yogyakarta: Kedjora. hlm. 14.
- Schneider, Jürg (1995). From Upland to Irrigated Rice: The Development of Wet-rice Agriculture in Rejang Musi, Southwest Sumatra. Berlin: Reimer (Dietrich Reimer Verlag GmbH). hlm. 50. ISBN 9783496025733.
- Siddik, Abdullah (1980). Hukum Adat Rejang. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 123. Diakses tanggal 30 Desember 2021.
Laporan
[sunting | sunting sumber]- Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa (1972). Laporan hasil pemetaan tata desa: Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Utara, Propinsi Lampung, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara, and in other propinsi (Laporan). Jakarta: Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri. hlm. 13.