Hakim-Hakim 6
Hakim-hakim 6 | |
---|---|
Kitab | Kitab Hakim-hakim |
Kategori | Nevi'im |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 7 |
Hakim-hakim 6 (disingkat Hak 6) adalah bagian dari Kitab Hakim-hakim dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]
Teks
[sunting | sunting sumber]- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
- Pasal ini terdiri dari 40 ayat.
- Berisi catatan keadaan orang Israel setelah menempati tanah Kanaan,[3] di mana Allah membangkitkan hakim-hakim untuk memimpin orang Israel, antara lain yang disebutkan di pasal ini yaitu: Gideon.
Waktu
[sunting | sunting sumber]- Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi paling awal 47 tahun setelah kemenangan Debora dan Barak.[4] (~ 1169 SM)
Struktur
[sunting | sunting sumber]Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- Hakim–hakim 6:1–6 = Orang Israel ditindas oleh orang Midian
- Hakim–hakim 6:7–10 = Allah mengirimkan hambanya untuk menegur orang Israel
- Hakim–hakim 6:11–16 = Malaikat Allah mengunjungi Gideon
- Hakim–hakim 6:17–24 = Gideon meminta tanda untuk pertama kali
- Hakim–hakim 6:25–32 = Gideon menghancurkan mezbah Baal
- Hakim–hakim 6:33–38 = Gideon mengumpulkan tentara dan meminta tanda untuk kedua kali
- Hakim–hakim 6:39–40 = Gideon meminta tanda untuk ketiga kali
Ayat 1
[sunting | sunting sumber]- Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya.[5]
Sekali lagi umat Allah berbalik kepada agama sinkretik yang selaras dengan cara-cara orang Kanaan. Akibatnya, selama tujuh tahun Allah membiarkan suku Midian, yang dibantu oleh suku Amalek dan suku-suku lain dari daerah timur, untuk menyerbu dan menindas Israel (Hakim–hakim 6:3). Mereka terpaksa bersembunyi di dalam gua dan menyembunyikan hasil panen mereka (ayat Hakim–hakim 6:2–5); mereka baru berseru kepada Allah ketika situasi sudah tidak dapat ditahan lagi (ayat Hakim–hakim 6:6).[6]
Ayat 6
[sunting | sunting sumber]- Sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN.[7]
Sebagai upaya terakhir, Israel berseru kepada Allah, dan itu pun hanya karena mereka tertindas.
- Inti persoalan orang Israel ialah bahwa iman mereka kepada Allah tidak berlandaskan kasih dan rasa syukur kepada-Nya, tetapi pada keinginan dan ambisi yang mementingkan diri sendiri; mereka hanya mencari Allah pada masa-masa krisis apabila mereka memerlukan Dia.
- Orang percaya dalam masa Perjanjian Baru juga harus memeriksa jenis imannya. Selaku orang percaya, apakah kita mengikut Tuhan karena kita sungguh-sungguh mengasihi Dia dan menghargai Dia sebagaimana adanya serta apa yang telah dilakukan oleh-Nya? Ataukah kita melayani Dia hanya karena apa yang dapat kita terima dari-Nya? Jikalau iman dan pengabdian kita kepada Allah itu sejati, kita akan tetap mengikut Tuhan sekalipun itu berarti kesulitan, penderitaan, penganiayaan, dan kerugian [6]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Gideon
- Hakim Israel kuno
- Suku Asyer
- Suku Manasye
- Suku Naftali
- Suku Zebulon
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Hakim-hakim 7, Hakim-hakim 8.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ Hakim–hakim 2:6–9
- ^ Hakim–hakim 5:31
- ^ Hakim–hakim 6:1
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Hakim–hakim 6:6