Injil orang Ebionit
Injil orang Ebionit merupakan nama konvensional yang diberikan oleh para ahli[n 1] kepada sebuah naskah apokrifa Perjanjian Baru yang hanya terlestarikan dalam tujuh kutipan singkat dalam Panarion, tulisan mengenai ajaran-ajaran sesat karya Epifanius dari Salamis.[n 2] Ada ahli modern yang menganggap Epifanius keliru menafsirkan naskah itu sebagai "Injil orang Ibrani", yang diyakininya sebagai versi yang disingkat dan diubah dari Injil Matius.[1] Kutipan-kutipan itu termaktub dalam suatu polemik yang menjabarkan ketidaksesuaian ajaran dan praktik sekte Kristen Yahudi yang dikenal sebagai kaum Ebionit, jika dibandingkan dengan ajaran yang didasarkan dari Kredo Nikea.[n 3]
Fragmen-fragmen yang terlestarikan berasal dari Harmoni Injil-injil Sinoptik, yang disusun dalam bahasa Yunani dengan berbagai penambahan dan penghubungan yang merefleksikan teologi penulis. Isi-isi yang berbeda meliputi ketiadaan kelahiran perawan dan silsilah Yesus; suatu Kristologi Adopsionisme,[n 4] yang menyatakan bahwa Yesus dipilih menjadi Putra Allah pada waktu pembaptisan-Nya; penghapusan persembahan korban Yahudi oleh Yesus; dan advokasi vegetarianisme.[n 5] Karya tersebut diyakini disusun beberapa kali pada pertengahan abad ke-2[2] di dalam atau sekitar wilayah timur Sungai Yordan.[n 6] Meskipun Injil tersebut dilaporkan dipakai oleh "orang-orang Ebionit" pada masa gereja perdana,[n 7] identitas kelompok atau kelompok-kelompok yang memakainya masih menjadi dugaan.[n 8]
Injil orang Ebionit adalah salah satu Injil Yahudi-Kristen, bersama dengan Injil orang Ibrani dan Injil orang Nazaret; semuanya masih terlestarikan hanya dalam bentuk fragmen yang memuat kutipan-kutipan dari Bapa-Bapa Gereja awal. Karena keadaan yang terfragmentasi, hubungan antara Injil-injil Yahudi-Kristen dan Injil Ibrani hipotetis masih belum jelas dan menjadi bahan penyelidikan para cendekiawan.[n 9] Injil Ebionit diakui berbeda dari injil-injil lainnya,[n 10] dan diidentifikasikan sangat berkaitan dengan "Injil Dua Belas Rasul" yang hilang.[n 11] Tidak didapati ketergantungan dengan Injil Yohanes, dan Injil orang Ebonit sendiri mirip dengan harmoni Injil yang didasarkan pada Injil-Injil Sinoptik yang digunakan oleh Yustinus Martir, meskipun hubungan di antara mereka, kalaupun ada, masih belum jelas.[3] Terdapat kemiripan antara injil tersebut dengan dokumen sumber yang terkandung dalam sastra Klemens, Recognitions (1.27–71), yang secara konvensional disebut oleh para cendekiawan sebagai "Kenaikan Yakobus", berdasarkan kesesuaian perintah penghapusan praktik persembahan korban Yahudi.[n 12]
Latar belakang
Epifanius diyakini mendapatkan sebuah naskah injil yang disebutnya berasal dari kaum Ebionit ketika ia menjabat sebagai uskup di Salamis, Siprus.[4] Hanya dia di antara para bapa gereja yang mengidentifikasi Siprus sebagai salah satu "akar" ajaran Ebionit.[4] Naskah injil ini hanya terlestarikan dalam bentuk tujuh kutipan singkat oleh Epifanius dalam Bab 30 di dalam buku heresiologi yang ia tulis, Panarion, atau "Peti Obat-obatan" ("Medicine Chest"), (~ tahun 377)[n 13] sebagai suatu polemik melawan ajaran Ebionisme.[5] Kutipan-kutipannya sering kali saling bertentangan dan kemungkinan hanya berlandaskan pada dugaannya saja.[n 14][n 15] Berbagai sumber informasinya, yang terkadang saling berlawanan, disatukan untuk menunjukkan ketidakkonsistenan di dalam kepercayaan dan praktik keagamaan Ebionit yang terkait dengan Konsili Nikea,[n 16] mungkin secara tak langsung untuk dijadikan polemik melawan penganut Arian pada masa itu.[n 3]
Istilah Injil orang Ebionit merupakan nama modern; tidak ada dokumen gereja awal yang menyebut injil ini dengan nama tersebut.[6] Epifanius mengenali injil ini hanya sebagai "Injil yang digunakan oleh mereka, disebut 'menurut Matius'" dan "mereka menyebutkan '[injil] Ibrani'".[n 17][7] Sejak tahun 1689 pendeta Prancis, Richard Simon menyebut teks ini "Injil orang Ebionit".[8] Nama ini kemudian dipakai oleh para ahli sebagai cara mudah untuk memisahkan naskah injil yang mungkin pernah dipakai oleh orang Ebionit dari anggapan Epifanius yang sebenarnya salah bahwa injil tersebut merupakan Injil Matius versi Ibrani.[2][n 18] Tempat asalnya masih belum jelas; diduga karya tersebut ditulis di sebelah timur Yordania yang dianggap sebagai tempat berdiamnya orang-orang Ebionit menurut catatan Bapa-bapa Gereja.[n 6] Karya tersebut kemungkinan ditulis pada pertengahan abad ke-2, karena beberapa harmoni injil lainnya diketahui berasal dari masa tersebut.[2]
Komposisi
Menurut sejumlah ahli, Epifanius mencantumkan isi teks injil pada tahap akhir dalam penyusunan Panarion 30, terutama pada pasal 13 dan 14[n 19][n 20] Sesuai dengan deskripsi Epifanus, "Injil tersebut ditemukan di antara [kumpulan] ... tidak lengkap, tetapi difalsifikasikan dan didistorsi ..." (13.1–2). Selain itu, karya tersebut mengurangi beberapa atau keseluruhan dua pasal pertama Injil Matius, yang berisi penjelasan kisah kelahiran Yesus dari seorang perawan dan silsilah Daud melalui Salomo, "Mereka menghilangkan silsilah Matius ..." (14.2–3).[7]
Terdapat kesepakatan umum mengenai tujuh kutipan Epifanius yang disadur dalam edisi kritis "Jewish Christian gospels" (Injil-injil Kristen Yahudi) karya Philipp Vielhauer dan Georg Strecker, yang diterjemahkan oleh George Ogg, dalam buku Schneemelcher, New Testament Apocrypha.[n 21][n 22] Terjemahan Bernhard Pick (1908),[9] dengan kutipan dari empat fragmen yang dirangkai berdasarkan hasil susunan Vielhauer & Strecker dari permulaan injil tersebut adalah sebagai berikut:
- Kutipan 1-3:
Terjadilah pada masa Herodes, raja Yudea, di bawah Imam Besar Kayafas, datanglah Yohanes dan membaptiskan dengan baptisan pertobatan di sungai Yordan; ia dikatakan berasal dari suku Harun dan seorang putra imam Zakharia dan Elisabet, dan datanglah semua orang kepadanya. (13.6) Dan terjadilah ketika Yohanes membaptis, datanglah orang-orang Farisi kepadanya dan dibaptiskan dan juga seluruh Yerusalem. Ia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya madu hutan, yang rasanya seperti manna, dan berbentuk seperti kue minyak. (13.4) Setelah orang-orang dibaptiskan, datanglah juga Yesus, dan dibaptiskan oleh Yohanes. Dan ketika Ia keluar dari dalam air, terbukalah langit, dan Ia melihat Roh Kudus turun dalam bentuk burung merpati, dan masuk ke dalam-Nya. Dan sebuah suara terdengar dari langit: 'Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, dan dalam Engkau Aku berkenan'. Dan lagipula: 'Hari ini Aku memperanakkan Engkau'. Dan tiba-tiba sebuah terang besar menerangi tempat itu. Dan Yohanes memandangi-Nya, katanya: 'Siapakah Engkau, Tuhan'? Maka sebuah suara terdengar dari langit: 'Inilah Anakku yang Kukasihi, kepada-Nya aku berkenan'. Dengan itu Yohanes tersungkur berlutut dan berkata: 'Aku mohon kepada-Mu, Tuhan, baptiskanlah aku'. Tetapi Ia tidak mau, kata-Nya 'Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya seluruh kehendak Allah digenapi.' (13.7)
Tiga kutipan Epifanius dalam Panarion 30.13.6, 4, dan 7, membentuk pembukaan narasi Injil, termasuk misi Yohanes Pembaptis, penampilan dan makanannya, serta pembaptisan Yesus oleh Yohanes.[n 23] Permulaan Injil (13.6) mempunyai paralel dengan Injil Lukas tetapi dalam bentuk lebih singkat. Teks itu menunjukkan pengenalan akan narasi masa kanak-kanak Yesus dalam Lukas 1:5 meskipun tidak ada narasi kelahiran itu sendiri. Mengutip teks mengenai makanan Yohanes (13.4), Epifanius mengeluh bahwa orang Ebionit telah memalsukan teks dengan memasukkan kata "roti" (egkris ἐγκρίς) menggantikan "belalang" (akris ἀκρίς, dalam Matius 3:4).[10][11] Kemiripan kata dalam bahasa Yunani ini telah mendorong para ahli untuk menyimpulkan bahwa bahasa Yunani merupakan bahasa asli komposisi ini.[n 24] Dalam naratif baptisan Yesus oleh Yohanes (13.7), suara Allah berbicara tiga kali dan masing-masing bersesuaian dekat dengan catatan dalam Injil Markus 1:11, Injil Lukas 3:22 (jenis teks Western), dan Injil Matius 3:17. Adanya lebih dari satu pernyataan Allah ("teofani") mendorong konsensus para ahli modern bahwa teks yang dikutip oleh Epifanius ini merupakan harmoni (gabungan) kitab-kitab[n 25] Injil Sinoptik.[n 26] Kemunculan cahaya terang kemungkinan adalah gema dari kisah pertobatan St. Paulus atau harmonisasi tambahan dari Injil orang Ibrani pada naskah ini.[n 27]
- Kutipan 4:
"Ada orang bernama Yesus, dan Ia berusia kira-kira 30 tahun; Ia telah memilih kita. Dan Ia datang ke Kapernaum dan masuk ke rumah Simon, yang bergelar Petrus, dan Ia membuka mulut-Nya dan berkata, 'Ketika Aku berjalan di tepi Danau Tiberias, Aku memilih Yohanes dan Yakobus, putra-putra Zebedeus, dan Simon dan Andreas dan Tadeus dan Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot; engkau juga, Matius, ketika engkau duduk di tempat penerimaan cukai, telah Kupanggil dan engkau mengikuti Aku. Menurut maksud-Ku kalian akan menjadi dua belas rasul sebagai kesaksian bagi Israel'." (13.2b–3)
Epifanius memulai pernyataannya atas naskah injil ini (13.2b–3) dengan kutipan yang diucapkan oleh rasul Matius secara langsung kepada para pembaca. Dicatat bahwa Yesus mengenang bagaimana kedua belas rasul itu dipilih dan berkata kepada Matius sebagai orang kedua ("engkau juga, Matius"). Meskipun disebutkan dua belas rasul, tetapi hanya delapan orang yang disebut namanya.[n 28] Mereka dikatakan dipilih langsung oleh Yesus, "sebagai suatu kesaksian bagi Israel". Frasa "yang memilih kita" dapat ditafsirkan sebagai bukti bahwa naskah ini merupakan Injil Dua Belas Rasul ("Gospel of the Twelve") yang pernah disebut oleh Origenes. Namun, identifikasi naskah injil yang dikutip oleh Epifanius ini dengan injil tanpa nama lainnya itu masih diperdebatkan.[n 29] Nomor posisi kutipan ini secara tentatif diberikan berdasarkan nas paralel dalam Injil-injil Sinoptik.[n 30]
Kutipan kelima dan keenam (menurut urutan Vielhauer & Strecker) berkaitan dengan kontroversi Kristologi. Polemik yang ditulis oleh Epifanius beserta kutipannya dari teks Injil tersebut (cetak miring) ditayangkan dalam paralel:
- Kutipan 5:
"Lebih lagi mereka menyangkal bahwa Ia adalah seorang manusia, terbukti dari alasan perkataan yang diucapkan Sang Juruselamat ketika dilaporkan kepada-Nya: 'Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara laki-laki-Mu berdiri di luar' , yaitu: 'Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara laki-laki-Ku'? Dan Ia mengedangkan tangannya ke arah murid-murid-Nya dan berkata: 'Inilah saudara-saudara-Ku laki-laki dan ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku perempuan, yang melakukan kehendak Bapa-Ku'." (14.5)
- Kutipan 6:
"Mereka berkata bahwa Ia tidak diperanakkan dari Allah Bapa, tetapi diciptakan sebagai salah seorang penghulu malaikat ... bahwa Ia memerintah atas para malaikat dan semua ciptaan Yang Mahakuasa, dan bahwa Ia datang dan menyatakan, menurut Injil mereka, yang dikatakan menurut orang-orang Ibrani, dilaporkan: 'Aku datang untuk meniadakan persembahan korban, jika kalian tidak berhenti mempersembahkan korban, murka tidak akan berhenti daripadamu'." (16.4–5)
Kutipan kelima (14.5) tampaknya merupakan harmoni dari Matius 12:47–48 dan paralel sinoptiknya. Namun, kotbah terakhir Yesus menunjukkan pernyataan yang mendekati 2 Klemens 9:11 ketimbang Injil-injil Sinoptik.[n 31] Penyatuan kutipan tersebut dengan teks Injil dalam Bab 13 masih dipertanyakan.[n 32] Perintah untuk meniadakan persembahan korban pada kutipan keenam (16.5) tak mempunyai paralel dengan Injil-Injil Kanonikal, dan ini memberi dugaan hubungan dengan Matius 5:17 ("Aku tak datang untuk meniadakan Hukum Taurat")[12] yang tercantum dalam sastra Klemens.[n 33]
- Kutipan 7:
Merujuk kepada nas paralel Lukas 22:15, Epifanus mengeluh bahwa orang Ebionit lagi-lagi memalsukan teks injil:
"Mereka menghancurkan urutan sejati dan mengubah nas ... mereka membuat para murid berkata, 'Di mana Engkau inginkan kami menyiapkan bagi-Mu untuk makan Paskah'? yang dijawab-Nya: 'Aku tidak ingin makan daging domba Paskah ini bersama kalian'." (22.4)
Dengan demikian Yesus menyatakan tidak akan makan selama Paskah. Konteks ini menyiratkan kutipan dari sumber Klemens;[n 34] tetapi kaitan antara fragmen injil ini dan sastra Klemens belum dapat dipastikan.[13]
Kristologi
Peristiwa pembaptisan dalam teks injil tersebut (13.7) adalah sebuah harmoni dari Injil-injil Sinoptik, selain peristiwa ketika Roh Kudus dikatakan turun ke Yesus dalam bentuk merpati dan memasuki-Nya. Pemilihan ilahi pada masa pembaptisannya dikenal sebagai Kristologi Adopsionisme,[n 4][n 35] dan ini ditunjang oleh kutipan dari Mazmur 2:7, seperti yang ditemukan dalam "teks Western" dari Lukas 3:22, "Engkau adalah Putra-Ku, hari ini Aku memperanakkan-Mu."[n 36][n 37] Roh Kudus yang memasuki Yesus dan terang besar pada air masing-masing dianggap berdasarkan pada nubuat Yesaya 61:1 dan 9:1.[n 38] Sikap Adopsionisme tersebut dikarakterisasikan oleh keyakinan bahwa Yesus adalah seorang manusia, yang, dalam hal kepatutan sempurna-Nya, diberi keilahian Kristus abadi melalui pembaptisan-Nya dalam rangka memenuhi tugas nubuat yang membuat-Nya terpilih.[n 39][n 40]
Ketiadaan rujukan apapun pada pemeranakan Daud dalam teks injil tersebut mensugestikan bahwa Yesus dipilih menjadi nabi akhir zaman, Sosok Terpilih, yang dikirim untuk meniadakan persembahan korban Yahudi.[n 5][n 41] Kristologi Nabi dari teks injil yang dikutip oleh Epifanus tersebut lebih ke arah sastra Klemens ketimbang Kristologi orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus.[n 42][n 43] Menurut beberapa cendekiawan, Yesus dipahami dalam injil tersebut sebagai sosok yang datang untuk meniadakan persembahan korban bukannya menggantikannya;[14] sehingga ini tak tampak sama dengan pernyataan serupa dalam Ekaristi seperti yang diterapkan oleh Kristen Nikea.[n 44] Namun, para cendekiawan memberikan konsensus atas signifikansi persembahan korban sebagai misi Yesus seperti yang digambarkan dalam injil orang Ebionit.[n 45]
Vegetarianisme
Pengubahan kata "belalang" (akris) dalam teks Injil yang lazim menjadi "roti" (egkris) dalam Injil orang Ebionit sebagai makanan Yohanes Pembaptis (13.4) ditafsirkan sebagai bukti vegetarianisme Yahudi.[n 46][n 47] Namun, pengkaitan gaya makan Yohanes Pembaptis dengan vegetarianisme masih dipertanyakan. Epifanus tak memberikan indikasi adanya perhatian kepada vegetarianisme dalam bagian teks Injil tersebut,[7] dan bisa jadi hanya merupakan sebuah alusi untuk manna yang disebutkan dalam Keluaran 16:31 dan Bilangan 11:7,[n 48] atau, menurut cendekiawan Glenn Alan Koch, dalam 1 Raja-raja 19:6 ketika Elia menyantap "roti berminyak" (roti bakar).[n 49]
Bukti tambahan ditemukan dalam kutipan yang berdasarkan pada Lukas 22:15 (22.4), ketika firman tersebut telah dimodifikasi dengan pencantuman kata "daging" untuk menyediakan alasan bagi vegetarianisme.[n 50] Konteks tak langsung dari kutipan tersebut mensugestikan bahwa karya tersebut sangat berkaitan dengan sumber Klemens, "Perjalanan Petrus" (the Journey of Peter). Membaca dari sumber yang sama, Epifanus menyatakan bahwa orang-orang Ebionit berpantang dari "daging dengan jiwa di dalamnya" (15.3), dan ia mengatribusikannya dengan ajaran interpolasi Ebionit "Mereka merusak isi dan meninggalkan beberapa bahan asli". Karena perkataan tersebut sangat berkaitan dengan sastra Klemens dari abad ke-3 dan ke-4, praktik vegetarianisme pada masa sebelumnya oleh orang-orang Ebionit abad ke-2 yang dikenal oleh Irenaeus menjadi dipertanyakan.[n 51] Vegetarianisme ketat orang-orang Ebionit yang dikenal oleh Epifanus mungkin merupakan reaksi penolakan persembahan korban Yahudi dan pencegahan terhadap konsumsi daging tak halal di lingkungan pagan.[n 52][15]
Hubungan dengan teks lainnya
Epifanus secara salah merujuk kepada injil yang ia miliki sebagai Injil Matius dan injil "menurut orang-orang Ibrani", mungkin sejalan dengan tulisan Irenaeus, tetapi berseberangan dengan penulisan Eusebius.[n 53][n 54] Koleganya pada abad ke-4, Hieronimus, menyatakan bahwa sekte Nasrani dan Ebionit memakai Injil Ibrani, yang dianggap Injil Matius asli oleh beberapa orang dari mereka. Laporan Hieronimus sejalan dengan catatan sebelumnya dari Irenaeus dan Eusebius.[n 55]
Hubungan antara Injil orang Ebionit, Injil orang Ibrani dan Injil orang Nazaret masih tak jelas. Semua injil Yahudi-Kristen hanya masih ada dalam bentuk fragmen berisi kutipan, sehingga sulit dikatakan jika mereka adalah teks independen atau variasi dari satu sama lain. Cendekiawan Albertus Klijn memajukan konsensus modern, menyatakan bahwa harmoni injil yang terkomposisi dalam bahasa Yunani tampak pada teks berbeda yang hanya diketahui Epifanus.[n 10] Cendekiawan Marie-Émile Boismard mengklaim bahwa injil Ebionit sebagian bersifat bergantung pada injil ibrani hipotetikal sebagai sumber; namun, anggapan tersebut masih merupakan pandangan minoritas.[n 9][n 56] Hubungan putatifnya dengan teks injil yang diketahui Origen sebagai Injil Dua Belas Rasul masih menjadi subyek perdebatan cendekiawan.[n 11] Injil Ebionit adalah salah satu contoh dari sebuah jenis harmoni injil yang memakai Injil Matius sebagai teks dasar namun meliputi Injil Yohanes; karya tersebut diyakini berasal dari Diatessaron (s. 170) karya Tatian yang meliputi seluruh empat injil kanonik.[16] Injil tersebut memiliki paralel pada kutipan dalam homili pertengahan abad ke-2 yang disebut sebagai 2 Klemens, yang mensugestikan bahwa keduanya bergantung pada tradisi harmonisasi dari sumber abad ke-2 pada masa sebelumnya.[n 57][n 58] Perkataan injil terharmonisasi dipakai oleh Yustinus Martir untuk menyusun Apologi pertamanya dan Dialog dengan Trifo yang sama-sama berdasarkan pada Injil-Injil Sinoptik.[n 59] Menurut cendekiawan George Howard, harmonisasi ini banyak memakai metode komposisi pada awal zaman Patristik. Beberapa ragam heterodoks ditemukan dalam Injil orang Ebionit yang diadopsi dari sejumlah besar ragam yang beredar; contohnya adalah kemunculan terang besar yang terjadi saat pembaptisan Yesus juga ditemukan dalam Diatessaron.[17]
Pengakuan Klemens terdiri dari sebuah dokumen sumber (1.27–71), yang secara konvensional disebut oleh para cendekiawan sebagai Kenaikan Yakobus,[n 60] yang diyakini berasal dari kaum Yahudi-Kristen.[n 61] Karya tersebut memiliki kemiripan dengan Injil orang Ebionit dengan pengakuan terhadap pembaptisan orang-orang Farisi oleh Yohanes (Pan. 30.13.4; Rec. 1.54.6–7)[18] dan perintah untuk meniadakan persembahan korban Yahudi,[n 12] menambahkan bahwa pembaptisan air dalam ajaran Kristen dilakukan untuk penebusan dosa-dosa.[n 62][19] Berdasarkan pada kesamaan tersebut, cendekiawan Richard Bauckham dan F. Stanley Jones menyatakan ketergantungan langsung Kenaikan Yakobus dengan Injil orang Ebionit.[20]
Kesimpulan mengenai orang-orang Ebionit
Injil yang dikaitkan dengan orang-orang Ebionit oleh Epifanius telah menjadi sumber informasi bernilai yang memperlihatkan ciri khas suatu cabang Kristen Yahudi yang telah lenyap kepada para cendekiawan modern.[n 63] Namun, para cendekiawan tak sepakat tentang apakah informasi yang terkandung dalam tujuh fragmen yang dikutip oleh Epifanus secara akurat merefleksikan tradisi sekte Ebionit abad kedua yang dikenal oleh Irenaeus, atau jika sistem keyakinan mereka berubah, mungkin secara garis besar, sepanjang 200 tahun berbanding dengan kelompok awal tersebut.[n 64][21] Orang-orang Ebionit[n 65][n 66] yang dikenal oleh Irenaeus (mula-mula disebutkan dalam Adversus Haereses 1.26.2, ditulis sekitar tahun 185), dan Bapa Gereja lainnya sebelum Epifanus, dideskripsikan sebagai sekte Yahudi yang mengakui Yesus sebagai Mesias namun tak sebagai Allah. Mereka menunjukkan keinginan mengikuti hukum dan upacara Yahudi dan mereka hanya memakai injil Yahudi-Kristen.[22] Orang-orang Ebionit menolak surat-surat Paulus dari Tarsus, yang mereka anggap murtad dari Hukum.[23]
Dalam polemik Epifanus melawan orang Ebionit yang ditemukan dalam Panarion 30, sebuah gambaran kompleks timbul dari keyakinan dan praktek Ebionit abad ke-2 yang tak dapat dengan mudah dipisahkan dari metodenya dari perpaduan sumber terpisah secara bersamaan.[n 14] Meskipun para cendekiawan seperti Hans-Joachim Schoeps secara harfiah menafsirkan catatan Epifanus sebagai deskripsi perkembangan sinkretisme berikutnya dari Ebionisme,[n 67][n 68] kajian paling terkini menemukan bahwa laporannya sulit untuk direkonsiliasi dengan karya-karya Bapa Gereja pada masa sebelumnya, yang berujung pada anggapan dari cendekiawan Petri Luomanen bahwa ada pula kelompok kedua dari Ebionit yang bersifat Helenistik-Samaria.[n 8][n 69][n 70] Penolakan persembahan korban Yahudi dan implikasi Kristologi nabi zaman akhir karena kurangnya kisah kelahiran menimbulkan dukungan untuk pengkaitan Injil orang Ebionit dengan sebuah kelompok atau kelompok-kelompok yang berbeda dari orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus.[n 71]
Pembelajaran dalam ranah kajian Kristen Yahudi berdasarkan pada konstruksi buatan yang mirip dengan karya-karya yang dikembangkan oleh para heresiologis gereja perdana, dengan asumsi bahwa semua keyakinan dan praktek dari kelompok-kelompok tersebut berdasarkan pada teologi.[n 72] Ini berujung pada perpetuasi definisi ideologi yang gagal untuk mengambil catatan pluriformitas kelompok tersebut,[24] merefleksikan perbedaan dalam geografi[n 73][n 74], periode waktu dalam sejarah[n 75], dan etnisitas.[n 76] Terkait Epifanus, dan khususnya, orang Ebionit, kurang diberikan perhatian mengenai hakikat dari kontruksi-kontruksi teologinya yang sangat spekulatif[n 77] dan perpaduannya dari sumber-sumber yang berbeda[n 78], termasuk pemakaian harmoni injil yang tak dilakukan sekte Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus[n 79]. Pada akhirnya, Epifanius memberikan gambaran enigmatik dari orang Ebionit dan tempat mereka dalam sejarah gereja perdana.[n 80]
Lihat pula
Catatan
- ^ Cameron 1982, hlm. 103; Judul asli naskah ini tidak diketahui.
- ^ Paget 2010, hlm. 325–80; Paget menulis tinjauan ilmiah mengenai pustaka-pustaka akademis terkait Ebionit yang baru.
- ^ a b Finley 2009, hlm. 291–3; hlmn. 291 – "Sayangnya, keabsahan Epifanius sebagai saksi sejarah tidak sekuat yang diharapkan. Pernyataan-pernyataan yang dibuatnya mengenai orang Ebionit relatif tidak konsisten, dan meliputi jangkauan topik luas. Epifanius tidak membuat pernyataan apapun mengenai Ebionit yang berlawanan dengan pandangan kuatnya mengenai Konsili Nikea. Karenanya, mungkin saja Epifanius hanya sekadar menggunakan orang Ebionit dan pustaka yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan orang Ebionit untuk menyampaikan argumen menentang segala jenis pandangan sesat." hlmn. 292 – "Fokus utama Epifanius dalam bab mengenai orang Ebionit bersifat Kristologi, dan karena upaya Epifanius untuk mendukung Kristologi Nikea, kita harus mencurigai pernyataan-pernyataannya mengenai Kristologi Ebionit." hlmn. 293 – "Bagiku tampaknya Epifanius tidak menyerang ajaran Kristen Yahudi dalam Panarion 30, tetapi [yang diserang adalah] keyakinan Kristologi dan penafsiran Kitab Suci."
- ^ a b Kloppenborg 1994, hlm. 435–9; hlmn. 435 – "kepercayaan ini, dikenal sebagai "adoptionisme", berpegang bahwa Yesus bukanlah berhakikat ilahi atau lahir sebagai ilahi, tetapi bahwa Allah memilih-Nya menjadi Putra-Nya, yaitu "mengadopsi Dia"."
- ^ a b Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 166–71; hlmn. 168 – "Tugas Yesus adalah menyingkirkan "kurban-kurban" ('sacrifices'). Dalam perkataan ini (16.4–5), permusuhan orang Ebionit terhadap ritual Bait Suci terdokumentasi jelas."
- ^ a b Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 166–71; hlmn. 169 – "Tempat asalnya tidak pasti. Kemungkinan disusun di wilayah sebelah timur sungai Yordan,"
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 461 – "Kesimpulannya, penggambaran Epifanius mengenai orang-orang Ebionit dalam Pan. 30 merupakan konstruksi terpelajar, berdasarkan hampir seluruhnya pada sumber-sumber tertulis, ... Tidak ada satupun bukti yang pasti, bahwa pengetahuan Epifanius didasarkan pada kontak langsung dan secara pribadi dengan orang Ebionit yang menyebut diri mereka sendiri dengan nama ini."
- ^ a b Luomanen 2007, hlm. 101–2,115; hlmn. 101–2 – "Jadi, kami mungkin harus memperhitungkan kemungkinan bahwa, sejak awal, ada sedikitnya dua jenis orang Ebionit: (1) orang Ebionit berbahasa Ibrani/Aram (orang Ebionit menurut Irenaeus?) yang setuju dengan sikap positif Yakobus yang Adil terhadap Bait Suci, hanya menggunakan Injil Matius dan menerima semua tulisan para nabi; dan (2) orang Ebionit Helenistik-Samaria (orang Ebionit menurut Epifanius) yang sama sekali menolak ibadah dalam Bait Suci, hanya menggunakan Pentateukh, dan, membawa bersama mereka kenangan penganiayaan atas Stefanus, menganggap Paulus sebagai salah satu musuh utama mereka.", hlmn. 115 – "Kekristen-yahudian orang Ebionit menurut Irenaeus melibatkan kepatuhan terhadap hukum Yahudi (termasuk sunat), anti-Paulinisme, penolakan kelahiran Yesus dari seorang perawan, penghormatan terhadap Yerusalem (arah sembahyang), penggunaan Injil Matius, Perjamuan Kudus dengan air, dan mungkin pandangan bahwa Kristus/Roh memasuki diri Yesus pada saat pembaptisan-Nya. ... Namun, penolakan eksplisit Bait Suci dan ritualnya, pandangan mengenai Nabi Sejati dan penerimaan (selektif) hanya Pentateukh, menunjukkan bahwa orang Ebionit menurut Epifanius bukan penerus langsung orang Ebionit menurut Irenaeus. Karena tidak mudah untuk menggambarkan perkembangan linier dari orang Ebionit menurut Irenaeus ke orang Ebionit menurut Epifanius, dan karena orang Samaria tampaknya mengkaitkan orang Ebionit menurut Epifanius dengan orang Helenis dari komunitas Yerusalem awal, saya condong menganggap bahwa orang Ebionit menurut Epifanius faktanya adalah penerus orang Helenistik "miskin" dalam komunitas Yerusalem awal, dan bahwa orang Ebionit menurut Irenaeus adalah penerus orang-orang Ibrani (lihat Kisah Para Rasul 6–8) untuk komunitas yang sama."
- ^ a b Petersen 1992, hlm. 262 – "Posisi berlawanan diambil oleh Boismard, yang mendeteksi dua tradisi dalam kutipan Epifanius dari Injil yang digunakan oleh orang Ebionit. Yang satu adalah suatu tradisi yang kemudian dan lebih dikembangkan, yang mungkin aslinya dari bahasa Yunani; yang kedua adalah tradisi lebih primitif dan mempunyai jejak kuat bahasa Semit. Tradisi yang kemudian ini oleh Boismard disamakan dengan resensi bahasa Ibrani (yaitu sebelum bahasa Yunani) Injil Matius - dokumen yang digambarkan oleh Epifanius." Untuk detailnya, lihat Boismard 1966, hlm. 351.
- ^ a b Klijn 1992, hlm. 27–30; hlmn. 27 – "kita harus memperhitungkan dengan sedikitnya dua Injil yang berbeda karena kita menemukan dua versi Pembaptisan Yesus yang berbeda, satu yang dirujuk oleh Epifanius, Panarion 30.13.7–8 dan yang lain oleh Hieronimus, in Es. 11,1–3. Saat ini umumnya dianggap bahwa Epifanius mengutip dari suatu Injil yang hanya dikenalnya sendiri."
- ^ a b Puech & Blatz 1991, hlm. 374 – "mayoritas kritikus sekarang cenderung mengidentifikasikannya (Injil Dua Belas Rasul) dengan Injil orang Ebionit,"
- ^ a b Luomanen 2007, hlm. 95 – "ada suatu persejutuan fundamental di antara sumber-sumber Pseudo-Clementine (khususnya Rec. 1.27–71), "Injil orang Ebionit", dan gambaran Epifanius mengenai orang Ebionit bahwa ada hubungan di antara mereka. Ide bahwa Yesus datang untuk meniadakan persembahan korban dan bahwa Bait Suci dihancurkan karena orang enggan untuk menghentikan persembahan korban adalah unik di antara tradisi Kristen awal, membuat kemunculannya baik dalam Rec. 1.27–71 dan "Injil orang Ebionit" sukar dikatakan kebetulan." (Bauckham 2003, hlm. 168)
- ^ Williams 1987, hlm. xvi – "Dimulai pada tahun 374 atau 375 (Panarion Proem II 2,3) dan ditulis sangat tergesa-gesa dalam waktu kurang dari tiga tahun.
- ^ a b Koch 1976, hlm. 366–7; hlmn. 366 – "Tampaknya Epifanius menyusun Panarion 30 dengan mengkombinasi berbagai sumber yang ada padanya. Pada beberapa poin, ia mengkontradiksi dirinya sendiri, yang umumnya disebabkan metode penyusunannya – menyilangkan sumber-sumber yang berbeda." hlmn. 367 – "Orang dapat memilih untuk percaya bahwa Ebionitisme pada zaman Epifanius telah menjadi sangat sinkretistik. ... Namun, harus digarisbawahi bahwa gambaran ini hanya disampaikan oleh Epifanius, dan begitu metode sastranya dikenali sebagai suatu persilangan sumber-sumber, lebih sukar untuk menerima evolusi orang Ebionit yang dipikir sebagai fakta sejarah."
- ^ Williams 1987, hlm. xix – "Maka, dalam pandangan Epifanius, tiga dasar Panarion adalah observasi, dokumentasi, dan kesaksian lisan. Dalam sejumlah kasus kami dapat menambahkan yang keempat: dugaan sejarah dari pihak Epifanius sendiri. ... Dengan kata lain, Epifanius dapat saja tanpa penelitian lebih lanjut menganggap telah memiliki informasi sejarah yang banyak mengenai asal usul sekte-sekte yang dibahasnya."
- ^ Klijn 1992, hlm. 41 – "Injil menurut orang Ebionit dikutip oleh Epifanius untuk menunjukkan ketidakmasukakalannya. Maka, pilihan rujukan-rujukan itu bersifat arbriter dan mungkin tidak mengindikasikan isi sesungguhnya Injil itu."
- ^ Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 140 – "Bahwa keduanya tidak dapat identik dan tidak demikian bagi Epifanius, ditunjukkan dengan catatan lain mengenai Injil orang Ebionit: 'In the Gospel used by them',.."
- ^ Jones 2000, hlm. 364 – "Epifanius menghubungkan orang Ebionit ini dengan Pseudo-Clementines, dengan Kenaikan Yakobus yang anti-Paulus, dan dengan suatu Injil yang mudahnya disebut Injil orang Ebionit oleh para ahli modern."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 457 – "Pada tahap akhir dalam penulisan karyanya, Panarion, Epifanius menemukan sumber keempat (sebuah Injil Yunani), yang segera dianggapnya Injil orang Ebionit. Ia menginterpolasi fragmen-fragmen dari Injil ini dalam 30.13–4, di akhir interpolasi besar lain, kisah Yusuf (Count Joseph) dalam! 30.4–12."
- ^ Koch 1976, hlm. 359–68; Koch mengulas secara detail penggunaan sumber-sumber terpisah oleh Epifanius dan metode penyuntingan penggabungan sumber-sumber itu untuk menghasilkan Panarion 30, termasuk sebuah kitab injil yang dimilikinya, yang dianggapnya dari orang Ebionit. hlmn. 359–60 – "Materi GE juga terkotak-kotak, yang menyiratkan bahwa ketika Epifanius memutuskan untuk menyertakan materi ini, ia menyisipkannya ke dalam materi yang lebih tua dalam kelompok-kelompok. Dengan kata lain, penambahan materi ini kepada pengetahuan mengenai orang Ebionit yang sebelumnya merupakan kontribusi Epifanius sendiri pada subjek itu." hlmn. 365 – "Suatu analisis distribusi sumber-sumber ini menunjukkan bahwa informasi patristik yang lebih awal didistribusikan sepanjang bab-bab tanpa pengelompokan jelas. Namun, setelah digresi bab 4–12, pengelompokan lebih nyata dalam materi-materi lain: materi Injil orang Ebionit kebanyakan ditulis dalam bab 13 dan 14."
- ^ Elliott 2005, hlm. 5–6,14–6; edisi kritis karya Elliott tahun 1993 memuat daftar 7 kutipan serupa.
- ^ Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 166–71; Vielhauer & Strecker; Schneemelcher's New Testament Apocrypha 2nd edition (6th German edition) dianggap edisi standar untuk tulisan-tulisan apokrifa Perjanjian Baru. Tiga kesaksian yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. Christopher R. Matthews Philip, Apostle and Evangelist: configurations of a tradition 2002 "memberikan visibilitas tinggi mengenai pembahasan Schneemelcher dalam edisi standar New Testament Apocrypha, ...", 2. Helmut Koester From Jesus to the Gospels: interpreting the New Testament 2007 p311 "Edisi standar baru New Testament Apocrypha dalam terjemahan bahasa Inggris agak lebih cermat. Wilhelm Schneemelcher mengizinkan sejumlah tulisan apokrifa "muncul dalam ...", 3. Michael J. Wilkins, James Porter Moreland – Jesus under fire 1995 "The standard edition is the two-volume work of E. Hennecke and W. Schneemelcher, New Testament Apocrypha, trans. R. McL. Wilson (Philadelphia: Westminster, 1965)"
- ^ Kloppenborg 1994, hlm. 435–9; hlmn. 437 – Catatan: Komposisi narasi pembuka dengan tiga kutipan mengikuti urutan Pick.
- ^ Klijn 1992, hlm. 67–8 – "Kutipan ini menunjukkan pengaruh LXX. Ini dan permainan kata terkait ἐγκρίς dan ἀκρίς jelas menunjukkan kita menangani karya bahasa Yunani asli."
- ^ Suatu injil harmoni (gospel harmony) adalah gabungan atau campuran dua atau lebih naskah injil menjadi satu naratif; contoh paling tua, dari abad ke-2 atau ke-3 adalah Diatessaron karya Tatian, Dura Parchment 24, dan, kemungkinan, suatu injil tanpa nama yang sekarang dikenal sebagai Injil Egerton (Egerton Gospel).
- ^ Ehrman 2005, hlm. 102 – "Injil orang Ebionit yang khas ini tampaknya merupakan suatu "harmonisasi" Injil Matius, Injil Markus dan Injil Lukas dalam Perjanjian Baru. Bukti adanya harmonisasi sumber-sumber awal terdapat pada kisah pembaptisan Yesus. Sebagaimana para pembaca yang cermat telah mengamati, ketiga Injil Sinoptis semua mencatat perkataan yang diucapkan oleh suatu suara dari langit ketika Yesus keluar dari air; tetapi suara itu mengatakan sesuatu yang berbeda dalam ketiga catatan itu: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:17); "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (Markus 1:11); dan, dalam kesaksian tertua pada Injil Lukas, "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan" (Lukas 3:23 menurut penomoran Alkitab bahasa Inggris yang dipakai di sini). ... Dalam Injil orang Ebionit ... suara itu berbicara tiga kali, setiap kali mengatakan hal yang berbeda."
- ^ Edwards 2009, hlm. 71–4; hlmn. 71, merujuk kepada E.B. Nicholson (1879), The Gospel according to the Hebrews, hlmn. 40–2, mengenai terang yang besar pada air sewaktu pembaptisan Yesus.
- ^ Kloppenborg 1994, hlm. 435–9; hlmn. 438, fn. 2:5 – "(Injil orang) Ebionit menyatakan dua belas rasul, sementara Epifanius hanya menyebutkan delapan nama."
- ^ Klijn 1992, hlm. 6,28; hlmn. 6 – "Gospel of the Twelve kadangkala diidentifkasi dengan Injil orang Ebionit yang disebutkan oleh Epifanius. Jika benar, Injil ini dapat disebut "Kristen Yahudi" (Jewish–Christian), tetapi identifikasi ini diperdebatkan." hlmn. 28 – Klijn mengikuti Waitz dan Zahn secara tentatif menyamakan teks ini sebagai Gospel of The Twelve, "Pada awal kutipan ada penyebutan "kita", yaitu "kedua belas rasul", yang tampaknya bertanggung jawab atas isi injil tersebut. Ini berarti injil ini dapat disebut 'Gospel of the Twelve', yaitu nama sebuah injil yang disebutkan dalam satu bagian tulisan Origen. (Origen, Comm. Matt. 1:1–10)"
- ^ Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 166–71; hlmn. 166 – "Meskipun ada argumen dari Waitz, masih dipertanyakan aapakah fragmen yang dikutip oleh Epiphanius dapat dihitung dengan GE."
- ^ Koester 1990, hlm. 351 – "Harmonisasi yang sama dari perubahan redaksional dalam Injil Matius dan Injil Lukas terhadap teks Injil Markus mengenai perkataan ini muncul dalam kutipan oleh Klemens dari Aleksandria (Eclogae propheticae 20.3) dan Injil orang Ebionit. Jadi, 2 Klemens 9:11 merujuk kepada suatu dokumen yang lebih dikenal luas atau suatu tradisi yang mengandung perkataan ini dalam versi yang telah diselaraskan."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 458, merujuk kepada Alfred Schmidtke (1911), Neue Fragmente, hlmn. 223: Schmidtke berspekulasi bahwa fragmen ini mungkin diturunkan dari komentari Origenes mengenai Injil Yohanes, (Comm. Jo. 2.12), yang mengutip dari Injil orang Ibrani.
- ^ Kloppenborg 1994, hlm. 435–9; hlmn. 439 – "Dalam perkataan, 'Aku tidak datang untuk meniadakan hukum', dan masih meniadakan sesuatu, Ia mengindikasikan bahwa apa yang ditiadakan-Nya itu asalnya bukan bagian dari hukum." (Ps-Cl Homilies 3.51.2)
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 459 – "Namun, tidak dapat dipastikan, bahwa perkataan ini berasal dari Injil orang Ebionit", hlmn. 460 – "Kemungkinannya adalah Epifanius mengutip dari sumber yang diulasnya dalam konteks – the Pseudo-Clementine Journeys – tampaknya bagiku begitu kuat sehingga mengkaitkan perkataan ini dengan Injil orang Ebionet bukanlah hipotesis yang mungkin."
- ^ Paget 2010, hlm. 349–57; Paget membuat suatu ulasan dari sastra akademik terbaru mengenai Adoptionisme pada orang Ebionit.
- ^ Evans 2007, hlm. 251–3; hlmn. 251 – "Pernyataan Injil ini bahwa Roh "memasuki" Yesus merupakan tambahan penting pada kisah ini. Injil ini juga menambahkan suatu kutipan sebagian Mazmur 2:7 ("Hari ini Aku memperanakkan Engkau")."
- ^ Ehrman 1993, hlm. 49–51,62–7; hlmn. 49 – "Mengingat tradisi Perjanjian Baru lainnya mengenai Pembaptisan Yesus, saksi tekstual tertua Injil Luas melestarikan suatu formula adopsionisme nyata dalam suara dari sorga, 'Engkaulah Putra-Ku, hari ini Aku memperanakkan-Mu' (Lukas 3:22)." hlmn. 62 – "Ini adalah pembacaan codex Bezae dan sejumlah penulis gerejawi dari abad kedua dan seterusnya."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 461 – "Roh "memasuki" Yesus mengingatkan pada pemberian nubuat dengan Roh, bandingkan Yesaya 61:1: 'Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku ... untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara..'. Terang besar mengingatkan pada Yesaya 9:1: 'Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.'"
- ^ Lapham 2003, hlm. 84–7; hlmn. 86 – "Kristus adalah tidak lebih dari seorang manusia (meskipun paling saleh dan paling bijaksana di antara semua oranga) yang ke atas-Nya, setelah pembaptisan-Nya oleh Yohanes, diturunkan Kristus sorgawi kekal dan hinggap atas-Nya sampai waktu kesengsaraan-Nya. Ide ini jelas ditunjukkan dalam kutipan Epifanius yang lain dari Injil orang Ebionit." (Panarion 30.13.7)
- ^ Häkkinen 2008, hlm. 267–8; Häkkinen membuat gambaran detail Kristologi Injil orang Ebionit. Sebuah terjemahan komentari Epifanius yang relevan pada Adopsi Yesus terbaca demikian: hlmn. 267 - (1) "Ini karena mereka memaksudhkan bahwa Yeasus sungguh-sungguh seorang manusia, seperti kataku, tetapi bahwa Kristus, yang turun dalam bentuk seekor merpati, telah memasuki Dia - sebagaimana kami telah menemukan dalam sekte-sekte lain - <dan> disatukan dengan Dia. Kristus sendiri <adalah dari Allah Mahatinggi, tetapi Yesus> adalah hasil dari benih seorang laki-laki dan seorang perempuan." (Pan. 30.14.4); (2) "Dan mereka berkata bahwa karena itulah Yesus diperanakkan dari benih seorang laki-laki dan dipilih, sehingga dinamai Putra Allah karena pemilihan, setelah sang Kristus, yang telah turun atas-Nya dari tempat tinggi dalam bentuk seekor merpati." (Pan. 30.16.3); (3) "Namun, mereka berkata, bahwa Kristus adalah nabi kebenaran dan Kristus; <tetapi> bahwa Ia adalah Putra Allah karena dipromosikan, dan karena hubungan-Nya dengan pengangkatan yang diberikan kepada-Nya dari atas. ... Ia sendiri, mereka memaksudkan, adalah nabi, manusia, Putra Allah, dan Kristus - dan sebenarnya seorang manusia biasa, sebagaimana katakuk, meskipun berkat kebajikan hidup Ia kemudian telah disebut Putra Allah." (Pan. 30.18.5-6); Untuk detail tambahan, lihat Verheyden 2003, hlm. 193–4.
- ^ Klijn 1992, hlm. 41 – "Selama baptisan-Nya, Yesus dipilih sebagai Putra Allah. Pada saaat itu, Allah memperanakkan Dia. ... Ia adalah Sosok Terpilih, dan pada saat ini menjadi nyata, suatu terang bersinar."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 461 – "tidaklah terlalu jauh berkesimpulan bahwa Injil orang Ebionit memahami baptisan Yesus sebagai panggilan dan pengangkatan-Nya sebagai nabi akhir zaman (daripada sebagai Mesias keturunan Daudr). ... Namun, jelas bahwa ia (Epifanius) sangat keliru dalam mengidentifikasi kelompok yang mengarang atau menggunakan Injil ini sebagai orang Ebionit menurut Irenaeus. Kristologi-Nabi Injil ini lebih menunjuk kepada kelompok di balik Grundschrift ("dasar penulisan") Pseudo-Clementine sebagai kerabat teologis terdekat."
- ^ Luomanen 2007, hlm. 92 – "Ide bahwa Yesus, Sang Nabi Sejati, datangn untuk meniadakan persembahan korban merupakan pusat tulisan Pseudo-Clementine. Dalam hal ini, jelas bahwa 'Injil orang Ebionit' setuju dengannya."
- ^ Luomanen 2012, hlm. 153–4; hlmn. 153 – "Orang Ebionit tidak percaya bahwa persembahan korban dapat ditiadakan dengan cara menggantikannya dengan pengorbanan sekali-untuk-semua Yesus sendiri. Dalam hal ini, teologi orang Ebionit jelas berbeda daripada telogi yang dinyatakan dalam Surat Ibrani." hlmn. 154 – "Menyarikan kesimpulan-kesimpulan rekonstruksi: kutipan Epifanius dari Injil orang Ebionit mengindikasikan adanya deskripsi persiapan Perjamuan Terakhir ketika Yesus mengatakan Ia tidak mau makan daging. Karena kutipan lain dari Injil orang Ebionit mengungkapkan bahwa orang Ebionit menentang persembahan korban , tidaklah mungkin mereka akan memberikan nilai pengorbanan pada darah Yesus. Jadi, tidaklah mungkin bahwa Injil orang Ebionit memasukkan institusi Perjamuan Kudus untuk cawan darah. Catatan Epifanius yang lebih awal dalam Panarion mengenai praktik orang Ebionit dalam merayakan Paskah setiap tahun dengan roti tak beragi dan air menguatkan anggapan bahwa tidak mungkin ada institusi cawan darah Perjamuan Kudus dalam Injil orang Ebionit.
- ^ Ehrman & Pleše 2011, hlm. 211 – "Khususnya jelas bahwa mereka mempertahankan Yesus adalah korban sempurna untuk dosa-dosa, sehingga tidak lagi ada kebutuhan ritual persembahan korban Yahudi."
- ^ Klijn 1992, hlm. 67–8; hlmn. 68 – "Yohanes Pembaptis dianggap mengikuti suatu gaya hidup vegetarian." dengan suatu rujukan kepada S. Brock, (1970) The Baptists Diet in Syriac Sources, Oriens Christianus, vol.54, hlmn. 113–24
- ^ Lapham 2003, hlm. 84–7; hlmn. 85 – "Penyimpangan penggambaran makanan Yohanes tidak diragukan adalah indikasi kebiasaan vegetarian orang Ebionit."
- ^ Evans 2007, hlm. 251–3; hlmn. 251 – "Mengkaitkan makanan Yohanes di padang gurun dengan makanan orang Israel ketika melintasi padang gurun dalam persiapan memasuki tanah yang dijanjikan dapat memberikan unsur tambahan teologi restorasi kepada pelayanan dan aktivitas Yohanes."
- ^ Koch 1976, hlm. 328–9; hlmn. 328 – "Meskipun tidak jelas versi mana yang lebih tua, orang mungkin melihat di sini penerapan suatu prinsip eksegetik yang dipraktekkan dalam Yudaisme ... – perubahan makna ini disebabkan oleh perubahan satu suku kata." hlmn. 329 – "Sebaliknya, orang dapat berargumen kuat bahwa tipologi manna dalam Kitab Keluaran itu lebih tua daripada teks "belalang", ... Ini akan berakibat mengidentifikasi Yohanes Pembaptis dengan pengalaman padang gurun, mungkin menyampaikan kesan bahwa ia adalah seorang nabi baru seperti Musa."
- ^ Evans 2007, hlm. 251–3; hlmn. 253 – Perkataan ini dapat mengindikasikan bahwa Kristus adalah korban Paskah, sehingga memakan domba Paskah tidak lagi diperlukan dan orang dapat menjalankan diet vegetarian.
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 454–5; hlmn. 454 – "Alasan 'orang Ebionit' tidak makan daging tampaknya didasarkan pada ketakutan untuk makan jiwa, yang menjadi alasan utama vegetarianisme Pythagoras." hlmn. 455 – "Singkatnya, laporan Epifanius mengenai vegetarianisme 'orang Ebionit' tampaknya didasarkan pada pembacaannya pada karyakarya Pseudo-Cleme Journeys of Peter (dan mungkin karya-karya pseudo-apostolik yang lain) ... yang membuat orang sangat ragu-ragu menerapkan hal ini pada orang Ebionit menurut Irenaeus dan para pengikutnya."
- ^ Gregory 2008, hlm. 61–66; hlmn. 65 – "mungkin ada pula bukti vegetarianisme di bagian lain kutipan Epifanius dari Injil orang Ebionit karena memuat penolakan Yesus untuk makan daging bersama murid-murid-Nya pada waktu Paskah (Pan. 30.22.4). Tetapi harus berhati-hati dalam memakai bukti ini. Kaitan antara praktik-praktik yang dicerminkan dalam karya Pseudo-Clementines dan dalam Injil orang Ebionit tidak dapat dipastikan, dan pernyataan Yesus mengenai Paskah dapat mencerminkan rujukan pada persembahan korban dan daging yang dipersembahkan untuk korban, bukannya daging itu sendiri."
- ^ Paget 2010, hlm. 331–2,341; hlmn. 321-2 - "Epifanius tampaknya sekadar menggabungkan klaim Irenaeus dan orang-orang lain bahwa orang Ebionit hanya menggunakan Injil Matius, klaim Papias bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Ibrani that (Eusebius, Hist. eccl. 3.39.16), dan klaim Eusebius bahwa mereka menyebut Injil mereka 'menurut orang Ibrani'." hlmn. 341 - "kebanyakan cendekiawan menerima bahwa kata pengantar Epifanius untuk Injil ini adalah suatu amalgam (campuran) aneh dari pernyataan-pernyataan yang berbeda mengenai Injil orang Ebionit."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 435,446,457–8; hlmn. 435, Irenaeus – "Karena orang Ebionit yang hanya memakai Injil menurut Matius dibantah oleh kitab yang sama, ketika mereka mengajukan pengandaian yang salah mengenai Tuhan." (Haer. 3.11.7); hlmn. 446, Eusebius – "Lebih lagi, orang-orang ini berpikir bahwa perlu untuk menolak semua surat-surat para Rasul, yang mereka sebut murtad dari Hukum; dan mereka hanya menggunakan Injil yang disebut 'menurut orang Ibrani' dan mengecilkan catatan yang lain." (Hist. eccl. 3.27.1); hlmn. 457, Epifanius – "Mereka juga menerima Injil menurut Matius. Karena mereka hanya memakainya seperti pengikkut Cerinthus dan Merinthus. Namun, mereka menyebutnya 'menurut orang Ibrani', nama yang tepat karena Matius adalah satu-satunya dalam Perjanjian Baru yang menerbitkan Injil dan pemberitaan dalam bahasa Ibrani dan dengan huruf-huruf Ibrani." (Panarion 30.3.7); hlmn. 458 – "Tampaknya agak jelas bahwa karakterisasi Epifanius untuk Injil yang digunakan oleh orang Ebionit dalam (30.)3.7 tidak didasarkan pada pengetahuan tangan pertama dari Injil yang dikutipnya dalam (30.)13–14, maupun isi dari catatan pengantar dalam (30.)13.2 tidaklah diambil dari Injil itu sendiri. Mereka agaknya suatu upaya untuk menyesuaikan deskripsi tradisional dalam (30.)3.7 ke dalam dokumen baru yang diperoleh Epifanius dan yang dianggapnya sebagai Injil yang dibahas oleh para pendahulunya di antara para Bapa."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 544–5 Jerome – "Dalam Injil yang digunakan oleh orang Nazaret (Nazoraean) dan orang Ebionit di mana kami baru menerjemahkan dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani dan yang disebut teks otentik Matius oleh banyak orang, ada tertulis ..." Comm. Matt. 12.13
- ^ Boismard 1966, hlm. 351 – "Jika informasi dari Epifanius ini benar, Ebion. 2 dapat merupakan suatu naskah yang kurang lebih disunting dari Injil Matius yang primitif, yang bersesuaian dengan teks yang kita sebut Y (Éb. 2)."
- ^ Luomanen 2012, hlm. 206–12,223–5; Luomanen memberikan analisis kritik-teks detail mengenai paralel sinoptik dan non-kanonik fragmen Injil orang Ebionit Pan. 30.14.5, termasuk Injil Tomas logion 99. Ia menyimpulkan bahwa Injil orang Ebionit, Injil Tomas, dan 2 Klemens semua tergantung dari suatu tradisi harmono Injil pra-Diatessaron.
- ^ Tuckett 2012, hlm. 201–2; hlmn. 202 – "kita dapat pula mencatat adanya suatu versi harmoni serupa pada perkataan (2 Clem. 9.11) dalam Gos. Eb. (Pan. 30.14.5) dan dalam Klemens dari Aleksandria (Ecl. 20.3). Jadi mungkin sekali 2 Klemens di sini tergantung dari suatu sumber terpisah yang telah diharmonisasikan dengan versi-versi berbeda perkataan dalam teks-teks sinoptik ke dalam bentuk yang sekarang ini di sini.
- ^ Bellinzoni 1967, hlm. 140–1; Bellinzoni menyatakan bahwa Yustinus terutama tergantung pada suatu katekismus Kristen awal dan suatu buku panduan rujukan (vade mecum) kumpulan perkataan melawan ajaran sesat sebagai sumber-sumbernya untuk perkataan harmoni injil. Menurut Bellinzoni, hlmn. 141 – "Namun, seharusnya ditekankan bahwa sama sekali tidak ada bukti bahwa Yustinus pernah menyusun suatu harmoni lengkap Injil-injil Sinoptik; harmoni-harmoninya bercakupan terbatas dan tampaknya disusun untuk keperluan didaktik."
- ^ Luomanen 2007, hlm. 93 – "Para cendekiawan juga umumnya setuju bahwa satu bagian Recognitions, Rec. 1.27–71, didasarkan pada suatu sumber independen, tetapi tidak ada konsensus mengenai kemungkinan judul asli tulisan ini. Sejumlah orang berpikir bahwa bagian Recognitions ini (Rec. 1.27–71) mungkin sesungguhnya dilestarikan dalam Kenaikan Yakobus (Ascents of James), yang dianggap oleh Epifanius ditulis oleh orang Ebionit dalam Pan. 30.16.7 (Van Voorst 1989)."
- ^ Van Voorst 1989, hlm. 177,180; hlmn. 177 – "Nyatanya, tidak ada bagian sastra Clementine yang aslinya dapat diyakini di dalam Kekristenan Yahudi." (mengutip kesimpulan dalam Martyn 1978, hlm. 271)
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 395 – "Paralel yang sangat kentara mengenai konsep ini (Baptisan Kristen sebagai suatu pengganti korban penyucian dari dosa) dapat ditemukan dalam sumber Yahudi-Kristen di dalam Pseudo-Clementine Recognitions, 1.27–71. Di sini terbaca sebagai berikut: '[Nabi seperti Musa] akan pertama-tama menegur mereka ... supaya berhenti dengan persembahan korban; kalau tidak, mereka akan berpikir bahwa dengan penghentian persembahan korban penghapusan dosa tidak dapat dihasilkan darinya, [Ia] memerintahkan kepada mereka baptisan dengan air, yang di dalamnya mereka dapat dibersihkan dari segala dosa melalui penyebutan nama-Nya, ... [supaya] sejak itu jika mengikuti hidup sempurna mereka dapat tetap tidak dapat mati, dimurnikan tidak dengan darah binatang melainkan melalui penyucian hikmat Allah'." (Rec. 1.39.1–2)
- ^ Bauckham 2003, hlm. 162–4,172; hlmn.163 – "Catatan Epifanius yang cukup banyak dan tidak seluruhnya konsisten mengenai orang Ebionit diambil dari sumber-sumber sastra signifikan yang tidak diketahui oleh Bapa Gereja awal serta deduksi dan dugaannya sendiri. Kontribusinya yang paling bernilai adalah kutipan-kutipan yang ditulisnya dari kitab Injil yang diatribusikannya ke orang-orang itu, dan yang karenanya oleh para cendekiawan modern disebut Injil orang Ebionit." hlmn. 172 – "Jika Injil orang Ebionit dan Kenaikan Yakobus merupakan teks-teks orang Ebionit, implikasinya adalah sangat besar, bukan saja untuk kepercayaan mereka, tetapi juga asal usul mereka."
- ^ Luomanen 2007, hlm. 88 – "Kebanyakan yang dilaporkan Epifanius mengenai orang Ebionit konsisten dengan catatan para pendahulunya, Irenaeus, Hippolitus, Origenes, dan Eusebius." hlmn. 314, catatan: Lihat Irenaeus, Haer. 1.26.2; 3.11.7; Hippolytus, Haer. 7.34.1–2; 10.22; Origen, Cels. 5.65; Hom. Gen. 3.5; Hom. Jer. 19.12.2; Eusebius, Hist. eccl. 3.27.1–6; 6.17.
- ^ Ehrman 2005, hlm. 95–103; Ehrman memberikan ulasan populer mengenai hal ini, lihat hlmn. 95–103.
- ^ Klijn & Reinink 1973, hlm. 19–43; Klijn & Reinink memberikan ulasan akademik mendalam mengenai hal ini, lihat hlmn. 19–43.
- ^ Schoeps 1969, hlm. 9–17; hlmn. 12 – "Bahwa "patriark ortodoksi," demikianlah Epifanius dijuluki, mempunyai pengetahuan positif dalam saat apapun mengenai orang Ebionit, dan bahwa karya-karya asli Clementines, dalam satu bentuk atau yang lain, dikaitkan dengannya, saya percaya telah dapat saya tunjukkan tanpa terbantahkan."
- ^ Bauckham 2003, hlm. 163–4; Dalam penegasan terbaru atas pandangan ini, Bauckham berargumen bahwa Injil orang Ebionit ditulis oleh kelompok yang sama dengan orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus. Ia lebih lanjut menyatakan bahwa laporan Irenaeus menunjukkan orang Ebionit pada abad ke-2 menggunakan Injil Matius merupakan suatu rujukan pada nama mereka dalam Injil orang Ebionit.
- ^ Luomanen 2012, hlm. 17–49,161–5,233–5,241; Lihat Luomanen 2012 untuk detail lebih lanjut mengenai asal-usul dan karakteristik orang Ebionit yang dikenal oleh Epifanius; hlmn. 241 – Summary and Conclusion: "Epiphanius' Ebionites/Hellenistic–Samaritan Ebionites kemungkinan adalah keturunan dari aktivitas misionaris orang Helenis pada komunitas Yerusalem awal di antara orang Samaria. Kemudian, mereka juga mengadopsi sejumlah ide Elchasaite. Epifanius menemukan Injil orang Ebionit di antara mereka."
- ^ Van Voorst 1989, hlm. 177,180; Secara serupa, Van Voorst menyimpulkan bahwa tradisi Yahudi–Kristen yang mendasari Rec. 1.33–71 dapat dilacak ke belakang, meskipun tidak langsung, pada Gereja Yerusalem Helenis; hlmn. 180 – "Meskipun tidak ada bukti cukup untuk menyimpulkan bahwa komunitas AJ (Ascents of James; "Kenaikan Yakobus") adalah keturunan lineal fisik orang-orang Yahudi Helenis dalam Kitab Kisah Para Rasul, tentunya sebagai suatu keturunan spiritual Stefanus dan lingkarannya."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 457–61; hlmn. 460–1 – "Ada satu lagi ciri Injil ini yang khas ... tidak memuat silsilah Yesus. Menurut Epifanius, teks dimulai dengan versi pendek Lukas 3:1–3. ... Ini mungkin mengungkapkan sesuatu mengenai genre yang dimaksudkan oleh Injil ini. Jelas merupakan permulaan suatu kitab nabi. Kita telah berulang kali melihat betapa pentingnya silsilah Daud bagi Kristologi orang Ebionit; adalah penting pada garis keturunan Daud melalui Yusuf yang menyebabkan mereka menolak kelahiran melalui seorang perawan. Bagi mereka, Yesus adalah Mesias keturunan Daud. Bagi penulis Injil orang Ebionit, hal ini sama sekali tidak bermasalah. Sebaliknya, ia mungkin menganggap Yesus sebagai nabi zaman akhir, dianugerahi Roh pada waktu pemanggilan-Nya – pembaptisan-Nya oleh Yohanes."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 745–7; hlmn. 746 – "Terutama dalam studi 'Jewish Christianity', suatu sejarah pendekatan ide telah sering menjadi dominan, mengkonstruksi suatu entitas ideologi yang dipelajari secara demikian. Sangat berbeda dengan fakta bahwa entitas ini mempunyai tanda-tanda sebagai suatu konstruk keahlian modern berdasarkan konstruk serupa oleh heresiologis Kristen awal, Kekristenan Yahudi ini sering dikonstruk sebagai suatu entitas seragam. ... Dan dianggap bahwa praktik mereka ditentukan oleh teologi mereka. Karenanya, jika perbedaan praktik ini diamati di antara anggota Kekristenan Yahudi, ini dijelaskan oleh perbedaan teologi.
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 745–7,755–67; Perspektif synchronic membedakan perbedaan praktik berdasarkan lokasi geografi dan tatanan sosial.
- ^ Lapham 2003, hlm. 84–7; Fred Lapham mengambil suatu pendekatan geografis untuk menggambarkan bentuk-bentuk Kekristenan Yahudi awal yang berbeda; ia menggolongkan Injil orang Ebionit sebagai suatu dokumen "Church in Samaria".
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 745–7,767–77; Perspektif diachronic membedakan perbedaan praktik berdasarkan periode waktu dalam sejarah, misalnya "Constantinian Revolution".
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 748–9; hlmn. 748 – "Dalam sumber-sumber Kristen kuno dibuat perbedaan nyata antara pengikut Yesus dari kalangan Yahudi dan dari kalangan bukan-Yahudi. Kedua kelompok ini tidak dibedakan satu sama lain dari apa yang diyakini atau dilakukan oleh semua orang dalam setiap kelompok. ... Ini didefinisikan menurut ethnic background mereka dan hanya menurut hal ini. Garis batas antara orang Yahudi dan bukan-Yahudi yang percaya kepada Yesus sangat tajam dan buram seperti gariss batas antara orang Yahudi dan bukan-Yahudi secara umum."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 754 – "Dapat dipahami bahwa banyak sejarah modern Kristen-Yahudi mengambil Epifanius dan para pendahulunya sebagai titik mula dan mengambil alih klasifikasinya mengenai sekte-sekte Kristen-Yahudi. ... Pendekatan ini, menurut pandangan saya, berdasarkan kurangnya kesadaran mengenai hakikat konstruksi Epifanius yang sangat spekulatif. Jika ada deskripsi ajaran sesat yang dikarakterisasi sedikit lebih dari konstruk buatan, laporan Epifanius mengenai sekte-sekte Kristen-Yahudi merupakan kandidat yang berharga."
- ^ Paget 2010, hlm. 332–3 – "Catatan Epifanius mengenai orang Ebionit jelas bertujuan polemik dan polemik itu nyata dalam niatan untuk membuat orang Ebionit kelihatan hybrid ... Presentasi demikian jelas mengarah kepada pandangan sekte ini yang tidak konsisten, dan 'dapat menerima segala macam ide ajaran sesat'. ... Apa yang disebut 'catatan-catatan yang bertolak belakang', sebagaimana Epifanius menyebutnya, datang dari campuran sumber-sumber."
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 754 – "Gambarannya (Epifanius) mengenai orang Ebionit tidak didasarkan pada pengtahuan tangan pertama mengenai kelompok ini. Merupakan suatu komposit sangat bercampuran dari setiap potongan informasi sastra yang menurut Epifanius dapat diterapkan pada kelompok itu. ... Akibatnya ia menerapkan pada mereka baik ide Elkesaite dan suatu harmoni injil yang tampaknya tidak terkait dengan orang Ebionit."
- ^ Paget 2010, hlm. 341,376; hlmn. 341 – "pada akhirnya kita seluruhnya tergantung dari Epifanius untuk pandangan bahwa GE (Injil orang Ebionit) adalah milik orang Ebionit dan ketergantungan semacam itu membangkitkan problem-problem besar, tidak sedikit karena isi GE menurut Epifanius tidak jelas bersesuaian dengan apa yang kita dengar mengenai Injil itu atau orang Ebionit dari sumber-sumber yang lebih awal. hlmn. 376 - "Pada akhirnya, informasi yang kita miliki mengenai orang Ebionit, tetap merupakan saksi yang agak misterius untuk aspek penting sejarah Kristen awal."
Referensi
- ^ Koch 1990, hlm. 224–5.
- ^ a b c Cameron 1982, hlm. 103–6.
- ^ Petersen 1992, hlm. 262.
- ^ a b Skarsaune 2007, hlm. 451–5.
- ^ Gregory 2008, hlm. 61–2.
- ^ Edwards 2009, hlm. 65.
- ^ a b c Skarsaune 2007, hlm. 457–61.
- ^ Simon 1689, hlm. 74.
- ^ Pick 1908, hlm. 14–8.
- ^ Klauck 2003, hlm. 51.
- ^ Vielhauer & Strecker 1991, hlm. 167.
- ^ Edwards 2009, hlm. 71–4.
- ^ Gregory 2008, hlm. 65.
- ^ Bauckham 2003, hlm. 168.
- ^ Klauck 2003, hlm. 52.
- ^ Bertrand 1980, hlm. 548–63.
- ^ Howard 1988, hlm. 4039,4043,4049.
- ^ Luomanen 2012, hlm. 217–8.
- ^ Bauckham 2003, hlm. 176–7.
- ^ Bauckham 2003, hlm. 166–7,172–3.
- ^ Luomanen 2012, hlm. 30–4,45–9.
- ^ Goranson 1992, hlm. 261.
- ^ Jones 2000, hlm. 364.
- ^ Skarsaune 2007, hlm. 747–8,779-80.
Pustaka
- Bauckham, Richard (2003). "The Origin of the Ebionites". Dalam Tomson, Peter J.; Lambers-Petry, Doris. The Image of the Judeo-Christians in Ancient Jewish and Christian Literature. Brill. hlm. 162–81. ISBN 978-3-16-148094-2.
- Bellinzoni, Arthur J. (1967). The Sayings of Jesus in the Writings of Justin Martyr. Brill. ASIN B0007ISJW6.
- Bertrand, Daniel A. (1980). "L'Evangile Des Ebionites: Une Harmonie Evangelique Anterieure Au Diatessaron". New Testament Studies (dalam bahasa French). Cambridge University Press. 26 (4): 548–63. doi:10.1017/S0028688500005816.
- Boismard, Marie-Émile (1966). "Évangile des Ébionites et problème synoptique". Revue biblique (dalam bahasa French). Lecoffre. 73 (1–4): 321–52. ISSN 0035-0907.
- Cameron, Ron (1982). The Other Gospels: Non-Canonical Gospel Texts. Westminster/John Knox Press. ISBN 978-0-664-24428-6.
- Edwards, James R. (2009). The Hebrew Gospel and the Development of the Synoptic Tradition. Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 978-0-8028-6234-1.
- Ehrman, Bart D. (1993). The Orthodox Corruption of Scripture. Oxford University Press. ISBN 0-19-508078-5.
- Ehrman, Bart D. (2005) [2003]. Lost Christianities: The Battles for Scripture and the Faiths We Never Knew. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-514183-2.
- Ehrman, Bart D.; Pleše, Zlatko (2011). "The Gospel of the Ebionites". The Apocryphal Gospels: Texts and Translations. Oxford University Press. hlm. 210–5. ISBN 978-0-19-973210-4.
- Elliott, James Keith (2005) [1993]. The Apocryphal New Testament. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-826181-0.
- Evans, Craig A. (2007). "The Jewish Christian Gospel Tradition". Dalam Skarsaune, Oskar; Hvalvik, Reidar. Jewish Believers in Jesus (PDF). Hendrickson Publishers. hlm. 241–77. ISBN 978-1-56563-763-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-03-17. Diakses tanggal 2015-05-18.
- Finley, Gregory C. (2009). "The Ebionites and "Jewish Christianity": Examining Heresy and the Attitudes of the Church Fathers" (PhD Thesis). The Catholic University of America. ISBN 978-1-109-04546-8.[pranala nonaktif permanen]
- Goranson, Stephen (1992). "Ebionites". Dalam Freedman, David Noel. The Anchor Bible Dictionary. 2 (edisi ke-1). Doubleday. hlm. 260–1. ISBN 978-0-385-42583-4.
- Gregory, Andrew (2008). "Jewish–Christian Gospels". Dalam Foster, Paul. The Non-Canonical Gospels. T&T Clark. hlm. 54–67. ISBN 978-0-567-03302-4.
- Häkkinen, Sakari (2008) [2005]. "Ebionites". Dalam Marjanen, Antti; Luomanen, Petri. A Companion to Second Century Christian Heretics. Brill. hlm. 247–78. ISBN 978-90-04-17038-4.
- Howard, George (1988). "The Gospel of the Ebionites". Aufstieg und Niedergang der römischen Welt. Walter De Gruyter. 2 (25.5): 4034–53. ISBN 978-3-11-001885-1.
- Jones, F. Stanley (2000). "Ebionites". Dalam Freedman, David Noel; Myers, Allen C.; Beck, Astrid B. Eerdman's Dictionary of the Bible. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 364. ISBN 978-0-8028-2400-4.
- Klauck, Hans-Josef (2003). The Apocryphal Gospels: An Introduction. Continuum International Publishing Group. ISBN 978-0-567-08390-6.
- Klijn, Albertus F.J.; Reinink, Gerrit J. (1973). Patristic evidence for Jewish–Christian sects. Brill. ISBN 90-04-03763-2.
- Klijn, Albertus F.J. (1992). Jewish–Christian Gospel Tradition. Brill. ISBN 90-04-09453-9.
- Kloppenborg, John S. (1994) [1992]. "The Gospel of the Ebionites". Dalam Miller, Robert J. The Complete Gospels. Polebridge Press. hlm. 435–40. ISBN 0-06-065587-9.
- Koch, Glenn Alan (1976). "A Critical Investigation of Epiphanius' Knowledge of the Ebionites: A Translation and Critical Discussion of 'Panarion' 30" (PhD Thesis). University of Pennsylvania.
- Koch, Glenn Alan (1990). "Ebionites, Gospel of the". Dalam Mills, Watson E.; Bullard, Roger Aubrey. Mercer Dictionary of the Bible. Mercer University Press. hlm. 224–5. ISBN 978-0-86554-373-7.
- Koester, Helmut (1990). Ancient Christian Gospels: Their History and Development. Trinity Press. ISBN 978-0-334-02459-0.
- Lapham, Fred (2003). An Introduction to the New Testament Apocrypha. Continuum International Publishing Group. ISBN 978-0-8264-6979-3.
- Luomanen, Petri (2007). "Ebionites and Nazarenes". Dalam Jackson-McCabe, Matt. Jewish Christianity Reconsidered: Rethinking Ancient Groups and Texts. Fortress Press. hlm. 81–118. ISBN 978-0-8006-3865-8.
- Luomanen, Petri (2012). Recovering Jewish Christian Sects and Gospels. Brill. ISBN 978-90-04-20971-8.
- Martyn, J.L. (1978). "Clementine Recognitions 1.33 to 71, Jewish Christianity, and the Fourth Gospel". Dalam Jervel, Jacob; Meeks, Wayne A. God's Christ and his People. Studies in honor of N.A. Dahl. Universitetsforlaget. ISBN 978-82-00-04979-1.
- Paget, James Carleton (2010). "The Ebionites in recent research". Jews, Christians, and Jewish–Christians in Antiquity. Mohr Siebeck. hlm. 325–80. ISBN 978-3-16-150312-2.
- Petersen, William L. (1992). "Ebionites, Gospel of the". Dalam Freedman, David Noel. The Anchor Bible Dictionary. 2 (edisi ke-1). Doubleday. hlm. 261–2. ISBN 978-0-385-42583-4.
- Pick, Bernhard (1908). Paralipomena: Remains of Gospels and Sayings of Christ. Bibliolife (republished). ISBN 978-1-113-44804-0. Republished in 2009.
- Puech, Henri-Charles; Blatz, Beate (1991). "Gospels Attributed to the Apostles". Dalam Schneemelcher, Wilhelm; Wilson, Robert McLachlan. New Testament Apocrypha. John Knox Press. ISBN 0-664-22721-X.
- Schoeps, Hans-Joachim (1969). Jewish Christianity: Factional Disputes in the Early Church. Fortress Press. ASIN B0006BYSW4. (translated by Douglas R.A. Hare)
- Simon, Richard (1689). A critical history of the text of the New Testament: wherein is firmly established the truth of those acts on which the foundation of Christian religion is laid. R. Taylor. OCLC 228723131.
- Skarsaune, Oskar (2007). "The Ebionites". Dalam Skarsaune, Oskar; Hvalvik, Reidar. Jewish Believers in Jesus (PDF). Hendrickson Publishers. hlm. 419–62. ISBN 978-1-56563-763-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-03-17. Diakses tanggal 2015-05-18.
- Tuckett, Christopher M. (2012). 2 Clement: Introduction, Text, and Commentary. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-969460-0.
- Van Voorst, Robert E. (1989). The Ascents of James: History and Theology of a Jewish–Christian Community. Society of Biblical Literature. ISBN 978-1-55540-293-8.
- Verheyden, Joseph (2003). "Epiphanius on the Ebionites". Dalam Tomson, Peter J.; Lambers-Petry, Doris. The Image of the Judeo-Christians in Ancient Jewish and Christian Literature. Brill. hlm. 182–208. ISBN 978-3-16-148094-2.
- Vielhauer, Philipp; Strecker, Georg (1991). "Jewish–Christian gospels". Dalam Schneemelcher, Wilhelm; Wilson, Robert McLachlan. New Testament Apocrypha: Gospels and Related Writings Volume 1 (edisi ke-2). John Knox Press. hlm. 134–78. ISBN 0-664-22721-X. (6th German edition, diterjemahkan oleh George Ogg)
- Williams, Frank (1987). The Panarion of Epiphanius of Salamis Book 1 (Sections 1–46). Brill. ISBN 90-04-07926-2.
Pustaka tambahan
- Broadhead, Edwin K. (2010). Jewish Ways of Following Jesus: Redrawing the Religious Map of Antiquity. Mohr Siebeck. ISBN 978-3-16-150304-7.
- Frey, Jörg (2012). "Die Fragmente des Ebionäerevangeliums". Dalam Markschies, Christoph; Schröter, Jens. Antike christliche Apokryphen in deutscher Übersetzung: I. Band – Evangelien und Verwandtes (dalam bahasa German) (edisi ke-7). Mohr Siebeck. hlm. 607–22. ISBN 978-3-16-149951-7.[pranala nonaktif permanen]
- Petersen, William Lawrence (1994). Tatian's Diatessaron: Its Creation, Dissemination, Significance, and History in Scholarship. Brill. ISBN 978-90-04-09469-7.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Injil orang Ebionit pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Entri basisdata #Q1235316 di Wikidata |
- Apocryphal Gospels di Curlie (dari DMOZ)
- Early Christian Writings (Tulisan Kekristenan Awal) – Gospel of the Ebionites (Injil orang Ebionit)