Lompat ke isi

Kisah Para Rasul 10

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kisah Para Rasul 10
Kisah Para Rasul 10:26-31 pada Papirus 50, yang dibuat sekitar abad ke-3.
KitabKisah Para Rasul
KategoriSejarah gereja
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
5
pasal 9

Kisah Para Rasul 10 (disingkat "Kis 10") adalah bagian Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]

Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi di Yope dan Kaisarea.

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Penglihatan Petrus. Ilustrasi dari Treasures of the Bible karya Henry Davenport Northrop, 1894.
Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. (TB)[3]
Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya (Petrus): "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." (TB)[4]

Perbedaan aturan telah diakhiri, dan orang-orang bukan Yahudi, yang tadinya secara aturan adat Yahudi dipisahkan dari "orang-orang pilihan" (Kis 10:28), dan dilarang berhubungan dengan Allah secara langsung di gereja-Nya, sekarang diangkat menjadi sederajad dengan orang-orang Yahudi.[5]

Ia berkata kepada mereka: "Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir."[6]
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang"[7]

Istilah "tidak membedakan orang" dalam bahasa Yunani: οὐκ προσωπολήμπτης (ouk prosōpolēmptēs, tidak memfavoritkan) juga digunakan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma yaitu pada ayat Roma 2:11 yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "tidak memandang bulu". Allah tidak membedakan bangsa atau suku atau menyayangi orang karena bangsa, kelahiran atau kedudukan dalam hidup (bandingkan Yakobus 2:1). Allah berkenan dan menerima orang dari setiap bangsa yang berbalik dari dosa, percaya kepada Kristus, takut akan Allah, dan hidup benar (Kisah Para Rasul 10:35; bandingkan Roma 2:6–11). Semua orang yang tetap hidup demikian akan tinggal di dalam kasih dan perkenan Allah (Yohanes 15:10).[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Kisah Para Rasul 10:11 - Sabda.org
  4. ^ Kisah Para Rasul 10:15 - Sabda.org
  5. ^ Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary
  6. ^ Kisah Para Rasul 10:28
  7. ^ Kisah Para Rasul 10:34
  8. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]