Mayorianus
Mayorianus | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kaisar Romawi | |||||
Berkuasa | 28 Desember 457 – 2 Agustus 461 | ||||
Pendahulu | Avitus | ||||
Penerus | Libius Severus | ||||
Kaisar Kekaisaran Romawi Timur | Leo I | ||||
Kematian | 7 August 461 Tortona, Kekaisaran Romawi | ||||
| |||||
Ayah | Domninus (mungkin) | ||||
Ibu | Putri Mayorianus (kakeknya kaisar Mayorianus juga bernama Mayorianus yang merupakan seorang magister militum) | ||||
Agama | Kristen Kalsedon |
Mayorianus (lahir sekitar tahun 420, meninggal 7 Agustus 461) adalah seorang Kaisar Romawi Barat yang memerintah dari tahun 457 hingga 461. Ia merupakan salah satu dari sedikit kaisar akhir Romawi Barat yang dikenal sebagai penguasa yang kompeten dan berusaha keras untuk mengembalikan stabilitas serta wilayah kekaisaran yang sedang runtuh. Meskipun pemerintahannya singkat, upayanya untuk mereformasi administrasi dan militer memberikan gambaran tentang kesulitan yang dihadapi Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5.
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]Mayorianus, yang nama lengkapnya adalah Flavius Julius Valerius Majorianus, lahir dalam keluarga bangsawan di Italia Utara sekitar tahun 420. Ayahnya adalah seorang perwira militer yang memiliki hubungan dekat dengan Kaisar Valentinianus III. Mayorianus menerima pendidikan militer sejak muda dan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam strategi dan kepemimpinan, yang membuatnya dikenal di kalangan militer Romawi.
Awal Karier Militer
[sunting | sunting sumber]Mayorianus mulai menonjol sebagai seorang perwira di bawah Aetius, seorang jenderal terkemuka Kekaisaran Romawi Barat. Ia terlibat dalam berbagai kampanye militer, termasuk pertempuran melawan suku-suku barbar seperti Visigoth, Vandal, dan Hun. Kesetiaannya kepada Aetius dan keberhasilannya di medan perang membuatnya dihormati di kalangan militer, meskipun ia tetap diabaikan secara politik hingga pembunuhan Aetius pada tahun 454.
Setelah kematian Aetius dan pembunuhan Kaisar Valentinianus III pada tahun 455, Kekaisaran Romawi Barat mengalami ketidakstabilan politik yang signifikan. Mayorianus tetap setia kepada Roma dan terus memperkuat posisinya di kalangan militer dan bangsawan.
Naik Takhta
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 457, setelah kematian Kaisar Avitus, Mayorianus diangkat sebagai kaisar oleh Ricimer, seorang jenderal barbar yang menjadi penguasa de facto Kekaisaran Romawi Barat. Penobatan ini didukung oleh Kaisar Romawi Timur, Leo I, yang memberikan legitimasi kepada Mayorianus.
Mayorianus segera mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kekuasaannya. Ia mengorganisasi kembali pemerintahan dan militer serta berupaya merebut kembali wilayah yang hilang ke tangan suku-suku barbar.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pemerintahan Mayorianus ditandai oleh reformasi dan kampanye militer besar-besaran. Berikut beberapa kebijakan pentingnya:
Reformasi Administrasi dan Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Mayorianus mencoba mengatasi korupsi yang meluas di pemerintahan dengan mengganti pejabat-pejabat yang tidak kompeten. Ia juga memperkenalkan undang-undang baru untuk melindungi petani dari eksploitasi oleh tuan tanah dan mengurangi beban pajak pada kelas bawah.
Kampanye Militer
[sunting | sunting sumber]Mayorianus melancarkan serangkaian kampanye militer untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang telah dikuasai oleh suku-suku barbar. Pada tahun 458, ia berhasil mengalahkan Visigoth di Galia, memaksa mereka untuk menandatangani perjanjian damai yang menguntungkan Roma. Ia juga mempersiapkan ekspedisi besar-besaran untuk merebut kembali Afrika Utara dari Vandal, yang merupakan sumber utama pasokan gandum bagi Kekaisaran.
Namun, ekspedisi ini gagal karena armadanya dihancurkan oleh badai di lepas pantai Spanyol pada tahun 460. Kegagalan ini melemahkan posisinya secara signifikan, baik di mata rakyat maupun Ricimer.
Kejatuhan dan Kematian
[sunting | sunting sumber]Kegagalan dalam kampanye melawan Vandal menyebabkan ketegangan antara Mayorianus dan Ricimer. Ricimer, yang tidak senang dengan upaya Mayorianus untuk memerintah secara independen, akhirnya memaksanya untuk turun takhta pada 2 Agustus 461. Lima hari kemudian, Mayorianus dieksekusi atas perintah Ricimer di Sungai Iria, dekat Tortona, Italia.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nama lengkapanya hanya disebut di dokumen Carmen IV karya Sidonius Apollinaris sedangkan dokumen lainnya menyebut namanya sebagai Yulius Mayorianus.
- Bury, J.B. History of the Later Roman Empire. Cambridge University Press, 1923.
- Heather, Peter. The Fall of the Roman Empire: A New History of Rome and the Barbarians. Oxford University Press, 2005.
- Jones, A.H.M. The Later Roman Empire, 284–602: A Social, Economic, and Administrative Survey. Johns Hopkins University Press, 1986.
Sumber
[sunting | sunting sumber]Sumber primer
[sunting | sunting sumber]- Hydatius, Kronik
- Yohanes dari Antiokhia, Historia chronike
- Yordanes, Getica
- Marcellinus Comes, Annales
- Priskos, Sejarah
- Prokopios, Perang Vandal
- Sidonius Apollinaris, Carmina; Letters. Terjemahan: Anderson, W.B., Sidonius. Poems and Letters, 2 vols. (Loeb, 1936–1965).
Sumber sekunder
[sunting | sunting sumber]- Edward Gibbon, The History of the Decline and Fall of the Roman Empire, Chapter XXXVI “Total Extinction Of The Western Empire”.
- Judith Evans Grubbs, Women and the Law in the Roman Empire, Routledge, 2002, ISBN 0-415-15240-2.
- Penny MacGeorge, Late Roman Warlords, Oxford University Press, 2002, ISBN 0-19-925244-0.
- Ralph W. Mathisen, "Julius Valerius Maiorianus (18 February/28 December 457 – 2/7 August 461)", De Imperatoribus Romanis.
- John Michael O'Flynn, Generalissimos of the Western Roman Empire, University of Alberta, 1983, ISBN 0-88864-031-5.
- Fabrizio Oppedisano, “Il generale contro l'imperatore. La politica di Maioriano e il dissidio con Ricimero,” Athenaeum 97 (2009) pp. 543–561.
- Fabrizio Oppedisano, L'impero d'Occidente negli anni di Maioriano, Roma : «L’Erma» di Bretschneider, 2013, ISBN 978-88-913-0285-4.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Ralph W. Mathisen, “Resistance and Reconciliation: Majorian and the Gallic Aristocracy after the Fall of Avitus,” Francia 7 (1979) pp. 597–627.
- Gerald E. Max, Majorian Augustus. PhD diss., Universitas Wisconsin, 1975.
- Gerald E. Max, “Political Intrigue during the Reigns of the Western Roman Emperors Avitus and Majorian,” Historia 28 (1979) pp. 225–237.
- Gerald E. Max, “Procopius' Portrait of the Emperor Majorian: History and Historiography,” Byzantinische Zeitscrift, Sonderdruck Aus Band 74/1981, pp. 1–6.
- Meyer, Helmut, “Der Regierungsantritt Kaiser Majorians,” Byzantinische Zeitschrift 62 (1969) pp. 5–12.
- Stewart I. Oost, “Aëtius and Majorian,” Classical Philology 59 (1964) pp. 23–29.
- Fabrizio Oppedisano, “Maioriano, la plebe e il defensor civitatis,” Rivista di filologia e di istruzione classica 139 (2011), pp. 422–448.
- Ferdinando Angeletti, “La Novella Maiorani IV: Piccolo antico esempio di tutela del patrimonio culturale” in Storiadelmondo N. 89 (2019)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Media tentang Majorian di Wikimedia Commons
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Avitus |
Kaisar Romawi Barat 457–461 |
Diteruskan oleh: Libius Severus |
Didahului oleh: Konstantinus Rufus |
Konsul Romawi 458 bersama dengan Leo Augustus |
Diteruskan oleh: Ricimer Patricius |