Tigerair Mandala
| |||||||
Didirikan | 17 April 1969 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Mulai beroperasi | 5 April 2012 | ||||||
Berhenti beroperasi | 1 Juli 2014 (digabung dengan Tigerair ) | ||||||
Penghubung | Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Bandar Udara Internasional Kuala Namu Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Bandar Udara Internasional Juanda | ||||||
Armada | 7 (+18 dipesan) | ||||||
Tujuan | 23 (19 domestik dan 4 internasional) | ||||||
Perusahaan induk | Saratoga Investama Sedaya Tiger Airways | ||||||
Kantor pusat | Wisma Soewarna Unit 1C-1G | ||||||
Tokoh utama | Dewan Direksi Paul Rombeek (Presiden Direktur) Andry Irwan (Direktur) |
Tigerair Mandala (sebelumnya bernama Mandala Airlines) adalah maskapai penerbangan bertarif rendah Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Pada saat ini Tigerair Mandala memiliki bandar udara penghubung di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan Bandar Udara Internasional Juanda.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Mandala Airlines berdiri tahun 1969 oleh para perwira TNI yaitu Kolonel Sofjar, Mayjen Raden Soerjo, Mayor Soegandi Partosoegondo, Mayor Kasbi Indradjanoe, dan Mayor Darwin Ramli. Maskapai ini dimiliki PT Dharma Kencana Sakti, yang terafliasi dengan Yayasan Dharma Putra Kostrad.
Maskapai ini masih terus eksis hingga 1992. Skandal keuangan dan utang yang terus membengkak membuat Mandala mulai oleng sehingga dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International pada tahun 2006. Pembelian Mandala didasarkan pada pertimbangan bahwa potensi yang bisa diraih terkait dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di dunia ketiga, setelah China dan India. Dengan pasar domestik yang lebih besar dari India, investasi melalui Mandala, memberi peluang bagi Mandala untuk memanfaatkan jaringan rute penerbangan yang luas dengan merek nasional yang kuat serta memungkinkan menjadikan Mandala sebagai maskapai penerbangan modern yang menawarkan keamanan, dapat diandalkan, dengan harga terjangkau.
Pada 2007, Mandala telah memesan 30 pesawat airbus baru senilai 2,3 miliar dolar AS, Mandala dikelola jajaran manajemen berpengalaman internasional. Mandala juga telah menghentikan penggunaan semua Pesawat Boeingnya dan menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering Company untuk perawatan pesawat.
Tigerair Mandala kini menawarkan jaringan pelayanan yang luas untuk 17 tujuan penerbangan, dengan menggunakan pesawat yang aman dan armada Airbus A320 dan A319 dengan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat terjaga serta penawaran harga yang sangat terjangkau.
Prioritas utama Tigerair Mandala adalah menjadi maskapai penerbangan dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Untuk mencapai itu, Mandala telah menjalani audit guna mendapatkan sertifikasi IOSA dari IATA. Selain itu, Mandala juga telah menjalani audit dari Airbus, Boeing dan sejumlah perusahaan di bidang perminyakan yang telah memberikan persetujuan untuk terbang bersama Mandala. Karena masalah utang, maskapai ini berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011 ini.[1] Maskapai ini kemudian meminta penjadwalan ulang pembayaran utangnya ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Utang Mandala saat itu sebesar 800 miliar rupiah kepada 271 kreditur, terutama kepada penyewa (lessor) pesawat-pesawatnya.[2] Akhir Februari 2011, para kreditur menyetujui untuk merestrukturisasi utang Mandala menjadi saham. 70.58 persen kreditur menyetujui merestrukurisasi utang maskapai ini sebesar 2,4 triliun rupiah.
Pada April 2011, tim kurator menyatakan bahwa Mandala akan menjalankan operasinya kembali pada bulan Mei 2011.[3] Maskapai ini kemudian memastikan diri kembali beroperasi pada bulan Juni 2011.[4] Sebagai bagian restrukturisasinya, maskapai ini pun mengalami pergantian kepemilikan saham. Pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group sebesar 51%, diikuti oleh Tiger Airways dari Singapura sebesar 33%, dan 16% sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama dan para kreditor.[5]
Armada
[sunting | sunting sumber]Tigerair Mandala menerapkan kebijakan pesawat tunggal (kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat), yaitu hanya dengan mengoperasikan armada Airbus. Pada 16 Januari 2009, Mandala meng-ground seluruh armada Boeing nya dan mulai menerapkan kebijakan pengoperasian satu jenis pesawat tersebut.
Saat ini, Tigerair Mandala mengoperasikan jenis pesawat Airbus A320 dengan kapasitas kursi 180. Selain pesawatnya yang canggih, Tigerair Mandala memilih Airbus karena teknologinya yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Jenis armada
[sunting | sunting sumber]Pesawat | Dalam armada[6] | Dipesan[7] | Penumpang | Catatan |
---|---|---|---|---|
Airbus A320-232 | 7[8] | 43[9] | 180 | |
Total | 10 | 40 |
Tigerair Mandala sebelumnya juga mengoperasikan armada seperti:
- Boeing 707 (Untuk penerbangan Haji, disewa dari Martinair dan Sabena)
- Lockheed L-188 Electra (ditarik pada tahun 1992)
- Vickers Viscount (ditarik pada tahun 1992)
- Hawker Siddeley HS 748
- Fokker F.28 Mks. 3000 and 4000
- NAMC YS-11
- Antonov An-12 (dioperasikan oleh Air Sofia untuk Mandala Airlines)
- Boeing 727-200
- Boeing 737-200 (ditarik pada Februari 2008)
- Boeing 737-400 (ditarik pada Januari 2009)
- Airbus A319-100
Jalur penerbangan
[sunting | sunting sumber]Sebelum mengajukan restrukturasi perusahaan, Tigerair Mandala sangat kuat di rute-rute bagian Barat. Di akhir tahun 2008, Tigerair Mandala memiliki 17 rute dan berkonstrasi pada jalur penerbangan utama seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Pangkalpinang, Jambi, Bengkulu, Semarang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, Yogyakarta, dan Tarakan.
Setelah restrukturasi perusahaan, Tigerair Mandala untuk tahap awal menerbangi jalur penerbangan utama seperti Medan, Kuala Lumpur, Singapura, Denpasar.
Saat sekarang telah meliputi 72 rute domestik dan internasional.
Tujuan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah daftar bandar udara tujuan Tigerair Mandala:
Sumatra
[sunting | sunting sumber]- Bandar Udara Hang Nadim, Batam
- Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu
- Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi
- Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Medan (bandar udara penghubung)
- Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang
- Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
- Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang
- Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
Jawa
[sunting | sunting sumber]- Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta (bandar udara penghubung)
- Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya (bandar udara penghubung)
- Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung
- Bandar Udara Internasional Achmad Yani, Semarang
- Bandar Udara Internasional Adi Sucipto, Yogyakarta
Bali dan Nusa Tenggara
[sunting | sunting sumber]Kalimantan
[sunting | sunting sumber]- Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin
- Bandar Udara Supadio, Pontianak
- Bandar Udara Internasional Juwata, Tarakan
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Penghentian operasi Mandala untuk menyelamatkan maskapai". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-16. Diakses tanggal 2011-01-13.
- ^ "Indonesia Today: Mandala owes Rp800 billion to 271 creditors". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-05. Diakses tanggal 2011-05-02.
- ^ "Indonesia Today: Mandala creditors agree debt to equity conversion". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-02-27. Diakses tanggal 2011-05-02.
- ^ Kompas: Mandala kembali terbang
- ^ Saratoga Group kuasai Mandala Air
- ^ RZ Jets
- ^ Airbus: Ordersand deliveries
- ^ "Mandala Datangkan Pesawat Ke-7, Airbus A320 Berharga Rp 760 Miliar". detikcom. March 16, 2013.
- ^ "Mandala Siap Datangkan Lagi 18 Pesawat Airbus A320". detikcom. March 16, 2013.