Nani Widjaja
Nani Widjaja | |
---|---|
Lahir | Cirebon, Jawa Barat, Pendudukan Jepang | 10 November 1944
Meninggal | 16 Maret 2023 Jakarta, Indonesia | (umur 78)
Makam | TPU Karang Tengah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Nani Wijaya |
Pekerjaan | Pemeran |
Tahun aktif | 1960—2023 |
Karya terkenal |
|
Suami/istri | |
Anak | 6, termasuk Cahya Kamila dan Sukma Ayu |
Nani Widjaja atau Nani Widjaya (10 November 1944 – 16 Maret 2023) adalah pemeran Indonesia. Ia merupakan salah satu dari empat anggota Golden Girls bersama Ida Kusumah, Connie Sutedja, dan Rina Hassim. Istilah Golden Girls sendiri dibentuk oleh Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio, atau lebih dikenal dengan nama Sys NS.
Masa kecil dan ketertarikan pada seni
[sunting | sunting sumber]Nani Wijaya, putri tunggal dari Widjaja, telah menorehkan namanya dalam sejarah seni Indonesia. Sejak masa sekolah dasar, Nani telah berminat untuk melatih keahliannya dalam seni tari. Keterampilan dalam menarikan tarian Sunda dan Jawa klasik membuatnya diakui sebagai salah satu penari terampil. Bergabung dengan kelompok tari Tunas Mekar pada tahun 1957 setelah pindah ke Jakarta, Nani sering diundang untuk tampil di Istana Negara dan juga di luar negeri. Prestasinya semakin dikenal ketika ia berhasil memenangkan festival tarian pada tahun 1959. Karier seninya terus berkembang. Namanya semakin populer di kalangan pemerhati seni hingga pada suatu hari ia menerima tawaran untuk berakting dalam film "Darah Tinggi" garapan sutradara Lilik Sujio. Setelah mendapat restu dari ayahnya, Nani menerima tawaran tersebut dan mulai memperluas karier aktingnya. Sejak tahun 1960-an hingga saat ini, Nani Wijaya telah membintangi puluhan karya di industri perfilman Indonesia.[1]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Nani Wijaya menikah dengan Misbach Yusa Biran pada tahun 1969, dari pernikahannya itu ia dikaruniai enam orang anak, yakni:
- Nina Kartika
- Tita Fitrah Soraya
- Cahya Kamila
- Firdausi
- Farry Hanief
- Sukma Ayu
Pada tahun 2017, ia menikah lagi dengan teman lamanya, Ajip Rosidi, seorang budayawan Sunda, Ajip Rosidi meninggal dunia pada tahun 2020.
Karier
[sunting | sunting sumber]Nani melanjutkan awal karirnya di dunia akting dengan debutnya dalam film Linda pada tahun 1958. Kemudian, pada tahun 1961, ia berperan dalam film Dinding Sekolah. Selama periode 1962—1968, Nani Wijaya aktif berperan sebagai peran pembantu dalam berbagai film, termasuk A Sing Ing So, Njanjian di Lereng Dieng, dan Petir Sepandjang Malam (1967). Namanya juga terkenal sebagai nama asli karakter Sri Asih, yang diciptakan oleh R.A. Kosasih pada tahun 1954, dan kemudian diadaptasi ke layar lebar dengan peran utama yang diperankan oleh Mimi Mariani.[2]
Masa keemasan karier Nani Wijaya berlangsung dari tahun 1960 hingga 1980. Selama periode ini, ia membintangi sejumlah film terkenal seperti Si Doel Anak Betawi, Gara-Gara Janda Kaya karya Azwar AN, Roda-Roda Gila karya Dasri Yacob, R.A. Kartini, Catatan Si Boy IV, dan Yang Muda yang Bercinta. Perannya dalam film "Yang Muda Yang Bercinta" membawanya meraih penghargaan sebagai Aktris Pembantu Terbaik dalam Festival Film Indonesia ketika ia berusia 34 tahun. Pada tahun 2000—an, Nani Wijaya juga membintangi sitkom yang fenomenal, Bajaj Bajuri (2004—2007), dan serial Tukang Bubur Naik Haji the Series (2012—2017). Di era milenial, ia tetap aktif berperan dalam beberapa film, termasuk Maling Kutang (2009), Ummi Aminah (2012), dan Mama Cake (2012).[2]
Nani adalah salah satu aktris terkemuka pada masanya, ia dikenal karena peran pendukung dan karakternya yang unik, sering memerankan wanita kompleks dengan nuansa dan karakter yang dalam, biasanya keibuan, eksentrik dan keras kepala. Salah satu perannya yang paling populer di masyarakat adalah saat ia memerankan karakter Emak di situasi komedi Bajaj Bajuri, beradu peran bersama Mat Solar, Rieke Diah Pitaloka dan Fanny Fadillah. Dihormati karena kecakapan akting dan keserbagunaannya, ia dianggap oleh khalayak sebagai salah satu aktris Indonesia terbesar sepanjang masa.
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Selama lebih dari enam dekade karier beraktingnya, ia telah menerima berbagai penghargaan, dinominasikan lima kali untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia dengan seluruhnya sebagai Aktris Pendukung Terbaik, menjadikannya salah satu aktris dengan perolehan nominasi terbanyak dari aktris lain dalam kategori tersebut. Ia berhasil memenangkan dua diantaranya, untuk perannya dalam drama romantis Yang Muda, Yang Bercinta (1977) dan film biopik R.A. Kartini (1982). Penghargaan lain yang diterimanya termasuk Lifetime Achievement Award dalam Festival Film Bandung 2010, serta penghargaan serupa dalam Indonesian Movie Actors Awards pada tahun 2021 dan 2022. Sejumlah prestasi ini menunjukan kontribusi Nani Wijaya dalam dunia perfilman Indonesia dan penghargaan atas kualitas karyanya.[3]
Filmografi
[sunting | sunting sumber]Film
[sunting | sunting sumber]Televisi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Judul | Peran | Catatan | Ref. |
---|---|---|---|---|
1992—1997 | Gara Gara | Karya debut | ||
1993 | Pelangi di Hatiku | Ibu Andre | ||
1994 | Bunga-Bunga Kehidupan | Ibu Wiguno | ||
1995 | Pondokan | |||
Masih Ada Kapal ke Padang | Amak Yunita | |||
1996—1997 | Abad 21 | |||
1997 | Janjiku | Rini | ||
1997 | Pertikaian | |||
2000 | Buah Hati Mama | |||
2000—2001 | Doa Membawa Berkah | Aminah | ||
2001—2002 | Wah Cantiknya | Mak Cecep | ||
2002 | Juki | Enyak Hapsa | ||
2002—2007 | Bajaj Bajuri | Emak Eti | Dikreditkan sebagai Emak | |
2003—2005 | Cintaku di Rumah Susun | 2 musim | ||
2003 | Dina dan Lisa | |||
2004 | Cinta SMU | Oma Asih | ||
2004—2005 | Si Cecep | Mak Cecep | ||
2005—2006 | Pintu Hidayah | Nenek Murti | ||
2006 | Maha Kasih | Umi | Episode: "Aku Bukan Banci Kaleng" | |
Bang Jagur | Bintang tamu | |||
Istri untuk Suamiku | Dewi Ruhama | |||
2006—2007 | Intan | Nenek Lastri | ||
2007 | Mawar | Nenek Doni dan Yogi | ||
Kasih | Nenek Kasih | |||
Mutiara | Nenek Mutia dan Tiara | |||
Maha Kasih | Emak | Episode: "Tukang Bubur Naik Haji" | ||
2007—2008 | Cahaya | Nenek Reni | ||
2008—2009 | Sekar | Surti | ||
2009 | Isabella | Nenek Hani | ||
Doa dan Karunia | Reni | |||
2010 | Mister Olga | Nenek Nani | ||
Dia Jantung Hatiku | Nenek Laras/Widya | |||
Kemilau Cinta Kamila | Nenek Suci | |||
Kemilau Cinta Kamila 2: Berkah Ramadan | ||||
Kemilau Cinta Kamila 3: Makin Cinta | ||||
2011 | Kemilau Cinta Kamila: Cinta Tiada Akhir | |||
Putri yang Ditukar | Pembuat obat Prabu Wijaya | Kameo | ||
Ketika Cinta Bertasbih: Spesial Ramadhan | Ibu Ilyas | |||
Dari Sujud Ke Sujud | ||||
2012 | Yusra dan Yumna | Eyang Laila | ||
2012—2017 | Tukang Bubur Naik Haji the Series | Emak Haji | ||
2017 | Anak Sekolahan | Ratna | ||
Orang-Orang Kampung Duku | Mak Pi'ah | |||
Tuhan Beri Kami Cinta | Yang Ti | |||
Gali Lobang Tutup Lobang | Merry | |||
Dia | Oma Fatmawati | |||
Anak Masjid | Nenek Ilham | |||
2018—2019 | Orang Ketiga | Nenek Wiwi | ||
2019 | Merindu Baginda Nabi | Terem | ||
2019—2020 | Jangan Panggil Gue Pak Haji | Nenek Andi | ||
2020 | Kisah Cinta Anak Tiri | Ida | ||
2020—2021 | Cinta Mulia | Oma Risma | Karya debut terakhir |
Penghargaan dan nominasi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Penghargaan | Kategori | Karya | Hasil | Ref. |
---|---|---|---|---|---|
1978 | Festival Film Indonesia | Pemeran Pendukung Wanita Terbaik | Yang Muda, Yang Bercinta | Menang | |
1981 | Bukan Sandiwara | Nominasi | |||
1983 | R.A. Kartini | Menang | |||
1984 | Yang, Terlarang Tersayang | Nominasi | |||
1988 | Selamat Tinggal Jeanette | ||||
2010 | Festival Film Bandung | Lifetime Achievement Award | Penerima | ||
2012 | Indonesian Movie Actors Awards | Pemeran Utama Wanita Terbaik | Ummi Aminah | Nominasi | |
Pemeran Utama Wanita Terfavorit | |||||
Piala Maya | Aktris Utama Terpilih | ||||
2021 | Indonesian Movie Actors Awards | Lifetime Achievement Award | Penerima | ||
2022 | Indonesian Drama Series Awards |
Kematian
[sunting | sunting sumber]Nani Wijaya menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan, pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 03.28 WIB.[4][5] Sebelum meninggal, diketahui Nani Wijaya mengidap penyakit demensia.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Media, Kompas Cyber (2023-03-17). "Biografi Nani Wijaya, Aktris Legendaris Indonesia Halaman 2". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ a b Times, I. D. N.; N, Aprilia. "Biodata dan Profil Nani Wijaya, Legenda Film dan Sinetron Indonesia". IDN Times (dalam bahasa In). Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ "5 Fakta Perjalanan Karier Nani Wijaya, Artis Senior yang Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun". suara.com. Diakses tanggal 2024-03-09.
- ^ "Aktris Senior Nani Wijaya Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun". Okezone. Diakses tanggal 16 Maret 2023.
- ^ "Kabar Duka, Nani Wijaya Pemeran Emak dalam 'BAJAJ BAJURI' Meninggal Dunia". Kapanlagi. 16 Maret 2023. Diakses tanggal 16 Maret 2023.
- ^ "Nani Wijaya Idap Penyakit Demensia, Apa Itu?". Suara. 7 Maret 2023. Diakses tanggal 16 Maret 2023.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- Nani Widjaja di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- (Indonesia) Profil di VIVA.co.id
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Widyawati 1977 |
Aktris Pendukung Terbaik FFI Pemenang 1978 |
Diteruskan oleh: Chitra Dewi 1979 |
Didahului oleh: Suparmi 1982 |
Aktris Pendukung Terbaik FFI Pemenang 1983 |
Diteruskan oleh: Tidak ada |