Pemberontakan Komunis di Sarawak
Pemberontakan Komunis di Sarawak | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konfrontasi Indonesia–Malaysia dan Perang Dingin | |||||||
Para prajurit bersenjata menjaga sekelompok penduduk desa keturunan Tionghoa yang sedang memakai permandian komunal pada 1965 dalam rangka agar mereka tidak ikut serta dengan gerilyawan Komunis dan melindungi kawasan tersebut dari bala bantuan Indonesia. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Pasukan anti-komunis:
Didukung oleh: Indonesia (setelah 1965)[2] (perbatasan Indonesia-Malaysia) |
Pasukan Komunis: Indonesia (1962–65) (bala bantuan)[2]
Tiongkok[4] Uni Soviet[5][6] | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Walter Walker (1962–1965) Soeharto (dari 1965) Jenderal A.J. Witono |
Wen Ming Chyuan Soekarno (sampai 1965) A. M. Azahari Yassin Affandi Chin Peng | ||||||
Kekuatan | |||||||
1,500+ polisi dan prajurit bersenjata[10][11] 10,000 (1968)>3,000 pasukan Indonesia[12] |
700–1,000+ pejuang gerilya[10][13] Jumlah bala bantuan Indonesia tidak diketahui[4][10] | ||||||
Korban | |||||||
Tewas: 99 pasukan Indonesia yang tewas atau luka-luka tidak diketahui[4] |
Tewas: 400–500 | ||||||
Korban sipil: ~19+ tewas[10][14] | |||||||
Sumber statistik:[15] |
Pemberontakan Komunis di Sarawak terjadi di Malaysia dari 1962 sampai 1990, dan melibatkan Partai Komunis Kalimantan Utara dan Pemerintah Malaysia. Peristiwa tersebut merupakan salah satu dari dua pemberontakan Komunis yang terjadi di bekas koloni Inggris Malaysia saat Perang Dingin. Berawal dari Masa Darurat Malaya (1948–1960), para pemberontak Komunis Sarawak yang umumnya terdiri dari etnis Tionghoa, yang menentang kekuasaan Inggris atas Sarawak dan kemudian menentang penggabungan wilayah tersebut ke dalam Federasi Malaysia yang baru dibentuk.[7] Pemberontakan tersebut disertai dengan Pemberontakan Brunei 1962, yang dilakukan oleh Partai Rakyat Brunei dalam menentang pembentukan Malaysia.[1]
Para pemberontak Komunis Sarawak juga sempat didukung oleh Indonesia, tetapi pada tahun 1965 Presiden Suharto yang pro-Barat meraih kekuasaan dan mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia. Pada masa tersebut, dua formasi militer utama PKKU dibuat: Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS), dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (PARAKU).[4] Setelah akhir Konfrontasi, pasukan militer Indonesia bekerja sama dengan Malaysia dalam operasi penumpasan pemberontakan komunis.[2][1]
Partai Komunis Kalimantan Utara secara resmi didirikan pada Maret 1970 melalui penggabungan beberapa kelompok Komunis dan sayap kiri di Sarawak yang meliputi Liga Pembebasan Sarawak, Perhimpunan Kemajuan Pemuda Sarawak, dan PKKU.[4] Dalam menanggapi pemberontakan tersebut, pemerintah federal Malaysia membuat beberapa "kawasan terkontrol" di sepanjang jalan Kuching-Serian di Divisi Pertama dan Ketiga Sarawak pada 1965. Selain itu, Ketua Menteri Sarawak Abdul Rahman Ya'kub juga mempersilahkan beberapa pemberontak PKKU untuk memulai negosiasi perdamaian dan menurunkan senjata mereka antara 1973 dan 1974. Setelah perbincangan damai berhasil dilakukan antara pemerintah Malaysia dan Partai Komunis Malaya pada 1989, para pemberontak PKKU yang masih tersisa menandatangani perjanjian damai pada 17 Oktober 1990 yang secara resmi mengakhiri pemberontakan tersebut.[4][7]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Masa Darurat Malaya (1948–1960)
- Pemberontakan Komunis di Malaysia (1968–1989)
- Konfrontasi Indonesia–Malaysia
- Partai Komunis Kalimantan Utara
Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]Sumber primer
[sunting | sunting sumber]- Central Intelligence Agency, OPI 122 (National Intelligence Council), Job 91R00884R, Box 5, NIE 54–1–76, Folder 17. Secret. Reproduced at "Doc. 302: National Intelligence Estimate 54–1–76: The Outlook for Malaysia". US Department of State: Office of the Historian. Diakses tanggal 8 January 2013.
Sumber sekunder
[sunting | sunting sumber]- Chan, Francis; Wong, Phyllis (16 September 2011). "Saga of communist insurgency in Sarawak". The Borneo Post. Diakses tanggal 10 January 2013.
- Pilo, Wilfred (5 August 2014). "Former enemies meet as friends 40 years later". The Borneo Post. Diakses tanggal 6 August 2014.
- Corbett, Robin (1986). Guerilla Warfare: from 1939 to the present day. London: Orbis Book Publishing Corporation. ISBN 0-85613-469-4.
- Cheah Boon Kheng (2009). "The Communist Insurgency in Malaysia, 1948–90: Contesting the Nation-State and Social Change" (PDF). New Zealand Journal of Asian Studies. University of Auckland. 11 (1): 132–52. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-12-20. Diakses tanggal 5 January 2013.
- Fowler, Will (2006). Britain's Secret War: The Indonesian Confrontation 1962–66. London: Osprey Publishing. ISBN 1-84603-048-X.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Fowler, Will (2006). Britain's Secret War: The Indonesian Confrontation 1962–66. London: Osprey Publishing. hlm. 11, 41. ISBN 1-84603-048-X.
- ^ a b c d e f Francis Chan; Phyllis Wong (16 September 2011). "Saga of communist insurgency in Sarawak". The Borneo Post. Diakses tanggal 10 January 2013.
- ^ Cheah Boon Kheng, p.149
- ^ a b c d e f g h Hara, Fujiol (December 2005). "The North Kalimantan Communist Party and the People's Republic of China". The Developing Economies. XLIII (1): 489–513. doi:10.1111/j.1746-1049.2005.tb00956.x. Diakses tanggal 25 December 2013.
- ^ Geoffrey Jukes (1 January 1973). The Soviet Union in Asia. University of California Press. hlm. 173–. ISBN 978-0-520-02393-2.
- ^ Kurt London (1974). The Soviet Impact on World Politics. Ardent Media. hlm. 153–. ISBN 978-0-8015-6978-4.
- ^ a b c Cheah Boon Kheng (2009). "The Communist Insurgency in Malaysia, 1948–90: Contesting the Nation-State and Social Change" (PDF). New Zealand Journal of Asian Studies. University of Auckland. 11 (1): 132–52. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-12-20. Diakses tanggal 5 January 2013.
- ^ Wilfred Pilo (3 November 2013). "The day the insurgency ended". The Borneo Post. Diakses tanggal 5 September 2015.
- ^ Wilfred Pilo (5 August 2014). "Former enemies meet as friends 40 years later". The Borneo Post. Diakses tanggal 6 August 2014.
- ^ a b c d "Communist Guerrillas Push Government Into Campaign in Borneo's Town, Jungles". Spartanburg Herald-Journal. Herald-Journal. 2 September 1971. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ Doreena Naeg (10 October 2010). "The forgotten warriors". The Borneo Post. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ Hugh Mabbett (18 March 1971). "Quit homes, 17,000 told". The Age. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ Michael Richardson (28 March 1972). "Sarawak Reds kill 13 soldiers". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ Conny Banji (21 February 2012). "The night communists killed hero of Ulu Oya". The Borneo Post. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ Peter O'loughlin (20 February 1974). "Malaya rebels on move again". Associated Press. The Age. Diakses tanggal 3 September 2015.
Templat:Sejarah Malaysia Timur Templat:Kampanye kolonial Inggris