Scientific Man versus Power Politics
Pengarang | Hans Morgenthau |
---|---|
Negara | Amerika Serikat |
Bahasa | Inggris |
Tanggal terbit | 1946 |
Didahului oleh | N/A |
Diikuti oleh | 'Politics Among Nations |
Scientific Man versus Power Politics adalah buku tahun 1946 karya akademisi realis Hans Morgenthau.[1] Buku ini merupakan karya tulis pertama Morgenthau dan mengandung penjelasan sistematisnya mengenai pemikiran realis dan kritik terhadap posisi yang ia sebut "rasionalisme liberal".[2] Morgenthau berpendapat bahwa keyakinan liberalisme terhadap nalar manusia terbukti buruk karena negara seperti Jerman Nazi bisa terbentuk,[3] dan pengutamaan sains dan nalar sebagai jalan menuju perdamaian berarti bahwa negara sudah meninggalkan tradisi kenegaraannya.[4] Buku ini membuat Morgenthau dikenal sebagai pengusung pandangan sifat manusia menurut Hobbes dalam studi hubungan internasional.[5] Meski memaparkan hubungan antara (neo)realisme dan positivisme, Scientific Man dianggap sebagai kritik terhadap upaya-upaya menempatkan politik dengan dasar 'ilmiah' dalam sejumlah buku seperti New Aspects of Politics karya Charles Merriam.[6]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Scheuerman, William. "Was Morgenthau a Realist? Revisiting Scientific Man vs. Power Politics" Paper presented at the annual meeting of the ISA's 49th ANNUAL CONVENTION, BRIDGING MULTIPLE DIVIDES, Hilton San Francisco, SAN FRANCISCO, CA, USA, Mar 26, 2008
- ^ Martin Griffiths, Steven C. Roach, M. Scott Solomon (2009) Fifty Key Thinkers in International Relations, Abingdon: Routledge, p. 51
- ^ Frankel, Benjamin (1996) Realism: Restatements and Renewal Chippenham: Frank Cass, p. 4
- ^ Thompson, Kenneth (1996) Schools of Thought in International Relations: Interpreters, Issues and Morality, University of Louisiana State Press, p. 20
- ^ Phythian, Mark (2006) The Labour Party, War and International Relations, 1945–2006, Abingdon: Routledge, p. 34
- ^ Renggner, Nicholas (2000) International Relations, Political Theory, and the Problem of Order: Beyond International Relations Theory?, London: Routledge, p. 44