Kabupaten Poso
Kabupaten Poso | |
---|---|
Motto: Sintuwu - maroso (Pamona) Persatuan yang kuat | |
Koordinat: 1°24′S 120°45′E / 1.4°S 120.75°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Tengah |
Tanggal berdiri | 4 Juli 1959 |
Dasar hukum | Undang-Undang No. 29 Tahun 1959 |
Hari jadi | 7 Maret 1895 |
Ibu kota | Poso |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Verna Inkiriwang |
• Wakil Bupati | Yasin Mangun |
• Sekretaris Daerah | Herningsih Tampa'i |
• Ketua DPRD | Sesi Kristina Dharmawati Mapeda |
Luas | |
• Total | 7.112,25 km2 (2,746,06 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 252.650 |
• Kepadatan | 36/km2 (92/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Kristen 60,80% - Protestan 59,45% - Katolik 1,35% Islam 33,60% Hindu 5,60% |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Pamona, Poso Pesisir, Kaili, Mori |
• IPM | 71,45 (2021) Tinggi[2] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0452 |
Pelat kendaraan | DN xxxx E* |
Kode Kemendagri | 72.02 |
APBD | Rp 1.003.222.000.000 (2015) |
DAU | Rp 765.945.684.000,- (2020) |
Situs web | posokab |
Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 7.112,25 km² dan berpenduduk sebanyak 248.325 jiwa (2021) dan Ibu kota kabupaten terletak di Kota Poso.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.
Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Sigi) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.
Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.
Masa Pendudukan Belanda
[sunting | sunting sumber]Pada 1918, seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang ketika itu telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).[butuh rujukan]
Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.
Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk, meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).
Distrik Sulawesi Tengah
[sunting | sunting sumber]Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni:
- Onder Afdeeling Poso, meliputi: Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.
- Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
- Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
- Onder Afdeeling Donggala.
- Onder Afdeeling Palu.
- Onder Afdeeling Toli Toli.
- Onder Afdeeling Parigi.
Pada tahun 1949, setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.
Daerah Otonom
[sunting | sunting sumber]Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan, Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibu kotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibu kotanya Palu.
Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibu kotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibu kotanya Luwuk.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Utara | Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong |
Timur | Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara |
Selatan | Sulawesi Selatan |
Barat | Kabupaten Sigi |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Daftar Bupati
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah daftar Bupati Poso:[4]
No. | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Partai Politik / Fraksi | Wakil Bupati | Periode | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
# | Rajawali Pusadan | 1948 | 1952 | N/A | [ket. 1] | ||||
1 | Abdul Latif Daeng Masikki | 1952 | 1954 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 1 | [ket. 2] | ||
2 | Alimuddin Daeng Matiro | 1954 | 1956 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 2 | |||
3 | Djafar Lapasere | 1956 | 1957 | Masyumi | N/A | 3 | [ket. 3] | ||
4 | S. Kabo | 1957 | 1959 | N/A | 4 | [ket. 4] | |||
5 | Ngitung | 1960 | 1962 | N/A | 5 | ||||
6 | Bartolomeus Lallung Sallata | 1962 | 1968 | PNI | N/A | 6 | |||
7 | Ghalib Lasahido | 1968 | 1973 | N/A | 7 | ||||
8 | Marto Herlan Koeswandi | 1973 | 1984 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 8 | |||
9 | Soegiono | 1984 | 1988 | ABRI–Angkatan Darat | N/A | 9 | |||
10 | Arief Patanga | 1989 | 1994 | N/A | 10 | ||||
1994 | 1999 | Abdul Malik Syahadat | 11 | ||||||
11 | Abdul Muin Pusadan | 1999 | 21 November 2004 | Golkar | N/A | 12 | |||
12 | Piet Inkiriwang | 30 Agustus 2005 | 30 Agustus 2010 | Abdul Muthalib Rimi | 13 | ||||
30 Agustus 2010 | 30 Agustus 2015 | Toto Samsuri | 14 | ||||||
13 | Darmin Agustinus Sigilipu |
17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | Golkar | 15 | [5] | |||
14 | Verna Gladies Merry Inkiriwang |
26 Februari 2021 | Petahana | Demokrat | Yasin Mangun | 16 |
- Legenda
Pelaksana tugas
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah daftar pelaksana tugas bupati yang menggantikan bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.
Potret | Pelaksana tugas Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Masa | Ket. | Bupati Definitif | |
A. Wahab (Pj.) |
1959 | 1960 | — | [ket. 5] | Transisi | ||
J.W. Sarapang (Pj.) |
1988 | 1989 | — | Transisi | |||
Haryono (Pj.) |
1999 | 1999 | — | Transisi | |||
Andi Azikin Suyuti (Pj.) |
21 November 2004 | 30 Agustus 2005 | 13 | Muin Pusadan | |||
Sin Sigus Songgo (Pj.) |
30 Agustus 2015 | 17 Februari 2016 | 14 | Piet Inkiriwang | |||
Arfan (Pjs.) |
26 September 2020 | 5 Desember 2020 | 15 | [6] | Darmin Sigilipu | ||
Yan Edward Guluda (Plh.) |
17 Februari 2021 | 26 Februari 2021 | — | Transisi | |||
Yasin Mangun (Plt.) |
26 September 2024 | Petahana | 16 | Verna Inkiriwang |
- Keterangan
- ^ Kepala Daerah Sulawesi Tengah yang berkedudukan di Poso.
- ^ Bupati pertama Kabupaten Poso, sekaligus bupati pertama yang berasal dari kalangan militer.
- ^ Bupati pertama yang berasal dari kalangan sipil.
- ^ Bupati pertama yang berlatar belakang keluarga raja.
- ^ Penjabat Bupati yang pertama.
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Partai politik | Jumlah kursi | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014 | 2014–2019 | 2019–2024 | 2024–2029 | ||
PDS | 3 | ||||
Patriot | 2 | ||||
PDP | 2 | ||||
Pelopor | 1 | ||||
PBR | 1 | ||||
PKPI | 1 | 1 | |||
Hanura | (baru) 1 | 2 | 1 | ||
PPP | 1 | 1 | 1 | ||
PDI-P | 2 | 3 | 3 | 4 | |
Golkar | 4 | 5 | 7 | 4 | |
PKS | 1 | 2 | 2 | 3 | |
PAN | 1 | 2 | 1 | 2 | |
Demokrat | 8 | 8 | 5 | 7 | |
Gerindra | (baru) 1 | 4 | 3 | 3 | |
NasDem | (baru) 2 | 4 | 4 | ||
Perindo | (baru) 1 | 2 | |||
PKB | (baru) 1 | ||||
Berkarya | (baru) 2 | ||||
Jumlah anggota | 30 | 30 | 30 | 30 | |
Jumlah partai | 14 | 10 | 11 | 9 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Poso terdiri dari 19 kecamatan, 28 Kelurahan dan 142 Desa dengan luas wilayah 7.112,25 km² dan jumlah penduduk sebesar 243.025 jiwa (2017) dengan sebaran penduduk 34 jiwa/km².[7][8] Pada tahun 1999, melalui Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999, 8 kecamatan di bagian tenggara Poso membentuk kabupaten baru dengan nama Morowali. Pada tahun 2003, Kementerian Dalam Negeri mengesahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang pelepasan 8 kecamatan untuk pembentukan kabupaten Tojo Una-Una.[9]
Pada bulan Oktober 2004, kecamatan Poso Pesisir dimekarkan menjadi tiga kecamatan: Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, dan Poso Pesisir Selatan.[10] Kecamatan Lore Barat dimekarkan dari Lore Selatan melalui Peraturan Daerah Nomor 3 pada bulan Februari 2006.
Setahun kemudian, bulan Agustus 2007, Pemerintah Daerah Kabupaten Poso kembali melakukan pemekaran di tingkat kecamatan. Kecamatan Lore Utara —yang saat itu terdiri dari 16 desa— dimekarkan menjadi kecamatan Lore Timur dan Lore Peore, masing-masing melalui Peraturan Daerah Nomor 3 dan 4 tahun 2007.
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Poso, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
72.02.03 | Lage | 16 | Desa | ||
72.02.23 | Lore Barat | 6 | Desa | ||
72.02.25 | Lore Peore | 5 | Desa | ||
72.02.09 | Lore Selatan | 8 | Desa | ||
72.02.08 | Lore Tengah | 8 | Desa | ||
72.02.24 | Lore Timur | 5 | Desa | ||
72.02.07 | Lore Utara | 7 | Desa | ||
72.02.20 | Pamona Barat | 6 | Desa | ||
72.02.04 | Pamona Puselemba | 3 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
72.02.26 | Pamona Tenggara | 9 | Desa | ||
72.02.05 | Pamona Timur | 13 | Desa | ||
72.02.06 | Pamona Selatan | 12 | Desa | ||
72.02.27 | Pamona Utara | 3 | 7 | Desa | |
Kelurahan | |||||
72.02.01 | Poso Kota | 7 | - | Kelurahan | |
72.02.21 | Poso Kota Selatan | 5 | - | Kelurahan | |
72.02.22 | Poso Kota Utara | 7 | - | Kelurahan | |
72.02.02 | Poso Pesisir | 3 | 13 | Desa | |
Kelurahan | |||||
72.02.19 | Poso Pesisir Selatan | 9 | Desa | ||
72.02.18 | Poso Pesisir Utara | 10 | Desa | ||
TOTAL | 28 | 142 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso 2020, penduduknya berjumlah 256.393 jiwa, dengan kepadatan 36,05 jiwa/km².[1] Penduduk kabupaten Poso terdiri dari bermacam suku bangsa, sehingga termasuk sebagai kabupaten yang multikultural di Indonesia. Penduduknya juga cukup beragam dalam keagamaan. Data dari Kementerian Agama tahun 2020, sekitar 60,80% (151.261 jiwa) memeluk agama Kristen, dimana Protestan 59,45% (147.899 jiwa)[11] dan Katolik 1,35% (3.362 jiwa).[12] Kemudian Islam berjumlah 33,60% (83.597 jiwa),[13] kemudian Hindu 5,60% (13.937 jiwa)[14] dan sebagian kecil beragama Buddha tidak sampai 0,01% (4 jiwa).[1][15]
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]- Rumah Sakit Umum Daerah Poso
- Rumah Sakit Sinar Kasih Tentena
- Rumah Sakit Tk.IV dr. Yanto, Sp.OT
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Objek wisata
[sunting | sunting sumber]- Danau Poso
- Air Terjun Sulewana
- Air Terjun Saluopa
- Goa Pamona
- Goa Tangkaboba
- Lembah Bada
- Taman Nasional Lore Lindu
- Pantai Imbo
- Pantai Madale
- Pantai Siuri
- Pantai Penghibur Poso
- Teluk Tomini
- Gua Latea
- Megalitik Stone di Napu
- Watu Mora'a
- Taman Laut Kalamalea( Dusun Kalamalea,Madale, Poso Kota Utara, Poso )
- Taman Anggrek Bancea
- Taman Budaya Bada
- Air Panas Pantango Lemba
Makanan Khas
[sunting | sunting sumber]- Tosu-TosuKatue
Tosu-TosuKatue adalah makanan khas berupa kerang yang dibuat menjadi sate. Dalam bahasa Indonesia, Tosu-TosuKatue berarti Sate Kerang.
- Wayawo Masapi (Woku Sogili)
Masakan ini berbahan Sogili atau dalam bahasa Indonesia Moa / Sidat (Belut bertelinga) yang dimasak sedemikian rupa sehingga menghadirkan rasa yang istimewa.
- Ituwu Manu
Ituwu Manu atau Ayam dimasak dalam bumbu, merupakan resep masakan warisan leluhur.Ayam dimasak sedemikian rupa di dalam campuran berbagai bumbu, setelah matang kemudian dituangkan kedalam wadah berupa mangkuk besar.
- Winagoe
Makanan ini adalah nasi yang dibungkus dengan daun khusus (Winalu).Sayangnya saat ini daun tersebut telah sulit ditemukan.Winagoe sangat nikmat dimakan dengan Tosu-TosuKatue, WayawoMasapi, atau Ituwu Manu.
- Inau Tarente Sulewana
Inau Tarente Sulewana adalah masakan dari berbagai jenis sayuran yang menggunakan rempah minimalis.Inau Terante berarti Urap Sayur sedangkan Sulewana adalah nama daerah asal masakan ini. Biasanya Inau Tarente Sulewana dimakan bersama Woku Sogili.
- Kukisi Jongi
Kukisi Jongi berarti Pudding dari buah Jongi. Buah jongi merupakan buah yang rasanya masam, namun dengan teknik pengolahan tertentu maka terciptalah Kukisi jongi yang manis dan segar.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Poso memiliki bandara domestik,yaitu Bandara Kasiguncu yang mulai kembali beroperasi sejak 2005. Merpati membuka penerbangan Makassar – Poso dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang namun di tutup 2014 silam karena bangkrut. Kemudian di susul dengan beroperasinya Wings Air yang membuka penerbangan Makassar-Poso dan sebaliknya menggunakan pesawat ATR72 berkapasitas 72 penumpang. Pada tahun 2013 jumlah penumpang yang berangkat dari Poso 12.441 penumpang dari 238 penerbangan, meningkat dari tahun sebelumnya 10.351 dari 277 penerbangan. Kabupaten poso memiliki pelabuhan yaitu pelabuhan Poso.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Pendidikan di kabupaten ini semakin meningkat pasca Kerusuhan yang terjadi beberapa tahun lalu. Kabupaten Poso memiliki 170 TK,231 SD,76 SMP,19 SMA,16 SMK. Dan beberapa universitas atau Sekolah Tinggi, seperti;
- Universitas Sintuwu Maroso
- Sekolah Tinggi Theologia Tentena
- Universitas Kristen Tentena
- Akademi Keperawatan Poso
- Sekolah Tinggi Agama Islam
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Mandiri Poso
Fasilitas
[sunting | sunting sumber]- Bandara Kasiguncu
- Pelabuhan Poso
- Stadion Kasintuwu
- Gedung Olahraga Pusalemba Poso
- Pasar Tentena
- Pasar Kasiguncu
- Museum Poso (perencanaan)
- Bandara Bada (konstruksi)
- Pasar Modern Kawua
- Poso City Mall [16]
Olahraga
[sunting | sunting sumber]- Persipos Poso (Liga Nusantara)
- Persidapos (Liga Nusantara)[17]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Patung megalitikum
-
Soekarno saat berkunjung ke Poso
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Kota Poso - Ibu kota Kabupaten Poso dan calon Kotamadya.
- Tentena - Kota kecil yang terletak Danau Poso dan menjadi pusat dari GKST Gereja Kristen Sulawesi Tengah.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Kabupaten Poso Dalam Angka 2022" (pdf). www.posokab.bps.go.id. hlm. 41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-20. Diakses tanggal 15 Maret 2022.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 15 Maret 2022.
- ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 21 Juli 2021.
- ^ "Sejarah Poso". Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Poso. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-27. Diakses tanggal 26 September 2016.
- ^ "Darmin Mohon Diri, Minta Maaf & Ucapkan Selamat Pada Bupati Poso Terpilih Verna-Yasin". Metro Sulteng. 17 Februari 2021. Diakses tanggal 10 Maret 2021.
- ^ "Gubernur Longki kukuhkan empat Pjs Bupati di Sulawesi Tengah". Antara News. 26-09-2020. Diakses tanggal 19-01-2024.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Brown, Tajima & Hadi 2005, hlm. 40-41.
- ^ Brown, Tajima & Hadi 2005, hlm. 40-42.
- ^ "Data Pemeluk Agama Kristen di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-06. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Katolik di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-20. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Islam di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-14. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Hindu di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-04. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Data Pemeluk Agama Buddha di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-27. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Poso City Mall". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-03. Diakses tanggal 30 December 2014.
- ^ "15 Klub Sulteng Diikutkan Liga Nusantara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-10. Diakses tanggal 10 Desember 2014.