Lompat ke isi

Situmorang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Situmorang
Aksara Batakᯘᯪᯖᯮᯔᯬᯒᯰ
(Surat Batak Toba)
Nama margaSitumorang
Artisi + tumorang
(lebih terang; paling terang)
Silsilah
Jarak
generasi
dengan
Siraja Batak
1Si Raja Batak
2Guru Tatea Bulan
3Tuan Saribu Raja
4Si Raja Lontung
5Tuan Situmorang
Nama lengkap
tokoh
Ompu Tuan Situmorang
Nama istriBr. Limbong
Nama anak
  • 1. Ompu Panopa Raja
  • 2. Ompu Pangaribuan
Kekerabatan
Induk margaSi Raja Lontung
Persatuan
marga
Situmorang Si Pitu Ama
(bersama Sitohang, Siringoringo, dan Rumapea)
Turunan
  • Lumban Pande
  • Lumban Nahor
  • Tuan Suhut Ni Huta
  • Tuan Ringo
  • Sitohang Uruk
  • Sitohang Tongatonga
  • Sitohang Toruan
Asal
SukuBatak
EtnisBatak Toba
Daerah asalUrat, Samosir
Paguyuban
Lokasi tuguParsaoran Urat
2°27′51″N 98°49′58″E / 2.46417°N 98.83278°E / 2.46417; 98.83278

Situmorang (Surat Batak: ᯘᯪᯖᯮᯔᯬᯒᯰ) adalah salah satu marga Batak Toba yang berasal dari Urat, Samosir. Marga Situmorang merupakan keturunan dari Tuan Situmorang, anak kedua dari Raja Lontung.

Sejarah Situmorang Sipitu Ama

Ompu Tuan Situmorang adalah anak yang pintar, cerdas, pemberani, disayangi ayahandanya Siraja Lontung. Hal ini dikarenakan setelah Ompu Tuan Situmorang lahir, kondisi kehidupan dalam keluarga Siraja Lontung mulai membaik atau dengan kata lain tercerahkan atau terang (torang) pada saat itu. Oleh sebab hal tersebut, Siraja Lontung memberi nama anaknya "Si Tumorang" (Ompu Tuan Situmorang).

Ompu Tuan Situmorang adalah seorang yang bijaksana, cerdas, pintar, pemberani dan berpikiran jauh ke depan serta mempunyai rasa kasih sayang kepada keluarganya dan kepada pomparannya. Ompu Tuan Situmorang hidup sangat lanjut (panjang umurnya), sedangkan anak-anaknya yaitu Ompu Panopa Raja dan Ompu Pangaribuan beserta tiga orang cucunya yaitu Ompu Ambolas, Amparhujobung, dan Raja Babiat telah meninggal terlebih dahulu. Oleh karena hal ini dia tinggal bersama-sama dengan ketujuh cicitnya (nini-nya) yaitu Raja Pande, Raja Nahor, Tuan Suhut, Tuan Ringo, Dori Mangambat (Sitohang Uruk),Raja Itubungna (Sitohang Tonga-tonga), dan Ompu Bonanionan (Sitohang Toruan). Ompu Tuan Situmorang berkeinginan agar keturunannya tetap bersatu dan saling bantu membantu dalam setiap kegiatan di antara keturunannya (pomparan-nya).

Meskipun Ompu Tuan Situmorang sudah sangat lanjut usianya, penglihatannya sudah rabun, dan badannya sudah mulai lemah, rasa semangat dalam dirinya tetap tinggi untuk membina dan menasihati seluruh keturunannya. Oleh karena itu, Ompu Tuan Situmorang beserta para cicitnya (nini-nya) sepakat untuk mengadakan upacara pesta ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas umur panjang Ompu Tuan Situmorang serta meminta kepada Yang Maha Kuasa agar seluruh cicitnya diberkati. Dalam upacara tersebut juga, Ompu Tuan Situmorang menyampaikan amanah dan pesan (tona) kepada ketujuh cicit (nini) atau anak mangulahi-nya.

Upacara pesta pun dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Seluruh keluarga besar Ompu Tuan Situmorang diundang dan berkumpul. Mereka sama-sama menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan panjang umur yang diberikan kepada Ompu Tuan Situmorang. Kemudian pada acara tersebut Ompu Tuan Situmorang memanggil ketujuh cicitnya (nini-nya) atau anak mangulahi-nya untuk memberi berkat (pasupasu), amanah, pesan (tona), serta nasehat yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

"Mulai hari ini kalian ketujuh cicitku (niningku) kutetapkan menjadi anakku, dan akulah yang menjadi orang tuamu. Kalian semua ketujuh anakku (cicit) harus tetap bersatu dan saling bahu membahu dalam melaksanakan sesuatu yang diperlukan. "Sisada anak ma hamu sisada boru, sisada lulu anak, sisada lulu boru. Manat mardongan tubu, elek marboru, somba marhulahul"."

Dalam upacara pesta yang dilaksanakan Ompu Tuan Situmorang beserta keturunannya, mereka mengadakan pemberian persembahan (satti-satti) yang disampaikan oleh ketujuh cicitnya (nini-nya) kepada Ompu Tuan Situmorang. Pemberian persembahan ini dilaksanakan secara berurutan sebagai berikut:

1. Persembahan (Satti-satti) dari Raja Pande (Lumban Pande). Ompu Tuan Situmorang menerimanya dengan mengatakan terimakasih. "na malo do ho jala pande do ho mangula siulaonmu, Jadi mulai sadarion Jouon ma ho Raja Pande (Lumban Pande)"(Kamu kerjakanlah apa yang dapat kamu kerjakan untuk hal yang baik.

2. Persembahan (Satti-satti) dari Raja Nohor (Lumban Nahor). Setelah diterima, Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih dan mengatakan "Banyak pekerjaanmu yang dapat kamu selesaikan dengan baik, mau bekerja sama, pandai dan kamu selalu menganggap bahwa pekerjaan tersebut dapat kamu laksanakan. Jadi mulai hari ini aku tetapkan namamu menjadi Raja Nahor (Lumban Nahor)."

3. Persembahan (Satti-satti) dari Tuan Suhut (Tuan Suhut Ni Huta). Setelah diterima, Ompu Tuan Situmorang menyampaikan ucapan terima kasih dan mengatakan: "kamu adalah orang yang baik, bijaksana, dan pandai, selalu mau menjadi tumpuan, mempersatukan abang adikmu, dan selalu mau menjadi pendorong untuk kebaikan di antara kalian kakak beradik. Maka namamu kutetapkan menjadi Tuan Suhut Ni Huta."

4. Persembahan (Satti-satti) dari Tuan Ringo. Setelah diterima, Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih, serta mengatakan: "Kamu adalah orang yang baik dan pandai berbicara, kamu banyak menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui orang lain. Mulai hari ini kutetapkan namamu menjadi Tuan Ringo."

5. Persembahan (Satti-satti) dari Dori Mangambat (Sitohang Uruk). Setelah diterima, Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih. Satti-satti tersebut diletakkan di atas tohang (ambang) yang ada dalam rumah bagian uruk (atas), serta mengatakan: "Kamu adalah orang yang baik, mau bekerjasama, dan mau menghargai abang adikmu. Jadi mulai hari ini kupanggilkan namamu sebagai Sitohang Uruk."

6. Persembahan (Satti-satti) dari Raja Itubungna (Sitohang Tonga-tonga). Setelah diterima, Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih lalu meletakkan satti-satti tersebut di atas tohang (ambang) yang ada dalam rumah bagian tengah dan mengatakan: "Kamu adalah orang yang baik, mau bekerjasama, rajin, dan mau bersikap hormat. Maka kupanggilkan namamu sebagai Sitohang Tonga-tonga."

7. Persembahan (Satti-satti) dari Ompu Bonanionan (Sitohang Toruan). Setelah diterima, Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih lalu meletakkan satti-satti tersebut di atas tohang (ambang) yang ada didalam rumah bagian toruan atau jae (hilir atau bawah) dan mengatakan: "Kamu adalah orang yang baik, bekerja keras, mau bekerjasama, rajin, mau bersikap hormat, serta disenangi. Maka kupanggilkan namamu sebagai Sitohang Toruan."

Cicit (nini) Ompu Tuan Situmorang inilah yang ditabalkan (dijadikan) Ompu Tuan Situmorang menjadi anaknya. Adapun sebenarnya menurut adat batak, cicit atau nini adalah anak mangulahi, jadi Ompu Tuan Situmorang tidak salah dan memang benar menjadikan para cicitnya tersebut menjadi anaknya. Ketujuh cicit (nini) Ompu Tuan Situmorang inilah yang menjadi dasar dari istilah "Situmorang Sipitu Ama" yang tetap dipakai dan diwarisi sampai sekarang oleh keturunan Tuan Situmorang sebagai nama persatuan mereka.

Tarombo (Silsilah)

Raja Lontung
Toga SinagaTuan Situmorang
Boru Limbong
Toga PandianganToga NainggolanToga SimatupangToga AritonangToga Siregar
Panopa Raja
Boru Limbong
Ompu Pangaribuan
Boru Limbong
Ompu Ambolas
Boru Limbong
Ompu Parhujobung
Boru Malau
Raja Babiat
Boru Manurung
Raja Pande
1. Boru Sagala
2. Boru Sagala
Raja Nahor (Lumbannahor)
Boru Tamba
Tuan Suhut (Suhutnihuta)
Boru Pohan
Tuan Ringo
Boru Sitompul
Dori Mangambat (Sitohang Uruk)
Boru Sagala
Raja Itubungna (Sitohang Tongatonga)
Boru Manurung
Ompu Bonanionan (Sitohang Toruan)
Boru Sirait
Pande RajaGuru BabiatMata DuhutOmpu Raja OmponSitangka UlubalangNamora Panaluan
1. Boru Manurung
2. Boru Sihombing
Ompu Raja NianggapanOmpu AmbarbolakRaja DapotonRaja Rea (Siringoringo)
Boru Panjaitan
Tuan Onggar (Rumapea)
Boru Sitompul
Siagian (Siringo Siagian)
IsangsorbanganOmpu MangasontangPandahi RajaOmpu Tuan NalonggongOmpu RungkaOmpu Raja AjiDatu GalapangNamora PinauTanda RajaDatu TondungSurung MalelaRaja Idaon
Tunggul MudaTuan SipallatSori TandangNamora UluanOmpu Mosa (Sindang Raja)
Pasontang (Padang Jambu)

Tuan Situmorang

  1. Panopa Raja (marga: Situmorang)
  2. Pangaribuan (marga: Sitohang)
    1. Raja Sibabiat
      1. Dori Mangambat (Sitohang Uruk)
      2. Raja Itubungna (Sitohang Tonga)
      3. Ompu Bonanionan (Sitohang Toruan)

Panopa Raja

  1. Ompu Ambolas
    1. Lumban Pande (Situmorang Lumban Pande)
    2. Lumban Nahor (Situmorang Lumban Nahor)
  2. Ompu Parhujobung

Ompu Parhujobung

  1. Tuan Suhut
  2. Tuan Ringo
    1. Raja Dapotan (Situmorang Tuan Ringo)
    2. Raja Rea (marga:Siringoringo)
    3. Tuan Onggar (marga: Rumapea)
    4. Papaga Lote (marga: Siagian)

Tuan Suhut

  1. Raja Nianggapan (Situmorang Suhutnihuta)
  2. Ambar Nabolak

Ambar Nabolak

  1. Sori Tandang

Sori Tandang

  1. Padang (marga:Padang, Pinem Ramban, Pinem Jambu)

Kekerabatan

Tanah Pakpak Simsim

Menurut tarombo marga Situmorang, salah seorang keturunan Situmorang Tuan Suhut Ni Huta bernama Ompu Ambar Nabolak berpindah ke wilayah Tanah Pakpak, yakni di Banu Harhar. Menurut tarombo marga-marga Pakpak Simsim, salah seorang keturunan Situmorang menikahi anak perempuan dari Parube Haji. Dari pernikahan ini, lahirlah Sori Tandang. Sori Tandang, bersama saudara-saudaranya Sori Gigi dan Pungutan Sori, merupakan pembuka marga-marga di Tanah Pakpak Simsim. Sori Tandang menurunkan marga Padang yang kemudian memiliki kerajaan di Siempat Rube.[1]

Tanah Karo

Keturunan marga Padang Jambu yang berpindah ke Tanah Karo menurunkan marga Pinem Ramban dan Pinem Jambu.

Tokoh

Ibu kandung Si Singamangaraja XII (di barisan wanita yang duduk, kedua dari kiri) adalah boru Situmorang.

Beberapa tokoh yang bermarga Situmorang, di antaranya adalah:

Referensi