Lompat ke isi

LRT Jakarta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Stasiun LRT Sunter Timur)
PT LRT Jakarta
Info
PemilikPT Jakarta Propertindo (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)
WilayahJakarta
JenisAngkutan cepat, Transportasi umum
Jumlah jalur1
Jumlah stasiun6
Penumpang harian1.500 (2022) [1]
Pimpinan utamaHendri Saputra[2]
(Direktur Utama)
Mohamad Pramintohadi Sukarno
(Komisaris Utama)
Kantor pusatGedung MCC - Depo Pegangsaan Dua
Jalan Kelapa Nias No. 80, RW. 25
Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading
Jakarta Utara 14250
Situs weblrtjakarta.co.id
Operasi
Dimulai1 Desember 2019; 4 tahun lalu (2019-12-01)
OperatorPT LRT Jakarta
Waktu antara10 menit
Teknis
Panjang sistem5,8 km (3,6 mi)[3]
Lebar sepur1.435 mm (ft 8+12 in) sepur standar
Listrik750 V DC rel ketiga
Kecepatan tertinggi90 km/h (56 mph)


Lintas Raya Terpadu Jakarta (disingkat LRT Jakarta) adalah sistem lintas rel terpadu yang beroperasi di DKI Jakarta. Saat ini, LRT Jakarta memiliki jalur sepanjang 5,8 km (3,6 mi) yang melayani enam stasiun.[4] LRT Jakarta dimiliki dan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Layanannya sendiri dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT Jakarta Propertindo (Perseroda), sebuah badan usaha milik daerah DKI Jakarta. Pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019.[5][6][7]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Usulan sistem LRT di Jakarta muncul ketika proyek pembangunan Monorel Jakarta mangkrak. Mangkraknya pembangunan monorel disebabkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak menyetujui pembangunan depo monorel di atas Waduk Setiabudi. Rencana depo ini ditolak agar kejadian Banjir Jakarta 2013 yang disebabkan oleh jebolnya Tanggul Latuharhari tidak terulang kembali. Pada akhirnya, proyek monorel benar-benar dihentikan karena investornya tidak memenuhi persyaratan lanjutan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta. Setelahnya, pembangunan LRT Jakarta menjadi prioritas lanjutan. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan proyek LRT dapat lebih konsisten dan tidak mangkrak seperti proyek monorel yang telah dihentikan.[8][9][10]

Rencana pembangunan LRT Jakarta mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Transportasi Umum di Provinsi DKI Jakarta. LRT Jakarta diharapkan jadi pelengkap transportasi umum di Jakarta untuk mempersiapkan Asian Games 2018. Menyikapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta menunjuk langsung PT Jakarta Properindo dan PT Pembangunan Jaya untuk membangun LRT Jakarta.[11][12]

Kereta Hyundai Rotem meninggalkan Stasiun Velodrome, diambil saat percobaan terbatas, 7 September 2018.

Pemasangan tiang pancang pertama (groundbreaking) pembangunan LRT Jakarta sebelumnya direncanakan dilakukan bersamaan dengan groundbreaking LRT Jabodebek pada bulan September 2015. Groundbreaking LRT Jakarta baru dilakukan pada tanggal 22 Juni 2016, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-489.[5][13] Pada bulan Desember 2016, PT Wijaya Karya ditunjuk menjadi kontraktor proyek pembangunan LRT senilai Rp5,29 triliun.[14][15] Pembangunannya sendiri baru dimulai pada awal tahun 2017 setelah proses persiapan lahan telah selesai.[16]

Armada LRT Jakarta untuk fase I telah dipesan sejak Februari 2017. Armada LRT tersebut terdiri atas delapan rangkaian dengan dua kereta di setiap rangkaiannya.[17] Kereta ini diproduksi oleh Hyundai Rotem, perusahaan asal Korea Selatan. Pengiriman pertama tiba di Tanjung Priok tanggal 13 April 2018 yang terdiri atas satu rangkaian kereta.[18]

Pembangunan LRT Jakarta yang ditargetkan selesai sebelum Asian Games 2018, terlambat. Akibatnya, pada saat perlombaan itu berlangsung, LRT Jakarta hanya dapat beroperasi terbatas.[19] Pengoperasian ini dilakukan mulai tanggal 15 Agustus 2018 sebagai uji coba operasi terbatas.[20][21]

Uji coba operasi kembali dilakukan mulai tanggal 11 Juni 2019 tanpa tarif. Uji coba tersebut dapat diakses oleh warga dengan cara melakukan registrasi pendaftaran terlebih dahulu.[22][23] Uji coba tersebut diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan dari yang seharusnya berakhir tanggal 21 Juni 2019. Setelah perpanjangan, warga dapat mengikuti uji coba tanpa harus melakukan registrasi terlebih dahulu.[24] Fase I LRT Jakarta resmi beroperasi penuh pada tanggal 1 Desember 2019. Mulai hari tersebut, layanan LRT telah dikenakan tarif. Dengan ini, uji coba publik yang dilakukan sejak 11 Juni 2019 telah berakhir.[6][7]

Pembangunan LRT Jakarta fase 1B dari Velodrome ke Manggarai dimulai 30 Oktober 2023. Pada fase ini, akan dibangun jalur sepanjang 6,4 km dengan 5 stasiun yang terdiri atas Stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan berakhir di Stasiun Manggarai.[25] Perkiraan total dana pembanginan fase ini yaitu sebesar Rp 5,5 triliun yang semua bersumber dari APBD Jakarta.[26] Pada Juni 2024 progres pembangunan telah mencapai sudah mencapai 18,147%.[26] Pembangunan fase 1B ditargetkan beroperasi pada awal 2026.[26]

Rangkaian KRL LRT Jakarta sedang berada di Stasiun LRT Boulevard Utara.

Lin Selatan

[sunting | sunting sumber]

Saat ini, jalur LRT Jakarta yang telah beroperasi terdiri atas satu lintas pelayanan, yaitu Lin/Koridor 1, dengan panjang 5,8 km (3,6 mi). Jalur ini menghubungkan Stasiun Pegangsaan Dua di daerah Kelapa Gading dengan Stasiun Velodrome di Pulo Gadung.[4]

Jalur LRT ini sepenuhnya berbentuk layang yang melayani 6 stasiun. Stasiun Pegangsaan Dua selain menjadi terminus jalur ini, juga menjadi depo penyimpanan rangkaian LRV.[27]

Nomor Kode Stasiun Antarmoda Penghubung Keterangan Lokasi
Fase 1 (Beroperasi): Kelapa Gading-Velodrome
S01U01 PGD Pegangsaan Dua Terminus
Depo
Jakarta Utara
S02 BVU Boulevard Utara Terhubung dengan Mall Kelapa Gading
S03 BVS Boulevard Selatan
S04 PUM Pulomas Jakarta Timur
S05 EQS Equestrian Berdekatan dengan JIEP
S06 VEL Velodrome
Fase 1B (konstruksi, Pramuka target selesai 2024, Manggarai 2026): Velodrome-Manggarai
S07 Rawamangun Berdekatan dengan Universitas Negeri Jakarta Jakarta Timur
S08 Pramuka BPKP
S09 Pasar Pramuka
S10 Matraman
S11 Manggarai
  • Terintegrasi langsung dengan halte Transjakarta
  • Terintegrasi langsung dengan Stasiun Manggarai
  • Terminus Fase 1B
Jakarta Selatan
Fase 1C (diajukan sebagai prioritas): Manggarai-Dukuh Atas
S12 Dukuh Atas Jakarta Pusat
Fase 2A (diajukan): Velodrome-Klender
S08 Pemuda Jakarta Timur
S09 Pulo Gadung Barat
S10 Jayakarta
S11 Klender Terminus Fase 2B
Fase 3B (diajukan): Klender-Halim
S12 Pahlawan Revolusi Jakarta Timur
S13 Pondok Bambu Utara
  • LRT Pembangunan Jaya: Koridor 1 (di stasiun Pondok Bambu, rencana)
S14 Kalimalang
S15 Halim Terminus Fase 3B

Lin Utara (rencana)

[sunting | sunting sumber]
Nomor Kode Stasiun Antarmoda penghubung Keterangan Letak
Fase 2A (diajukan): Kelapa Gading-Jakarta International Stadium (JIS)
U01S01 PGD Pegangsaan Dua
  • Terminus
  • Depo
Jakarta Utara
U02 Kelapa Nias
U03 Boulevard Gading
U04 Sunter Timur
U05 Gelanggang Remaja
U06 Sunter Barat
U07 Jakarta International Stadium
Fase 3A (diajukan): Jakarta International Stadium (JIS)-Rajawali
U08 Martadinata Jakarta Utara
U09 Benyamin Sueb Berdekatan dengan Pekan Raya Jakarta
U10 Kemayoran
U11 Rajawali Terminus Fase 3A Jakarta Pusat

Tiket dan Tarif

[sunting | sunting sumber]
Kartu Single Trip Journey LRT Jakarta

Mulai 1 Desember 2019, LRT Jakarta telah memberlakukan tarif layanan. LRT Jakarta memberlakukan tarif senilai Rp5.000. Tarif tersebut merupakan tarif datar sehingga berlaku untuk semua pengguna untuk jarak jauh maupun dekat.[6][7]

LRT Jakarta menerima pembayaran dalam bentuk tunai maupun non-tunai. Pengguna yang tidak memiliki kartu non-tunai dapat menaiki LRT Jakarta dengan kartu Single Journey Trip. Pengguna diharuskan membayar deposit Rp20.000 terlebih dahulu walaupun tarif LRT hanya Rp5.000. Nantinya, sisa saldo yang bernilai Rp15.000 dapat diambil kembali dengan jaminan hingga 7 hari setelah pengguna melakukan tap keluar.[28][29] Namun, sejak pandemi Covid-19, transaksi tunai dan penjualan tiket sekali jalan ditiadakan.

Selain itu, pengguna juga dapat melakukan pembayaran secara non-tunai. Salah satunya, pengguna dapat menggunakan kartu uang elektronik e-money (Bank Mandiri), Flazz (Bank BCA), Tap-Cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), dan Jakcard (Bank DKI). LRT Jakarta juga menerima kartu Jak Lingko yang disediakan oleh Bank DKI, Bank Mandiri, Bank BRI maupun Bank BNI.

Pengguna kartu uang elektronik dapat dengan langsung melakukan tap masuk dan tap keluar sehingga saldo terpotong secara otomatis.[28][29] Mulai 3 Agustus 2020, LRT Jakarta juga menerima sistem pembayaran LinkAja. Pengguna yang melakukan pembayaran menggunakan LinkAja hanya dengan menunjukkan kode QR kepada alat pembaca di mesin pintu tiket otomatis.[30] Pembayaran dengan kode QR juga bisa dilakukan melalui aplikasi JakLingko App dengan memindai kode QR dari tiket yang telah dibeli di aplikasi tersebut.

Pengguna tidak dapat melakukan tap masuk dan tap keluar di stasiun yang sama, baik dengan kartu maupun dengan aplikasi.

Jumlah penumpang

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2023 pertama beroperasi LRT Jakarta telah mengangkut 1.037.162 orang.

Jumlah Penumpang
Tahun Penumpang Referensi
2020 480.690 Ref
2021 315.366 Ref
2022 685.249 Ref
2023 1.037.162 Ref
2024

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Penumpang LRT Jakarta Tembus 1.500 Orang per Hari". tempo.co. 2022-12-08. 
  2. ^ "Jajaran Komisaris". www.lrtjakarta.co.id. Diakses tanggal 2023-09-12. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Jarak
  4. ^ a b Tamtomo, Akbar Bhayu (18 Juni 2019). "INFOGRAFIK: Uji Publik LRT Jakarta, Ini Informasi dan Cara Pendaftaran". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  5. ^ a b Mega Purnamasari, Deti (22 Juni 2016). "HUT ke-489, Pemprov DKI Groundbreaking LRT di Rawamangun". Berita Satu. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  6. ^ a b c Pahrevi, Dean (21 November 2019). "LRT Jakarta Dikomersilkan 1 Desember, Tarifnya Rp 5.000 Sekali Perjalanan". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-08-16. 
  7. ^ a b c Amali, Zakki (1 Desember 2019). "LRT Jakarta Resmi Berbayar 1 Desember, Tarif Rp5 Ribu Jauh-Dekat". tirto.id. Diakses tanggal 2020-08-16. 
  8. ^ Aziza, Kurnia Sari (29 Mei 2015). "Ahok: Kami Tidak Mau Lagi Kembangkan Monorel". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  9. ^ Aziza, Kurnia Sari (10 September 2015). "Ahok: "Bye-bye" Monorel..." Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  10. ^ Sutianto, Feby Dwi (20 Agustus 2015). "Ngotot Soal LRT, Ahok: Monorel Jadi Pengalaman". detikcom. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  11. ^ Wuragil, Zacharias, ed. (12 Agustus 2018). "Gagal Buat Asian Games, Ini Perjalanan Proyek LRT Sejak Era Ahok". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  12. ^ Aziza, Kurnia Sari (26 Juni 2015). "Ahok Tunjuk Langsung Jakpro dan Pembangunan Jaya Bangun LRT". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  13. ^ Bintang, Amri (22 Juni 2016). "Groundbreaking LRT Jakarta Menjadi Kado HUT Kota Jakarta Yang ke-489". KAORI Nusantara. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  14. ^ "Greater Jakarta: Wijaya Karya selected as LRT contractor". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 22 Desember 2016. Diakses tanggal 2021-01-16. (Perlu mendaftar (help)). 
  15. ^ Wening, Andhika Anggoro (21 Desember 2016). Sukarno, Puput Ady, ed. "Jakpro Resmi Tunjuk WIKA Garap LRT DKI Jakarta". Bisnis.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  16. ^ Simorangkir, Eduardo (20 Desember 2016). "LRT Jakarta Rute Kelapa Gading-Velodrome Mulai Konstruksi Maret 2017". detikcom. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  17. ^ Pitoko, Ridwan Aji (18 Agustus 2017). "Rangkaian Kereta untuk LRT Jakarta Tiba April 2018". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  18. ^ Ramadhan, Ardito (14 April 2018). "Ini Spesifikasi Kereta LRT yang Tiba di Jakarta". Kompas.com. Diakses tanggal 2018-11-02. 
  19. ^ Simorangkir, Eduardo (10 Agustus 2018). "LRT Jakarta Hanya Beroperasi Terbatas saat Asian Games 2018". detikcom. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  20. ^ Ramadhan, Ardito (15 Agustus 2018). "Uji Coba LRT Jakarta Hanya untuk Kalangan Terbatas". Kompas.com. Diakses tanggal 2018-09-15. 
  21. ^ Exist, Exist In (16 Agustus 2018). "Gagalnya LRT Jakarta Melayani Publik di Asian Games 2018". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  22. ^ Alaidrus, Fadiyah (10 Juni 2019). "LRT Jakarta Mulai Uji Coba Publik pada 11 Juni 2019". tirto.id. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  23. ^ Jatmiko, Agung (8 Juni 2019). "Mulai Selasa 11 Juni, LRT Jakarta Akan Layani Uji Coba Publik Gratis". katadata.co.id. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  24. ^ Ariefana, Pebriansyah; Aranditio, Stephanus (21 Juni 2019). "Hore! Uji Coba Publik LRT Diperpanjang Tanpa Batas, Tanpa Harus Daftar". Suara.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  25. ^ Cyber Media, Kompas (2024-06-26). "Progres LRT Jakarta Fase 1B Sudah 15,1 Persen, Warga Antusias Menanti Rampung". kompas.com. Diakses tanggal 2024-06-26. 
  26. ^ a b c detikcom, Tim (2023-11-01). "Serba-serbi Proyek LRT Jakarta Fase 1B Rute Velodrome-Manggarai". detik.com. Diakses tanggal 2024-06-26.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "detik1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  27. ^ Nurhayat, Wiji (26 September 2019). "Stasiun Pegangsaan Dua Punya Fasilitas Depo LRT Jakarta". kumparanBisnis. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  28. ^ a b Rahma, Athika (1 Desember 2019). Nurmayanti, ed. "Resmi Berbayar, Ini Beragam Cara Beli Tiket LRT Jakarta". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-03-25. 
  29. ^ a b Setiyadi, Bima (2 Desember 2019). "Tiket LRT Jakarta Bisa Gunakan Seluruh Uang Elektronik". Sindonews.com. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  30. ^ Catriana, Elsa (3 Agustus 2020). "Bayar LRT Jakarta Bisa Pakai LinkAja, Ini Promonya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-17. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]