Lompat ke isi

Stasiun Tarik

Koordinat: 7°27′22″S 112°31′23″E / 7.45611°S 112.52306°E / -7.45611; 112.52306
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Tarik
Kereta Api Indonesia
J09D09

Tampak depan calon bangunan baru Stasiun Tarik, 2023
Lokasi
Koordinat7°27′22″S 112°31′23″E / 7.45611°S 112.52306°E / -7.45611; 112.52306
Ketinggian+16 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang tinggi, dua peron pulau yang tinggi, dan satu peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur5:
  • jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Yogyakarta
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah Surabaya
  • jalur 4: sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Sidoarjo
LayananLokal: Commuter Line Dhoho
Komuter: Commuter Line Jenggala
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Krian Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Blitar
Mojokerto
menuju Blitar
Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Kertosono
Mojokerto
menuju Kertosono
Commuter Line Jenggala
Surabaya Kota–Mojokerto, p.p.
Mojokerto
Terminus
Tulangan
menuju Sidoarjo
Commuter Line Jenggala
Sidoarjo–Mojokerto, p.p.
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalan
  • Elektrik tipe Ansaldo[4] (s.d. 2014)
  • Elektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02 (2014-2023)
  • Elektrik tipe Elsicom Alstom Electrologixs (2023-sekarang)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Tarik (TRK) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Tarik, Tarik, Sidoarjo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya dan hanya melayani penumpang kereta api lokal. Stasiun ini juga melayani penyusulan antarkereta api dan berjarak 37,8 km arah barat dari Surabaya Kota.

Stasiun ini merupakan stasiun yang lokasinya paling barat di Kabupaten Sidoarjo. Stasiun ini cukup ramai karena terletak di dekat pusat Kecamatan Tarik, tepatnya di sebelah timur jalan raya Balongbendo-Tarik.

Bangunan dan tata letak

[sunting | sunting sumber]

Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api. Pada awalnya jalur 2 merupakan sepur lurus arah Wonokromo maupun Kertosono dan jalur 4 merupakan sepur lurus percabangan arah Sidoarjo via Tulangan. Jalur cabang tersebut sempat dinonaktifkan sejak tahun 1972, tetapi mulai tahun 2014 diaktifkan kembali sebagai bagian dari relokasi rel ke arah barat akibat dari banjir lumpur panas Sidoarjo. Bersamaan dengan diaktifkannya jalur cabang tersebut, sistem persinyalan elektrik yang lama (tipe Ansaldo) di stasiun ini digantikan dengan tipe SIL-02 produksi PT Len Industri.

Setelah jalur ganda segmen MojokertoSepanjang dioperasikan per 1 Desember 2023 oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian[5], tata letak jalur di stasiun ini diubah. Jalur 1 dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah Kertosono, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah Wonokromo, dan jalur 2 diubah menjadi sepur belok. Jalur 4 dan 5 kini hanya dapat melayani pemberhentian kereta api dari dan ke arah Sidoarjo via Tulangan saja karena wesel yang menghubungkan keduanya dari dan ke arah Wonokromo sudah dicabut. Terdapat sepur badug baru yang arah masuknya dari sisi barat jalur 5. Emplasemen stasiun ini diperpanjang hingga melewati tikungan besar yang terletak di sebelah timur bangunan stasiun. Sistem persinyalan elektrik di stasiun ini diganti lagi dengan yang terbaru produksi Elsicom.

Sepur badug
Jalur 5 (Tulangan) J Commuter Line Jenggala, tujuan Sidoarjo
Peron pulau
Jalur 4 Sepur lurus dari dan ke arah Sidoarjo
(Tulangan) J Commuter Line Jenggala, tujuan Sidoarjo dan tujuan Mojokerto (Mojokerto)
Peron pulau
Jalur 3 Sepur lurus arah Wonokromo
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
(Krian) D Commuter Line Dhoho, tujuan Surabaya Kota
J Commuter Line Jenggala, tujuan Surabaya Kota
Jalur 2 (Krian) D Commuter Line Dhoho, tujuan Surabaya Kota dan tujuan Blitar via Kertosono (Mojokerto)
D Commuter Line Dhoho, tujuan Surabaya Kota dan tujuan Kertosono
J Commuter Line Jenggala, tujuan Surabaya Kota dan tujuan Mojokerto
Peron pulau
Jalur 1 Sepur lurus arah Kertosono
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
D Commuter Line Dhoho, tujuan Blitar via Kertosono (Mojokerto)
D Commuter Line Dhoho, tujuan Kertosono
J Commuter Line Jenggala, tujuan Mojokerto
Peron sisi
G Bangunan utama stasiun

Operasional stasiun ini sudah menggunakan bangunan baru berukuran lebih besar yang dibangun oleh oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur (BTP Jatim, sekarang BTP Surabaya) Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Posisi bangunan baru stasiun ini berada di sebelah timur bangunan lama. Bangunan lama stasiun ini masih dipertahankan meskipun sudah tidak digunakan. Peron-peron pulau di stasiun ini sudah dibangun ulang menjadi peron tinggi dan panjang agar memudahkan naik turun penumpang kereta api serta dilengkapi kanopi agar penumpang yang menunggu kereta api tidak lagi basah kuyup kehujanan maupun terkena panas terik matahari. Selain itu, dibangun pula jembatan penyeberangan di dekat bangunan baru stasiun agar penumpang yang ingin berpindah peron tidak harus melalui jalur rel.

Dahulu ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Mojokerto, terdapat bekas perhentian Bangsal yang sudah tidak aktif karena tingkat pemasukan penumpang yang rendah dan akhirnya dibongkar imbas proyek jalur ganda tersebut.

Layanan kereta api

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[6]

Lokal dan komuter (Commuter Line)

[sunting | sunting sumber]
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
D Dhoho Surabaya Kota Kertosono Perjalanan kereta api menuju Kertosono hanya jadwal malam, sedangkan sebaliknya hanya jadwal pagi.
Blitar Via Kertosono
J Jenggala Mojokerto
Sidoarjo Via Tulangan

Pada dini hari tanggal 24 April 2004, dua kereta api pengangkut BBM bersinggungan di tikungan yang berjarak 300 meter sebelah barat Stasiun Tarik sehingga mengakibatkan beberapa gerbong terbakar. Akibat kecelakaan itu, sedikitnya delapan gerbong KA pengangkut BBM jenis premium itu keluar dari rel sejauh 3 hingga 5 meter.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ PT Kereta Api Indonesia (Persero) (21 Januari 2020). "Selayang Pandang Daerah Operasi 8 Surabaya" (PDF). e-PPID PT Kereta Api Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-08. Diakses tanggal 5 Oktober 2020. 
  3. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  5. ^ Kurnia, Dadang (1 Desember 2023). "Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang Beroperasi, Perjalanan Kereta Lebih Singkat". Republika. Surabaya: MahakaX. 
  6. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  7. ^ "Kereta Api Pengangkut BBM Bertabrakan di Sidoarjo". Liputan6.com. Liputan6.com. 24 April 2004. Diakses tanggal 31 Januari 2018. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bangsal (Mojokerto)
menuju Kertosono
Kertosono–Wonokromo Kedinding
menuju Wonokromo
Terminus Tarik–Sidoarjo Prambon
menuju Sidoarjo