Sungai Cidanau
Cidanau Ci Danau, Cidano | |
---|---|
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Banten |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | Cagar Alam Rawa Danau |
- koordinat | 6°09′43″S 105°59′01″E / 6.16184°S 105.9835°E |
- elevasi | 92 m (302 ft) |
Hulu ke-2 | Gunung Karang |
- koordinat | 6°16′07″S 106°02′57″E / 6.26861°S 106.04911°E |
- elevasi | 1.772 m (5.814 ft) |
Hulu ke-3 | Gunung Prakasak |
- koordinat | 6°15′00″S 105°59′00″E / 6.25°S 105.98333°E |
- elevasi | 996 m (3.268 ft) |
Gabungan hulu | Cikalumpang |
- lokasi | Rancasanggal |
- koordinat | 6°10′58″S 105°55′28″E / 6.182659°S 105.92436°E |
Muara sungai | Selat Sunda |
- lokasi | Sindanglaya |
Daerah Aliran Sungai | |
Sistem sungai | DAS Cidanau |
Kode DAS | DAS220019 |
Pengelola DAS | BPDAS Citarum Ciliwung |
Wilayah sungai | WS Cidanau-Ciujung-Cidurian |
Kode wilayah sungai | 02.03.A2 |
Otoritas wilayah sungai | BBWSC3 |
Badan air | Rawa Danau |
Sungai Cidanau atau Cidano merupakan sungai utama dalam DAS Cidanau, berhulu di kawasan Cagar Alam Rawa Danau yang menampung aliran air dari ±18 sungai besar dan kecil (Sub DAS) dan bermuara di Selat Sunda.[1] Dari 18 sungai yang masuk ke Rawa Danau, sungai terbesar yang mengalir di Rawa Danau adalah Sungai Cidanau.
Selain berfungsi sebagai sumber air baku bagi masyarakat dan industri di Kota Cilegon dan sekitarnya, juga merupakan satu-satunya reservoir air dengan debit yang cukup, serta keberadaan Cagar Alam Rawa Danau seluas 2.500 ha yang ditunjuk berdasarkan surat Gubernur Jenderal Belanda Government Besluit pada tanggal 16 November 1921, merupakan ekosistem rawa pegunungan satu-satunya yang masih tersisa di Pulau Jawa, menjadikan DAS Cidanau memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.[2]
Daerah Aliran Sungai
[sunting | sunting sumber]DAS Cidanau berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan memiliki andil penting dalam mendukung kontinuitas pembangunan Provinsi Banten, terutama wilayah Serang Barat dan Kota Cilegon. Namun, dalam periode dua puluh tahun terakhir DAS Cidanau mengalami degradasi lingkungan yang mengancam eksistensi Cagar Alam Rawa Danau bahkan juga keberlanjutan ketersediaan dan kualitas air. Pengelolaan lahan yang tidak seimbang dengan daya dukung lahan, penebangan hutan rakyat, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam pertanian mengakibatkan meningkatnya sedimentasi dan suburnya pertumbuhan gulma di DAS Cidanau.[3]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Cidanau: Lesson Learn". Diakses tanggal 2023-06-07.
- ^ Profil Ekosistem DAS Cidanau [1]
- ^ Noeraini, Syarifah (2018-11-21). "EVALUASI DINAMIKA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT LAHAN KRITIS KAWASAN DAS CIDANAU". EVALUASI DINAMIKA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT LAHAN KRITIS KAWASAN DAS CIDANAU. 0 (0).