Gunung Karang
Gunung Karang | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Puncak | 1.778 m (5.833 ft) |
Masuk dalam daftar | Ribu |
Koordinat | 6°16′12″S 106°02′31″E / 6.27°S 106.042°E |
Geografi | |
Letak | Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, Banten, Indonesia |
Geologi | |
Jenis gunung | Stratovolcano |
Pendakian | |
Rute termudah | Kaduengang, Kabupaten Pandeglang |
Gunung Karang adalah sebuah gunung berapi kerucut (istirahat) yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Gunung ini masuk kedalam kelompok Stratovolcano yang memiliki potensi meletus. Gunung Karang memiliki ketinggian 1.778 meter di atas permukaan laut dengan puncaknya yang bernama Sumur Tujuh. Gunung Karang merupakan gunung tertinggi di Provinsi Banten.[1]
DAS Hulu
[sunting | sunting sumber]Terdapat 4 DAS yang berhulu di kawasan Gunung Karang tersebut yaitu, DAS Cidanau, DAS Cibanten, DAS Ciujung dan DAS Cibungur.[2] DAS Cidanau yang mengalirkan airnya ke Rawa Danau, area cagar alam hutan rawa pegunungan satu-satunya di pulau Jawa[3], berada pada sisi lereng sebelah barat hingga utara bersebelahan dengan DAS Cibanten. DAS Cibanten melanjutkan pada sisi utara hingga timur laut lereng bersebelahan dengan DAS Ciujung. DAS Ciujung mulai dari timur laut hingga barat daya lereng bersebelahan dengan DAS Cibungur. DAS Cibungur mulai dari barat daya hingga barat lereng, bersebelahan dengan DAS Cidanau. [1][2]
DAS Ciujung mengambil porsi daerah tangkapan air terluas dibanding tiga DAS lainnya. Mengalirkan air dari sumber mata air melalui anak-anak sungai dan bergabung bersama aliran utama sungai Ciujung yang bermuara di Tanjung Tengkorak, pantai utara Jawa di wilayah perairan Laut Jawa.[1][2]
Pendakian
[sunting | sunting sumber]Gunung Karang saat ini telah dilirik oleh banyak orang untuk melakukan kegiatan pendakian, walau gunung ini terbilang tidak terlalu tinggi namun tantangan dalam menyusuri jalan menuju puncak menjadi tantangan tersendiri. Pada umumnya jalur pendakian Gunung Karang yang diketahui ada 2 jalur, yang pertama melewati Desa Kaduengang, yang kedua Jalur Pagerwatu/Ciekek. Namun apabila melihat pendakian dalam rangka wisata ziarah, ada jalur lain yaitu Jalur Curug Nangka/Ciomas[4][5].
- Kaduengang, Jalur Barat
Jalur Kaduengang merupakan jalur pendakian paling digemari oleh para pendaki karena trek menuju puncak lebih pendek namun memiliki trek begitu menantang. Di dusun ini juga para pendaki dapat melihat indahnya gemerlap kota Serang dan Pelabuhan Merak. Waktu tempuh dari Kaduengang biasanya akan mengahabiskan 4 - 6 jam untuk mencapai Puncak Sumur Tujuh tergantung kondisi cuacanya. Setelah anda datang ke Dusun Kaduengang, pendakian dimulai dengan jalan desa yang menanjak, pos 1 ditandai dengan adanya menara tower dekat rumah salah satu sesepuh yang dapat pendaki minta untuk memimpin berziarah, karena sebelum melanjutkan pendakian disarankan agar berziarah terlebih dahulu ke makam Pangeran TB. Jaya Raksa, makam tersebut berada tepat di sebelah kanan jalur pendakian.
- Pos 1 (Cengkih)
- Pos 2 (Tanah Petir)
- Pos 3 (Anggrek)
- Pagerwatu/Ciekek, Jalur Selatan
Jalur Pagerwatu/Ciekek tidak terlalu menjadi favorit bagi para pendaki, walaupun kondisi trek dari jalur ini cukup lebih landai daripada via Kaduengang namun membutuhkan waktu yang lebih lama sekitar 7 - 8 jam untuk menuju puncak.
- Curug Nangka/Ciomas
Jalur ini sangat tidak populer bagi para pendaki, karena jalur ini merupakan jalur para peziarah yang akan menuju Puncak Gunung Karang. jalur ini cukup jauh karena dimulai dari bawah lereng dan memerlukan waktu sekitar 20 jam - 1 hari perjalanan untuk mencapai puncak.
Potensi Wisata
[sunting | sunting sumber]Gunung Karang menjadi destinasi wisata ziarah favorit di Banten. Sejak terbentuknya Provinsi Banten, pemerintah setempat menggalang promosi wisata dan menjadikannya salah satu objek wisata yang diharapkan mampu menarik wisatawan dengan potensi wisata spiritual yang dimilikinya. Sebelumnya, wisata Banten bertumpu pada kawasan wisata spiritual peninggalan Sultan Banten yang terletak di Banten Lama, Kabupaten Serang. Di lokasi tersebut para wisatawan biasanya mengunjungi Benteng Surosowan, Masjid Agung Banten, Klenteng Kuno, dan kompleks makam keluarga Sultan Hassanuddin.
- Batu Quran
- Pemandian Cikoromoy
- CAS Cikole
- Pemandian Air Hangat Cisolong
- Kampung Domba[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Gunung Karang". Mapcarta (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-08-28.
- ^ a b c "Peta Interaktif". WebGIS MenLHK.
- ^ DLHK Banten (2018). "Ringkasan Eksekutif (executive summary) Cagar Alam Rawa Danau" (PDF). Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten.
- ^ Author, Author. "Gunung Karang Pandeglang Banten via Jalur Kadu Engang | Hiking Mount | Ascent". Wikiloc. Diakses tanggal 2024-10-09.
- ^ Liputan6.com (2024-02-06). "6 Fakta Menarik Gunung Karang, Gunung Api Tertinggi di Provinsi Banten". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-10-09.
- ^ Liputan6.com (2024-02-06). "6 Fakta Menarik Gunung Karang, Gunung Api Tertinggi di Provinsi Banten". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-10-09.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Gunung Karang Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.
- Gunung Karang Google Maps Diarsipkan 2022-05-08 di Wayback Machine.
- Gunung Karang Diarsipkan 2022-05-08 di Wayback Machine. Humas Pandeglang
- https://ejournal.upi.edu/index.php/mahacita/article/view/49310
- https://lontar.ui.ac.id/detail?id=20457778&lokasi=lokal
- https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/TG/article/view/5455
- https://e-jurnal2.lppmunsera.org/index.php/senaskah/article/view/225/47