Umair bin Abi Waqqas
Umair bin Abi Waqqas Malik bin Uhaib Az Zuhri Al Quraisyi Al Makki ( Bahasa Arab : عمير بن أبي وقاص ) ialah seorang Sahabat Nabi yang berasal dari Bani Zuhrah, seorang ahlul Badar, Syuhada Badar dan juga merupakan saudara laki-laki (adik) Sahabat Nabi yang terkenal sekaligus jenderal pasukan Muslimin, Sa'ad bin Abi Waqqas.
Umair bin Abi Waqqas عمير بن أبي وقاص | |
---|---|
Lahir | Umair bin Abi Waqqas 609 M Mekkah, Arab Saudi |
Meninggal | 624 M ( 2 Hijriah ) Badar, Arab Saudi |
Sebab meninggal | Terbunuh di Perang Badar atau Syahid di Perang Badar |
Dikenal atas | Sahabat Nabi, Ahlul Badar, Syuhada Badar |
Orang tua | Abu Waqqas Malik bin Ubaid bin Abdi Manaf (ayah) Hamnah binti Sufyan (ibu) |
Kerabat | Sa'ad bin Abi Waqqas (Kakak laki-laki)
Amir bin Abi Waqqas (saudara laki-laki) Utbah bin Abi Waqqas (saudara laki-laki) |
Biografi
[sunting | sunting sumber]Ia merupakan pemuda berusia sekitar 15 tahun ketika mengikuti Perang Badar. Umair merupakan saudara laki-laki dari Sahabat Nabi, yakni Sa'ad bin Abi Waqqas. Ia diketahui merupakan adik laki-laki dari jenderal Islam yang memimpin ekspansi ke Sasaniyah (Sasanid) Persia tersebut.
Ibunya bernama Hamnah binti Sufyan bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Sehingga ia memiliki darah Bani Zuhrah dan Bani Abdi Syams secara bersamaan.
Selain Sa'ad bin Abi Waqqas, ia juga memiliki 2 saudara kandung laki-laki lainnya, yakni masing-masing bernama Utbah bin Abi Waqqas dan Amir bin Abi Waqqas.[1]
Ibunya merupakan sepupu dari tokoh terkenal Quraisy dari Bani Abdi Syams, yakni Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Hal ini karena Harb dan Sufyan merupakan saudara kandung adik-kakak. Abu Sufyan merupakan keponakan laki-laki dari dari kakek Umair, Sufyan bin Umayyah.
Ia merupakan pemuda yang sangat mencintai Islam. Hal ini dibuktikan dengan semangatnya ia dal membela agama Allah dan rasul-Nya ketika Perang Badar berkecamuk. Ia sempat dilarang oleh rasul untuk ikut berperang, mengingat usianya yang masih 15 tahun kala itu. Namun, melihat tekadnya yang sudah bulat, akhirnya Rasul mengizinkannya untuk ikut berperang.
Pada akhirnya, ia menemui syahidnya ditangan salah satu pasukan musyrikin berkuda, yang dikenal dengan nama Amr bin Abdul Wud yang nantinya akan dibunuh oleh Sahabat Nabi sekaligus khalifah ke-4 Islam, Ali bin Abi Thalib.[2]
Silsilah
[sunting | sunting sumber]Nasab-nya sampai kepada Zuhrah bin Kilab, pendiri klan Bani Zuhrah. Sehingga laqabnya ialah Az-Zuhri ( الزهري ).
Nasab lengkapnya ialah "Umair bin Abi Waqqas Malik bin Uhaib bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab". Kakek moyangnya merupakan saudara laki-laki dari kakek moyang Nabi Muhammad, Qushay bin Kilab. Qushay bin Kilab & Zuhrah bin Kilab merupakan kedua putra dari Kilab bin Murrah. (Keduanya merupakan tokoh besar Quraisy, sekaligus figur yang bertugas menjaga Ka'bah).[3]
Lihat Juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]