Lompat ke isi

Anak Agung Gde Agung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anak Agung Gde Agung
Prof. Dr. Anak Agung Gde Agung
Bupati Badung ke-9
Masa jabatan
2005 – 5 Agustus 2015
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
GubernurI Made Mangku Pastika
[[Wakil Bupati Badung ke-9|Wakil]]I Ketut Sudikerta
Sebelum
Pendahulu
I Wayan Subawa
2005-2005
Pengganti
Yudha Saka
2015-2016
Menteri Negara Masalah Masalah Kemasyarakatan Indonesia/ Kepala Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN)
Masa jabatan
1999–2000
PresidenAbdurrahman Wahid
Informasi pribadi
KebangsaanIndonesia
Partai politikGolkar
ProfesiUsahawan, Pejabat Pemerintah, Pengajar
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Anak Agung Gde Agung, adalah politikus Indonesia yang merupakan putra sulung dari Dr. Ide Anak Agung Gde Agung, Raja Gianyar (Bali)[1] dan Pahlawan Nasional Indonesia[2][3].

Dr. Anak Agung meraih gelar Bachelor of Arts (Honors) dalam mata pelajaran Pemerintahan (thesis - magna cum laude plus) dari Universitas Harvard dan selanjutnya mendapatkan gelar Master of Arts dari Fletcher School of International Law and Diplomacy, Universitas Tufts [4] di Massachusetts, Amerika Serikat. Ia kemudian menerima gelar Doktor (PhD) dalam bidang ilmu sosial dari Universitas Leiden di Negeri Belanda dengan laudasi Excellent untuk thesisnya.[5][6][7]

Dr. Anak Agung memulai karier profesionalnya di Indonesia dalam bidang bisnis pada perusahaan - perusahaan domestik dan multinasional terkemuka sebagai Presiden Direktur/CEO, Komisaris Utama dan Pemilik. Pada tahun 1999, ia masuk ke bidang politik dan menjadi Senator/Anggota di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR - RI). Kemudian pada Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, ia diangkat menjadi Menteri Negara Masalah Masalah Kemasyarakatan (Menteri Sosial) dan Kepala Badan Kesejahteraan Sosial Nasional Republik Indonesia. Setelah selesai mengabdi di Pemerintahan, Dr. Anak Agung mengajar dan menerima gelar Guru Besar (Profesor Penuh) dari Pemerintah Indonesia di bidang budaya dan turisme dalam bidang mana ia menulis berbagai buku.

Kegiatan lainnya

[sunting | sunting sumber]

Sepanjang kariernya, Dr. Anak Agung juga aktif dalam berbagai bidang sosial, antara lain sebagai Ketua Dewan Pembina Indonesia Financial Executive Association (IFEA), Ketua Dewan Pembina Indonesia Heritage Society, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sekar Manggis, Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas Trisakti dan Anggota Dewan Pembina Yayasan PPM (Pendidikan dan Pengembangan Manajemen), Anggota Dewan Penasehat United State - Indonesia Society (USINDO) serta berbagai kegiatan sosial, budaya dan pendidikan lainnya.[8]

Karya buku

[sunting | sunting sumber]
  • Anak Agung Gde Agung (2006). Bali Endangered Paradise ?. Jakarta: Yayasan Sekar Manggis. 
  • Anak Agung Gde Agung (February 2010). Bali,Contrasting Effects of Globalization. Singapore: Humanities Press. ISBN 978-981-08-5244-3. 
  • Anak Agung Gde Agung (April 2010). Biocultural Conservation In the Face of Globalization. Jakarta: Yayasan Sekar Manggis. ISBN 978-979-16-3112-9. 
  • Anak Agung Gde Agung (November 2009). Tri Hita Karana - The Balinese Philosophy of Life. Jakarta: Yayasan Sekar Manggis. ISBN 978-979-16-3111-2. 
  • Anak Agung Gde Agung (February 2012). The Island of Bali - A Primer. Jakarta: Yayasan Sekar Manggis. ISBN 978-979-16311-3-6. 
  • Anak Agung Gde Agung (March 2011). Bali Transformation in a Symbol-Oriented Society. Jakarta: Media Bangsa Publisher. ISBN 978-602-77-5703-5. 

Karya di media massa

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Raja Gianyar Bali". 
  2. ^ "Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia". 
  3. ^ "Daftar Pahlawan Nasional Indonesia" (PDF). 
  4. ^ "Unversitas Tufts". 
  5. ^ "Lecture in the World Cultural Forum in Bali 2013". universiteitleiden.nl. Diakses tanggal 2013-12-01. 
  6. ^ "universiteit-leiden". issuu.com. Diakses tanggal 2017-02-21. 
  7. ^ "Anak Agung Gde Agung: Doktor Indonesia yang Namanya Abadi di Leiden". sagasitas.org (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2012-12-12. 
  8. ^ "PPM Manajemen Organization". ppm-manajemen.ac.id (dalam bahasa Indonesian). 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • "Tri Hita Karana dan Anak Agung Gde Agung", Koran Kompas, Minggu, 4 Februari 2007, Pewawancara : Arbain Rambey
  • Anak Agung Gde Agung, "Tri Hita Karana" Solusi "Global Warming", Koran Suara Pembaharuan, Minggu, 19 April 2009, Halaman 4, Pewawancara : SP/Marselius Rombe Baan / Debora Dameria Simarmata
  • Anak Agung Gde Agung, "Menilai Budaya secara Kuantitatif", Koran Media Indonesia, Senin, 13 November 2006, Halaman 12, Pewawancara : Deri Dahuri / O-1
  • "Gde Agung Disejajarkan dengan Einstein", Harian Umum Nusa Bali, Minggu, 6 Mei 2007, Halaman 1 dan 15, Oleh : Nopiyanti
  • Wawancara dengan Dr. Anak Agung Gde Agung, "Penemu Pertama Mengukur Tingkat Kelestarian Budaya dengan Metode Kuantitatif", Koran Tokoh, 11-17 Maret 2007, Halaman 7, Oleh : Rudi Mansyah (Pengamat sosio - budaya)
  • Potret, Dr. Anak Agung Gde Agung bawa Tri Hita Karana "Go World", Koran Bali Post, Minggu Pon, 5 Maret 2009, Halaman 13, Oleh : R
  • "Membawa Konsep Tri Hita Karana ke Panggung Dunia, Koran Sinar Harapan, Senin, 11 Mei 2009, Halaman 7, Oleh : Sjarifuddin
  • Profil di Jurnal IFEA, Halaman 4, "293 Hari Periode Paling Produktif"
  • Penghargaan CSR, Koran Bisnis Indonesia, Sabtu, 30 Agustus 2008, Halaman 5, Oleh Dedi Gunawan
  • "Bali dalam Selimut Tri Hita Karana", Koran Media Indonesia, Sabtu, 28 Maret 2009, Halaman 29, Oleh : (M - 4)
  • Profil Dr. Anak Agung Gde Agung, "Kosmologi Selamatkan Pariwisata Pulau Dewata", Koran Rakyat Merdeka, Minggu, 12 April 2009, Halaman 14, Oleh : GO
  • Age - old Balinese philosophy holds key to conservation, The Jakarta Post, Sunday, 14 September 2008, Page 3.
  • Indonesia Tatler, edition 136, April 2007, Gianyar Treasure
  • "Tri Hita Karana, A Balinese Cosmology For Universal Bio Cultural Diversity Conservation", Indonesia Tatler, edition 26, May 2006
  • Indonesia Tatler, January 2007, Anak Agung Gde Agung-Renaissance Prince, 'Bali's Renaissance", by Made Mastianta Nadera