Identitas (film)
Identitas | |
---|---|
Sutradara | Aria Kusumadewa |
Produser | Choky Situmorang |
Skenario | Aria Kusumadewa Ken-chang Senior |
Cerita | Aria Kusumadewa |
Pemeran | Tio Pakusadewo Leony Vitria Hartanti Ray Sahetapy Titi Sjuman Otig Pakis Teguh Esha |
Penata musik | Tio Pakusadewo |
Sinematografer | Yatsky |
Penyunting | Go-chang Senior |
Distributor | Tits Film Workshop - Citra Sinema |
Tanggal rilis | 6 Agustus 2009 |
Durasi | 83 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 2009 |
|
Identitas merupakan film satir Indonesia tentang rumah sakit dan pemerintahan yang dirilis 6 Agustus 2009 yang disutradarai oleh Aria Kusumadewa. Film ini dibintangi antara lain oleh Tio Pakusadewo, Leony Vitria Hartanti, Ray Sahetapy, Titi Sjuman, Otig Pakis, dan Teguh Esha.[1]
Identitas mendapatkan 9 (sembilan) nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia 2009, memenangkan 4 (empat) di antaranya; termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik untuk Aria Kusumadewa dan Aktor Terbaik untuk Tio Pakusadewo.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Identitas dibuka dengan sebuah korek api yang dinyalakan, lalu muncul tanda film.
Adam (Tio Pakusadewo), seorang pembersih mayat di sebuah rumah sakit di Jakarta merasakan hidupnya sangat membosankan. Traumatik yang dialaminya saat masih menjadi anak-anak karena ditinggalkan ayahnya membuatnya membenci semua orang dan hidup menyendiri. Setiap pagi ia bangun di rumahnya di komplek Padat Penduduk yang serba berdagang, mulai dari berdagang sajadah sampai sahabatnya yang berdagang batu nisan. Adam juga mendapatkan surat pemberitahuan, tetapi tidak diketahui pemberitahuan apa.
Adam bekerja setiap hari di sebuah rumah sakit sebagai pembersih mayat, di mana konflik yang bermacam-macam dari banyak orang berinduk di rumah sakit tersebut. Adam biasa "bercengkrama" denga mayat-mayat yang akan ia bersihkan sebelum ia melakukan pekerjaannya. Pada suatu hari, Adam kembali ke rumahnya setelah bekerja dengan membawa sekotak penuh minyak tanah, dan esoknya, saat sedang bersama temannya di warung rumah sakit, ia bertemu dengan seorang gadis tanpa nama (Leony Vitria Hartanti). Adam menjadi tertarik pada gadis tersebut, yang ternyata saat ia menyelidikinya gadis itu sedang menunggui ayahnya yang sedang dirawat disana.
Pada suatu kesempatan, Adam dan gadis tersebut berkenalan di kamar mayat tempat Adam biasa bekerja. Gadis tersebut menceritakan tentang masa lalunya dan bagaimana rumahnya juga digusur karena akan dijadikan peluasan gedung pemerintah, tetapi gadis itu tidak pernah memberi tahu ayahnya. Adam pun bercerita banyak pada gadis tersebut, dan saat Adam memperkenalkan namanya, gadis itu tetap tidak mau memberitahukan Identitasnya.
Suatu malam gadis tersebut setelah bekerja, ingin pulang ke rumah Adam. Adam tidak keberatan, tetapi saat ia menanyakan apa pekerjaan gadis tersebut, ia tidak menjawab. Saat di rumah Adam, gadis yang sedang mandi itu bertanya apakah ia boleh meminjam uang 200 ribu dari Adam untuk pengobatan ayahnya, dan Adam setuju. Namun gadis itu keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan busana, sebagai kompensasi terima kasih untuk Adam yang telah meminjamkan uangnya, dan juga mengindikasikan bahwa pekerjaan gadis itu adalah pelacur. Adam menolak dengan halus tawaran gadis itu dan menyatakan bahwa ia membantu dengan tulus.
Rupanya, tempat Adam bermukim akan dilakukan penggusuran, tetapi hal itu tidak menggertakan Adam. Ia tetap hidup dengan caranya sendiri dan tetap berhubungan dengan gadis itu. Suatu hari, gadis itu sakit dan Adam merawatnya satu malam di rumahnya, dan saat pagi harinya Adam akan membantu memperjuangkan Hak Hidup dari ayah gadis tersebut dengan membuat Askeskin untuk gadis tersebut. Di saat usahanya berhasil dan dengan gembira Adam kembali ke rumahnya, ia mendapati gadis itu telah pergi. Adam berusaha mencarinya ke mana-mana namun tidak ketemu, bahkan sampai ketempat gadis itu biasa melacur.
Pada suatu pagi, Adam yang menonton berita tentang ditemukannya mayat wanita tanpa busana dan tanpa Identitas di dekat gedung pemerintahan. Saat di rumah sakit, ternyata mayat yang akan Adam bersihkan adalah mayat wanita tadi. Saat akan mengecek siapa wajah wanita itu, Adam shock karena mendapati wanita itu adalah gadis yang sering bersamanya sebelumnya.
Hal ini membuat Adam semakin frustasi. Selain penggusuran kampungnya, Adam pun dipusingkan dengan mayat gadis yang sudah terlanjur dicintainya itu. Karena jika tak ada yang mengambil, mayat tersebut akan dijual. Kali ini, Adam memperjuangkan Hak Kematian dari gadis itu. Setelah menghabiskan seluruh tabungannya untuk membeli mayat gadis tersebut, ternyata ia gagal dan malah dianggap gila oleh dokter rumah sakit tersebut. Adam semakin frustasi, dan ia akhirnya memperkenalkan gadis tanpa nama tersebut sebagai Hawa, dan menyebut Hawa adalah "istrinya". Pegawai rumah sakit lainnya sudah biasa dengan gelagat Adam yang aneh.
Di lain pihak, tetangga Adam yang panik rumahnya akan digusur bertengkar. Suami istri tersebut berselisih pendapat, sang suami menyatakan bahwa ia akan terus tinggal di sana, sementara sang istri bersikukuh akan pulang kampung jika benar kampung tersebut akan digusur. Kembali ke Adam, Adam merasa lelah harus terus bersama Hawa di rumah sakit jika ia ingin bersamanya, maka pada suatu kesempatan, Adam membungkus mayat Hawa dan membawanya dalam gerobak sampah, lalu ia bawa sampai ke rumahnya. Sebelum sampai di rumahnya, ia melihat palang pintu kereta api dan melihat bahwa tetangganya tadi sudah bunuh diri.
Adam membaringkan mayat Hawa diranjang rumahnya, wajahnya ia bersihkan dan ia berikan selimut. Pagi harinya, semua polisi lengkap dengan banyak pasukan sudah siap untuk menghancurkan kampung Adam. Saat penggusuran dimulai, warga-warga yang masih bertahan dan berusaha untuk menghalau pasukan tersebut sementara Adam tidak melakukan apapun kecuali merapatkan selimut sampai menutupi seluruh badan mayat Hawa dan menatap rumahnya lekat-lekat satu kali lagi sementara kondisi di luar semakin ribut karena penggusuran sudah dimulai.
Adam pergi kebelakang rumahnya, mengambil sekotak penuh minyak tanah diawal film tadi dan ia menyiramkannya ke badan Hawa, kebagian rumahnya, lalu kebadannya sendiri sambil berteriak sebagai ungkapan frustasi, kesal, marah, kecewa dan sedih.
Lalu layar menghitam, dan menampilkan kembali korek api yang dinyalakan di paling awal film dan bunyi terbakar terdengar sambil roll credits berjalan.
Penghargaan dan Nominasi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
2009 | Festival Film Indonesia | Film Cerita Panjang Terbaik | Identitas | Menang |
Sutradara Terbaik | Aria Kusumadewa | Menang | ||
Pemeran Utama Pria Terbaik | Tio Pakusadewo | Menang | ||
Pemeran Utama Wanita Terbaik | Leony Vitria Hartanti | Nominasi | ||
Penata Artistik Terbaik | Kekev Marlov | Menang | ||
Penulis Skenario Asli Terbaik | Aria Kusumadewa & Ken-chang Senior | Nominasi | ||
Pengarah Sinematografi Terbaik | Yatsky | Nominasi | ||
Penyunting Gambar Terbaik | Go-chang Senior | Nominasi | ||
Penata Suara Terbaik | Edo WF Sitanggang | Nominasi | ||
2010 | Indonesian Movie Awards [2] | Pemeran Utama Pria Terbaik | Tio Pakusadewo | Menang |
Pemeran Utama Pria Terfavorit | Nominasi | |||
Pemeran Utama Wanita Terbaik | Leony Vitria Hartanti | Nominasi | ||
Pemeran Utama Wanita Terfavorit | Nominasi | |||
Film Terfavorit | Identitas | Nominasi |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Identitas (2009)". filmindonesia.or.id. Diakses tanggal 2023-01-10.
- ^ "Indonesian Movie Awards 2010". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2022-12-11.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Ulasan di Cineplex Diarsipkan 2009-08-09 di Wayback Machine.
- Unduh Identitas Di Risky Agus Salim Movies
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Fiksi. (2008) |
Film Bioskop Terbaik (Festival Film Indonesia) Produksi: Tit's Film Workshop Sutradara: Aria Kusumadewa Pemeran: Tio Pakusadewo, Leony Vitria Hartanti, Ray Sahetapy, Titi Handayani Sjuman (2009) |
Diteruskan oleh: 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (2010) |