Lompat ke isi

Batalyon Artileri Medan 8

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batalyon Artileri Medan 8/Uddhata Yudha
Dibentuk4 Desember 1960
CabangArmed
Tipe unitSatuan Bantuan Tempur
PeranPasukan Artileri Darat
Bagian dariKodam V/Brawijaya
MarkasJember, Jawa Timur
JulukanYonarmed 8/105 Tarik/UDY
MotoUddhata Yudha
BaretCoklat
MaskotAnak Panah Uddhata
Ulang tahun4 Desember
AlutsistaMeriam KH-178 105mm

Batalyon Artileri Medan 8/Uddhata Yudha atau Yon Armed 8/105/Tarik adalah merupakan salah satu satuan bantuan tempur (satbanpur) dibawah komando Kodam V/Brawijaya bermarkas di Jl. Letjen Suprapto No.16, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Sesuai perkembangan dan kebutuhan Artileri Medan (Armed) terutama untuk menumpas PRRI/PERMESTA di Sumatra dan Sulawesi, maka Pangdam Jawa Timur/Brawijaya memerintahkan Danyonargab 1 dan Danyonarsu 2 untuk membentuk satu Yonargab. Dengan demikian pada tanggal 4 Desember 1960 diresmikan Yonargab Dam Jawa Timur Brawijaya yang terdiri dari senjata-senjata campuran Mortir Berat 120 dan Meriam 76/Gunung yang berkedudukan di Malang.[1] Sebelumnya satuan ini bernama Yon Armed 8/76 dan berada di bawah kendali Resimen Artileri Medan 2/Putra Yudha Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Menurut rencana Mako Yon Armed 8/105 Tarik akan di redislokasi dari yang semula berada di Jalan Letjen Suprapto No.16, Kabupaten Jember, Jawa Timur ke Dusun Wonosunyo, Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.[2]

Alih kodal

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 30 Maret 2016, Guna Meningkatkan pengamanan dan pertahanan kedaulatan NKRI, TNI Angkatan Darat di wilayah Kodam V/Brawijaya, mengalihkan komando pengendalian Yon Armed 8/105 yang berada di Jember, dialih komando di bawah Divisi Infanteri 2/Kostrad ke Kodam V/Brawijaya. Pengalihan komando itu dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Mulyono, di Lapangan Rampal, Kota Malang. Alih komando itu bisa membuat efisiensi dan fleksibilitas TNI Angkatan Darat saat bertugas membela negara. Modernisasi sistem persenjataan (Sista) juga dirasa perlu, karena itu Roket Astros II yang ada di Yonarmed 1/Roket, bisa mudah dimobilisasi. Ketersediaan pangkalan udara dan pelabuhan sebagai sarana transportasi, jadi sarat mutlak pengerahan satuan roket. Mereka akan diproyeksikan ke seluruh Indonesia.[3][4]

  • Letkol Art. Muslihan Sulchan, S.I.P. (1990–1992)⭐
  • Letkol Art. Anak Agung Gde Suardhana, S.I.P., M.Sc. (1994–1995)⭐
  • Letkol Art. Ir. Drs. Subekti, M.Sc., M.P.A. (1996–1997)⭐⭐⭐
  • Letkol Art. Totok Suhartono (2005-2008)⭐
  • Letkol Arm. Maryudi, S.Sos. (2011)
  • Letkol Arm. Wahyu Sulastianto, S.H. (2014)
  • Letkol Arm. Bayu Argo Asmoro (2014–2016)
  • Letkol Arm. Beni Sutrisno, S.Sos.[5] (2016–2017)
  • Mayor Arm. Roni Junaidi (2017–2018)
  • Letkol Arm. Ferdian Primadhona, S.E., M.Tr.(Han). (2018–2020)
  • Letkol Arm. Suhendra Chipta, M.Tr.Hanla. (2020–2022)
  • Letkol Arm. Ketut Wira Purbawan, S.I.P., M.Han. (2022–2023)
  • Letkol Arm. Indra Andriansyah G.Dip., M.Han. (2023-2024)
  • Mayor Arm Triyadi Indrawijaya, S.H., M.I.P. (2024-sekarang)

Referensi

[sunting | sunting sumber]