Lompat ke isi

Iklan palsu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
See caption
Sebuah majalah tahun 1889 yang mempromosikan wafer kompleksion arsenik yang "sama sekali tidak berbahaya" yang mengklaim bahwa penggunaan "selama beberapa hari" dapat menghilangkan semua "ketidaksempurnaan kulit".[1] Arsenik dikenal pada era Viktoria sebagai sebuah zat beracun.[2]

Pengiklanan palsu adalah sebuah tindakan merilis, menyebarkan, dan mengedarkan secara publik iklan yang mengandung klaim atau palsu yang dibuat secara sengaja atau sembarangan untuk mempromosikan suatu properti, barang atau jasa.[3] Sebuah iklan palsu dapat diklasifikasikan sebagai menipu bila pengiklan secara sengaja menyesatkan konsumer, bukan membuat kesalahan yang tidak disengaja. Beberapa pemerintah menggunakan regulasi untuk membatasi pengiklanan palsu.

Tipe pengelabuan

[sunting | sunting sumber]

Iklan palsu dapat diartikan dalam dua bentuk yang umum: sebuah iklan yang mungkin secara faktual keliru, atau secara sengaja menyesatkan. Kedua tipe iklan palsu tersebut dalam digambarkan dalam berbagai cara.

Manipulasi foto

[sunting | sunting sumber]

Manipulasi foto adalah sebuah teknik yang sering digunakan dalam ranah kosmetika dan untuk iklan penurun berat badan untuk mengiklankan hasil yang keliru atau tidak umum dan memberikan konsumen kesan palsu mengenai kemampuan suatu produk.[4] Manipulasi foto dapat mengubah persepsi konsumen terhadap efektivitas suatu produk. [5]

Biaya tersembunyi dan biaya tambahan

[sunting | sunting sumber]

Biaya tersembunyi dapat menjadi sebuah cara suatu perusahaan untuk menipu konsumen yang lengah agar membayar lebih untuk suatu produk yang diiklankan dengan harga tertentu untuk meningkatkan keuntungan tanpa menaikkan harga produk[6].

Isian dan kemasan kebesaran

[sunting | sunting sumber]

Beberapa produk dijual dengan isian, yang menambah bobot legal sebuah produk dengan sesuatu berbiaya sangat murah bagi produsen dibandingkan dengan apa yang menurut konsumen mereka beli. Beberapa iklan makanan menggunakan teknik ini dalam produk seperti daging, yang dapat disuntik dengan kaldu atau air garam (hingga 15 persen)[7].

Memalsukan kualitas dan asal usul

[sunting | sunting sumber]

Bentuk lain dari iklan yang mengelabui adalah memalsukan kualitas atau asal suatu produk. Jika seorang pengiklan menunjukkan suatu produk dengan kualitas tertentu tetapi tahu bahwa produk tersebut memiliki cacat atau kualitasnya tidak sama, dapat disimpulkan bahwa mereka mengiklankan produk tersebut secara keliru. Produsen dapat salah menggambarkan tempat pembuatan suatu produk, dengan mengatakan (misalnya) bahwa produk tersebut diproduksi di Amerika Serikat padahal sebenarnya diproduksi di negara lain [8].

Klaim kesehatan menyesatkan

[sunting | sunting sumber]

Label "diet", "rendah lemak", "bebas gula", "sehat", dan "baik untuk Anda" sering dikaitkan dengan produk yang mengklaim dapat meningkatkan kesehatan. Pengiklan, yang menyadari keinginan konsumen untuk hidup lebih sehat dan lebih lama, mendeskripsikan produk mereka sesuai dengan itu. Iklan makanan memengaruhi preferensi dan kebiasaan belanja konsumen [9].

Iklan komparatif

[sunting | sunting sumber]

Perusahaan menggunakan sejumlah teknik periklanan untuk menegaskan bahwa produk mereka adalah yang terbaik yang tersedia. Salah satu taktik pemasaran yang paling umum adalah iklan komparatif, di mana "merek yang diiklankan secara eksplisit dibandingkan dengan satu atau lebih merek pesaing dan perbandingannya jelas bagi khalayak." [10]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "A Woman's Face is Her Fortune (advertisement)". The Helena Independent. November 9, 1889. hlm. 7. 
  2. ^ Little, Becky (September 22, 2016). "Arsenic Pills and Lead Foundation: The History of Toxic Makeup". National Geographic. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 5, 2018. 
  3. ^ "Merriam-Webster". Merriam-Webster. 2020. 
  4. ^ "Airbrushed make-up ads banned for 'misleading'". BBC. Diakses tanggal 15 Desember 2024. 
  5. ^ Lazard, Allison J.; Bock, Mary A.; Mackert, Michael S. (2020-04-02). "Impact of photo manipulation and visual literacy on consumers' responses to persuasive communication". Journal of Visual Literacy. 39 (2): 90–110. doi:10.1080/1051144X.2020.1737907. ISSN 1051-144X. 
  6. ^ Network, Laws com (4 April 2015). "Surcharges and Hidden Fees At A Glannce". Fraud. Diakses tanggal 15 Desember 2024. 
  7. ^ "The People's almanac : Wallechinsky, David, 1948- : Free Download, Borrow, and Streaming : Internet Archive". Internet Archive (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Desember 2024. 
  8. ^ Petryni, Matt (12 September 2011). "Types of a Deceptive Advertisement". Chron - Small Business (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Desember 2024. 
  9. ^ "Giving false information or omitting relevant information in the application | Victoria Legal Aid". web.archive.org. 24 Oktober 2020. Diakses tanggal 15 Desember 2024. 
  10. ^ Barry, Thomas E.; Tremblay, Roger L. (Desember 1975). "Comparative Advertising: Perspectives and Issues". Journal of Advertising. 4 (4): 15–20. doi:10.1080/00913367.1975.10672603.